07.00 PM, Classic Cafe.
"Hish! Di mana sih mereka? Kok kompak banget belum datang ke sini?" Kesal Iren yang sedang menunggu kedua sahabatnya dan satu lagi temannya, Lola.Tibalah 2 montor yang terparkir di parkiran luas depan kafe. Pemiliknya keluar dan menampakkan senyuman indah untuk Iren. "Woilah! Kalian lama banget!" Gerutu Iren.
"Ya maaf. Yok masuk! Eh iya, ini ada hadiah dari kita berdua buat papa kamu. Selamat ulang tahun buat papa kamu ya, ren. God bless," ucap Ririn sambil menyerahkan sekotak besar berbungkus plastik hitam kepada Iren. Iren menerimanya lalu mengajak kedua sahabatnya masuk.
"Yuk masuk! Langsung ke lantai dua ya. Sebelum itu, kalian pesan aja dulu makanan atau minuman sepuasnya. Nanti biar pihak kafenya yang ngantar pesanan kalian ke lantai dua. Eh iya, tolong bilangin ke kakaknya kalau aku pesan martabak manis porsi besar," perintah Iren dan kemudian ia naik ke lantai 2 mendahului sahabatnya.
"Permisi, Kak. Pesan satu milkshake vanila dengan oreo sama es krim vanila banana ya. Terus pesan pisang goreng dengan meises cokelat dan keju yang banyak, hihi. Makasih," kata Ririn kepada seseorang di meja kasir.
"Kalau aku pesan milkshake strawberry dengan saus strawberry juga dan buah segar. Terus pesan roti bakar rasa cokelat dan martabak manis porsi besar. Makasih," kata Desi.
Sang kasir mencatat pesanan mereka lalu mereka berdua menyusul Iren ke lantai 2. Sesampainya di sana, mereka bertiga mulai bersenang-senang mulai dari bermain lari-larian, makan bersama, curhat, dan lain-lain.
"Hish! Lama banget sih dia!" Kata Iren dengan kesal.
"Hei, santuy. Cari siapa sih?" Tanya Ririn yang kepo.
"Si itu...Lola, temen gue dari Spanyol," jawab Iren murung. "Hah?! Lo ngajak dia?!" Kaget Desi.
"Iya, karena papa. Papa yang maksa gue buat ajak dia. Niatnya sih ajak kalian doang. Tapi dari pada papa marah lagi, gue ajak dia. Dengan catatan, terpaksaa!" Iren menekan-nekan ponselnya, mencoba menghubungi Lola.
"Lah, ya bagus dong dia datang. Bisa tambah teman nih. Gue juga kepo, pengen lihat dia kayak gimana. Kayaknya seru deh. Ga sabar kenalan sama dia!" Ujar Desi antusias.
Tok...tok...tok...
Ketiga gadis itu tersentak kaget. "Hei? Siapa yang ketok pintu?" Tanya Ririn sambil menekuk dahinya.
"Firasat gue...kok ga enak ya. Jangan-jangan itu...,"
"Lola?" Sahut Desi memotong kalimat Iren. Iren dan Ririn mengangguk, menyetujui perkataan Desi.
"Coba deh lo buka, ren!"
Iren mendekati pintu lalu membukanya. Dugannya benar, tak meleset. Ya, itu Lola. "Hm, masuk! Kok telat? Kok lo langsung tahu tempat ini? Kok lo langsung naik lantai dua?" Tanya Iren tanpa jeda.
"Maaf ya telat. Soalnya tadi aku baru mengantar barang sebentar. Terus tadi di bawah ga sengaja ketemu papa kamu. Kata papa kamu, aku langsung naik ke lantai dua aja," jelas Lola dengan senyumnya yang membuat Ririn dan Desi terpesona.
"Cans banget dia, Rin!" Bisik Desi.
"Wei iya, bener kata lo!" Balas Ririn.
"Hm, udah pesen makanan?" Lola menggeleng. "Sorry, belum. Aku belum tahu kalau langsung pesen aja gitu."
"Pesen sekarang. Letakkan tas kamu dan turun ke bawah buat pesen makanan atau minuman sepuasnya. Terus naik lagi!" Kata Iren dengan dinginnya. Lola mengangguk lalu turun ke bawah. Sendirian.
"Dingin banget lo!" Kata Ririn disusul cengirannya.
"Biarin!" Balas Iren malas.
Kemudian, Lola datang ke tempat mereka bertiga. Disusul seorang pelayan membawa pesanan Lola dibelakangnya. Ririn dan Desi tersenyum untuk menyambut kedatangan Lola. Seketika Lola juga ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antar 2 Benua
Teen FictionKukira dia akan bersikap cuek atau bahkan tidak peduli dengan sesamanya. Dugaan itu muncul di pikiranku, setelah aku mengetahui bahwa dirinya berasal dari negara yang sangat jauh dari tempat berpijaknya sekarang. Namun dugaanku ternyata salah. Setel...