Tap...tap...tap...
"Fyuhh...fyuhh...fyuhh..." napas Iren tersengal-sengal. Iren berlari dengan buku latihan di tangannya. Iren terus melaju hingga ke sebuah kelas yang tertulis kelas 12 MIPA II.
Tok! Tok! Tok!
Iren mengetuk pintu kelas dengan terburu-buru. "Permisi! Permisi!" Ucap Iren gelisah.
"Ya? Ada apa, Dek?" Jawab seorang siswa putri dari dalam kelas. "Itu...siapa tu? Ish, itu...Kak Lisa ada?" Tanya Iren.
"Oh, Lisa...dia baru pergi, Dek. Dia ga ada di kelas," balas siswa itu.
"Loh? Ga ada di kelas? Di mana?" Tanya Iren lagi.
"Tadi katanya dia baru di lapangan basket. Memang ada apa?"
Iren menggeleng. "Ya sudah. Terima kasih, Kak!" Iren bergegas menyusul Kak Lisa ke lapangan basket sebelum jam istirahat habis.
Sesampainya di lapangan basket, Iren menengok ke sekeliling lapangan untuk mencari keberadaan kakak kelasnya, Kak Lisa.
"Haduh! Di mana sih Kak Lisa? Kan mau belajar bareng nih! Besok senin udah mau tes juga. Kan tinggal dua hari lagi nih!" Iren menyipitkan matanya dan terus melirik sampai menemukan sesosok perempuan yang dicarinya.
Di sana, para lelaki kelas 12 sedang bermain basket dan sepertinya sedang bertanding memperebutkan kemenangan di antara 2 kubu. Banyak perempuan yang sedang berbaris untuk menyoraki kedua tim basket tersebut. Iren mengelilingi lapangan. Kedua matanya menangkap seorang perempuan yang sedang duduk di tepi lapangan sendirian dan terus menyoraki kedua tim basket yang ada di hadapannya. Tanpa basa-basi, Iren mendekati perempuan itu.
"Kak!" Panggil Iren. Panggilan Iren mengundang perempuan itu untuk menoleh ke arahnya.
"Eh? Iren? Oh iya, kita akan belajar bersama ya? Maaf ya membuat kamu menunggu. Sebentar," ucap perempuan itu yang ternyata Kak Lisa.
"Guys!" Kak Lisa mengayunkan tangannya ke arah salah satu lelaki di salah satu tim basket. Lelaki yang menyadari panggilan Kak Lisa pun mendekat dan mengernyitkan dahinya.
"Apa?" Tanya lelaki itu.
"Aku duluan ya. Aku mau nemenin Iren belajar di perpustakaan. Maaf belum bisa lihat pertandingan kalian secara utuh." Lelaki itu mengangguk dan tersenyum simpul.
"Oke ga apa-apa. Thanks udah ke sini. Ini cuman pertandingan biasa kok. Oke bye!" Lelaki itu menyodorkan siku tangan kanannya. Kak Lisa mengangguk dengan senyum manisnya, lalu ikut menyodorkan siku tangan kanannya hingga menempel ke siku lelaki di hadapannya. "Yoi!" Sahut Kak Lisa.
Kemudian, Iren dan Kak Lisa menjauh dari lapangan basket menuju ke perpustakaan. Setibanya di perpustakaan, Kak Lisa dan Iren mengambil tempat duduk kosong di pojok ruangan. Lalu mereka kembali melanjutkan materi dan belajar bersama.
"Eh, Kak! Cowok yang ada di hadapan kakak tadi pas di lapangan basket itu pacar kakak?" Tanya Iren selesai belajar dengan Kak Lisa. Mendengar pertanyaan Iren, Kak Lisa tertawa.
"Hahaha, bukan. Kakak ga punya pacar bahkan ga punya doi wkwkwk. Itu tadi cuman teman biasa kakak. Kemarin kakak sudah buat janji sama dia kalau hari ini akan lihat pertandingannya di lapangan basket. Ya kalau ada janji, ya ga mungkin dilanggar dong. Jadi kakak tepati janji kakak dan hari ini kakak ke sana buat lihat pertandingannya," jelas Kak Lisa seraya mengambil beberapa buku untuk dibacanya di kelas.
Iren mengangguk dan membulatkan bibirnya. "Oh iya, makasih ya Kak udah nemenin belajar selama ini. Serasa kakak sendiri hehe. Tanpa bantuan kakak, aku ga bakal bisa jawab pertanyaan. Maaf tadi ganggu," ujar Iren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antar 2 Benua
Teen FictionKukira dia akan bersikap cuek atau bahkan tidak peduli dengan sesamanya. Dugaan itu muncul di pikiranku, setelah aku mengetahui bahwa dirinya berasal dari negara yang sangat jauh dari tempat berpijaknya sekarang. Namun dugaanku ternyata salah. Setel...