"Selamat datang!"
Lola berlari-larian ke tengah lapang sedangkan Iren berjalan pelan dengan perasaan bingung.
"I-Ini di mana?" Iren menatap pemandangan itu dengan perasaan yang tak asing.
"Kamu sekarang tahu kan ini di mana? Yuk kita duduk di tengah-tengah halaman rumput itu!" Lola dan Iren duduk di tengah-tengah hamparan luas yang ditanami bunga-bunga cantik serta gunung besar nan tinggi yang terlihat kokoh dan indah! Sangat cocok untuk orang-orang yang ingin melihat sunrise. Udara masih terasa dingin, membuat Iren semakin mendekap diri di sana.
Iren masih terpukau akan karya Sang Maha Kuasa ini. Benar-benar mengagumkan. Semuanya indah bagaikan Surga di Bumi. Lola meletakkan tasnya, begitu juga Iren. Lola mengeluarkan botol minumnya dan meneguknya.
"Kamu ga minum, ren?" Tanya Lola kepada Iren yang masih terkesima pada keindahan alam.
"Iren?" Panggil Lola lagi karena Iren tak kunjung menjawab tetapi malah melamun.
"E...ha? Gimana?" Iren justru bertanya balik.
"Kamu kenapa? Kamu ga minum?"
"Owh, iya. Aku akan minum." Iren mengeluarkan botol minum dan meneguknya.
Tak lama, secercah cahaya mulai muncul dari balik gunung. Tentu saja moment ini yang paling ditunggu-tunggu oleh wisatawan termasuk Iren dan Lola. Lola dan Iren mengeluarkan ponsel mereka dan mengambil potret matahari terbit itu. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Pemandangan ini pasti akan menjadi kenangan terindah bagi setiap orang.
"Wuihh bagus ya?" Lola membuka percakapan. Lagi-lagi Iren melamun melihat ke arah gunung dan ke arah tanah luas dengan banyak bunga. Iren mengernyitkan dahi dan sedikit demi sedikit, ia teringat oleh suatu peristiwa yang membuatnya tak asing dengan pemandangan ini.
Flashback on.
"Ayo! Tangkap!"
"Hahahaha!" Suara tawa anak kecil bergema di tempat itu. Dia tertawa riang lalu menangkap bola yang dilemparkan oleh seorang paruh baya di hadapannya.
"Yeyy! Aku bisa menangkapnya!!" Ucap gadis kecil itu. "Ayo istirahat!"
Gadis kecil itu serta kedua orang di dekatnya duduk bersama di tengah lapangan sambil memakan bekal yang mereka bawa.
"Lihat! Bunganya bagus ya!" Kata gadis itu dengan setangkai bunga putih di tangannya.
"Iya, cantik banget. Dari bunga ini, ingatlah untuk selalu menjadi cantik di dalam hatimu. Hati harus selalu menjadi putih seperti bunga ini oke? Tetaplah bahagia untuk menjalani kehidupan ini," ucap seseorang di samping gadis itu.
"Kalau dunia tidak seindah yang dibayangkan bagaimana?" Tanya gadis itu dengan polos.
"Tetaplah menerima semua itu dengan hati tulus. Buat semuanya menjadi bahagia seperti yang kamu inginkan. Tetaplah raih mimpimu untuk menjadi si petualang oke? Semangat!" Ketiga orang tersebut saling berpelukan satu sama lain di tengah-tengah udara dingin dan bunga-bunga yang menari di sekeliling mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antar 2 Benua
Teen FictionKukira dia akan bersikap cuek atau bahkan tidak peduli dengan sesamanya. Dugaan itu muncul di pikiranku, setelah aku mengetahui bahwa dirinya berasal dari negara yang sangat jauh dari tempat berpijaknya sekarang. Namun dugaanku ternyata salah. Setel...