"Hai Iren!" Sapa Mila yang baru saja melihat Iren masuk ke dalam kelas.
"Hm...hai," jawab Iren. Kemudian, Iren duduk di bamgkunya. 1 menit setelahnya, Bu Vina datang dengan membawa sejumlah buku di tangannya. Pandangan hari ini tampak berbeda. Ada seorang gadis di samping Bu Vina. Rambutnya pirang dan tergerai indah di sana, mata cokelatnya yang terlihat ramah, dan juga tinggi tentunya, membuat kaum adam takjub kepadanya.
"Halo anak-anak. Selamat siang," sapa Bu Vina. "Selamat siang, bu," serentak murid-murid.
"Baik anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru. Di sini, saya membawa seorang gadis cantik yang berasal dari tempat yang sangat jauh."
Kelas menjadi gaduh karena kedatangan gadis itu. Iren tetap diam di tempat dan tak terkejut sedikitpun. Karena ia sudah mengenalnya sebelumnya.
"Ayo, perkenalkan dirimu," perintah Bu Vina ke arah gadis itu.
"Hello everyone. Nama saya Lola Delicia. Saya berasal dari Barcelona, Spanyol. Saya pindah ke Indonesia karena papa ada tugas di sini. Senang bertemu dengan kalian semua!" Kata Lola dengan ramah dan dengan senyumnya yang manis. Meskipun logat bicaranya belum terlalu jelas, namun seluruh siswa mengerti akan apa yang diucapkannya.
"Halo!" Jawab anak-anak kelas 11 MIPA I. "Baik anak-anak. Ibu harap kalian semua bisa mengenal Lola lebih dekat. Dan tetap bersikap baik dengannya ya. Oke, Lola. Selamat datang ke kelas barumu. Silahkan duduk di kursi kosong tersebut!" Bu Vina menunjuk ke kursi kosong yang ada di samping Iren.
Iren menegak dan geleng-geleng kepala pasrah. "Baik, bu," jawab Lola. Kemudian, Lola melangkahkan kaki menuju tempat duduk yang kosong.
"Oke. Mari kita mulai pembelajaran matematika kita. Lihat ke papan tulis dan simak penjelasan saya!" Seluruh siswa memperhatikan papan tulis dan menyimak penjelasan Bu Vina.
Iren masih diam terpaku. Dia tidak menyangka bahwa ia bisa satu kelas dengan Lola. Ditambah ia juga tak menyangka akan satu bangku dengan Lola.
Beberapa jam kemudian, waktu istirahat tiba. Iren tetap berada di kelas, tidak seperti teman-temannya yang lain yang memilih untuk keluar kelas. Iren membuka ponselnya dan teringat hari ini tepatnya nanti malam, ia bersama sahabat-sahabatnya akan berkumpul di rumahnya.
Ririn Averina
Heyo, nanti jangan lupa!Desi Cantikarini
Emh...hampir aja lupa gue. Oke-oke.Ririn Averina
Iren, besok ga sibuk kan?Desi Cantikarini
2in?Iren Felisca
Engga. B aja.Ririn Averina
Bagus deh kalau gitu. Sampai ketemu nanti^^Desi Cantikarini
YeuuuIren Felisca
Hm. Y.Iren mematikan ponselnya dan melanjutkan aktivitas pembelajaran di sekolah.
***
"AAAA!!! IRENN!!" Histeris Ririn dan Desi ketika mereka melihat sosok Iren di depannya. Mereka bertiga saling berpelukan di ambang pintu rumah.
"Ayo, masuk!" Ketiga gadis itu masuk ke dalam rumah Iren. "Hai Tante, hai Om, hai Kak Ines!!" Ucap Ririn dan Desi bersamaan.
"Halo," serentak keluarga Iren.
"Kalian langsung ke kamar Iren aja ya. Anggap aja rumah sendiri. Nanti Tante bawain makanan. Oke?"
"Oke, Tan. Makasih banyak, Tante," ucap Ririn sopan. "Anggap rumah sendiri berarti kita boleh berantakin rumah?" Tanya Desi yang seolah-olah tidak merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antar 2 Benua
Teen FictionKukira dia akan bersikap cuek atau bahkan tidak peduli dengan sesamanya. Dugaan itu muncul di pikiranku, setelah aku mengetahui bahwa dirinya berasal dari negara yang sangat jauh dari tempat berpijaknya sekarang. Namun dugaanku ternyata salah. Setel...