Sinar matahari semakin terik hari ini, menandakan bahwa hari telah menjelang siang. Di waktu inilah murid-murid VHS kembali ke rumah masing-masing. Iren melangkahkan kakinya santai menuju tempat parkir. Keadaan sangat sepi di jam ini. Mungkin semua siswa sudah pulang dan ia sendirian di sini.
Di tengah lamunannya, Iren mendengar suara perdebatan di sekitar koridor sekolah. Iren mengendap-endap mencari suara itu dan pandangannya tertuju kepada 3 orang gadis yang sepertinya sedang melakukan sesuatu terhadap seorang gadis kusut di depannya. Iren diam-diam mengintip mereka.
"Gue dengar, kelas lo udah bikin tugas tentang kimia. Nah sekarang, serahin ke gue! Gue mau lihat!" Ucap seorang gadis dengan nada paksa.
"Ha? Engga kok. Kelasku belum ada tugas tentang kimia."
'Hah? Mila?' Batin Iren terkejut setelah mendengar suara lirih dari seseorang yang dikenalnya.
"Ah! Jangan bohong lo! Kalau lo bohong, hm...girls!" Gadis itu memanggil kedua temannya dengan panggilan yang terlihat sedikit centil. Kedua teman si gadis itu datang dengan kepalan tangan yang sepertinya siap melayang kapan saja.
"Nah. Gimana? Tetap ga mau serahin tugas lo? Kamu kan pintar, manis juga, jadi serahin dong. Gue janji bakal balikin ini ke lo lagi kalau sudah selesai."
'Hah? Gue ga salah lihat kan? Itu benar-benar Mila! Ngapain dia di pojokan sana?' Iren lebih menajamkan pendengarannya.
"Hei! Jawab! Helloww? Girls! Are you ready?" Gadis itu tersenyum miring.
"Please. Jangan sakitin aku please! Aku ga tau apa-apa!" Mohon gadis malang yang ternyata memang dialah Mila.
"Unch...kasihan banget sih. Oke, gue ga bakal sakitin lo asal lo serahin kertas tugas lo ke gue. Oke? Setuju?"
'Ga, ga mungkin aku serahin kertas ini ke dia. Aku udah susah payah buat ngerjain tugas ini sampai aku begadang berhari-hari. Dan dia? Cuman nikmati hasilnya aja tanpa proses,' pikir Mila sampai keringat dingin menetes deras.
"HEH! CEPETAN LO SERAHIN!" Paksa gadis di depan Mila. Mila mengeluarkan air mata dan berharap seseorang ada yang menolongnya.
"Aduh, gue harus tolongin Mila. Kasihan kalau dia terpojok kayak gitu."
"WOI SERAHIN!!!"
"STOP!!"
"Ha?"
Iren mendadak muncul di hadapan keempat siswa tersebut. Sebenarnya Iren tak mau ikut campur, tapi karena ada Mila jadi ia tak rela temannya diganggu seperti itu.
"Siapa lo?" Tanya gadis berambut panjang, hidung mancung, dan gayanya terlihat centil. Gadis itu mendekat ke arah Iren.
"Orang." Iren menjawab seolah-olah ia bodoh. Gadis di hadapan Iren menahan tawa dan kembali menatap Iren lagi.
"Lo kenapa ganggu temen gue? Bebasin dia," dingin Iren. "Lo mau temen lo bebas gitu aja? Oke, tapi serahin tugas kimia lo. Lo sekelas sama Mila kan? Gue denger kelas lo juga udah ngerjain tugas kimia. Jadi lo serahin itu ke gue dan gue bebasin dia. Gue janji bakal kembalikan tugas lo."
"Tugas? Tugas yang mana? Tugas kimia itu banyak," ucap Iren dengan tatapan tajamnya.
"Ya memang banyak. Jadi aku minta semua." Iren membulatkan mata. "Ha? Lo minta tugas kimia gue semua?!"
"Yes."
"Lo kayak anak kecil tau ga? Cuman gara-gara tugas aja lo minta sampai maksa. Lo kerjain sendiri dong! Orang lain udah kerja keras buat menyelesaikam tugas dan lo seenaknya lihat tanpa usaha. Dasar egois!! Kalau lo minta ajarin, gue akan ngajarin lo. Tapi kalau minta jawaban tugas, gue nolak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antar 2 Benua
Teen FictionKukira dia akan bersikap cuek atau bahkan tidak peduli dengan sesamanya. Dugaan itu muncul di pikiranku, setelah aku mengetahui bahwa dirinya berasal dari negara yang sangat jauh dari tempat berpijaknya sekarang. Namun dugaanku ternyata salah. Setel...