7. Balapan

297 239 328
                                    

"Pepatah selalu mengatakan, jangan terlalu cepat asal selamat."

Di malam hari, Utara sudah selesai bersiap untuk mengikuti balapan, yang tempo hari telah di janjikan oleh Bara.

Ia memelankan langkahnya di pijakkan tangga terakhir. Utara menoleh kesana kemari, ia harus memastikan jika Bunda dan Ayahnya sudah terlelap tidur.

Dirasanya aman, Utara pun segera melesat cepat meninggalkan rumah. Ia beralih dulu untuk mengecek keadaan motor ninja hitamnya.

"Waduh, kenapa nih si Ara?" tanya Utara pada diri sendiri, setelah berulang kali mencoba menghidupkan motor ninja hitamnya. Tapi nihil tidak bisa.

Karena membuang waktu, Utara akhirnya memutuskan untuk langsung saja ke arena balapan. Ia pun berjalan ke depan pintu gerbang, sembari terus menelpon anggota geng nya.

"Ck, pada kemana sih?" kesal Utara, setelah menelpon semua anggota geng nya, namun hanya mendapati suara getaran. Tidak ada satu pun yang mengangkat telpon darinya.

Utara berpikir bagaimana cara, agar ia dapat sampai ke arena balapan, kalo gini caranya. Seolah ada ide setelah berpikir, ia tersenyum kecil ketika melihat rumah tetangganya. Rumah Asia.

Utara berjalan ke arah rumah Asia. Setelah tepat ada di depan gerbang, ia memencet bel yang ada di sisi samping gerbang. Lama tidak ada yang keluar, ia memencet bel rumah kembali. Tidak berselang lama, cewek dengan berbaju piyama biru membuka gerbang dan menghampiri Utara.

"Ada apa?" tanya Asia, cewek yang berbaju piyama biru.

"Gue, boleh minjem mobil lo enggak?"

"Buat apa? Lo mau maling, bawa mobil gue?"

"Mana ada maling yang izin minjem. Kalo mau, gue dari tadi udah manjat nih pager," sanggah Utara.

"Ouh iyaya,"  tidak mau kelihatan seperti orang bodoh, Asia bertanya kembali. "Buat apa?"

"Main," jawab singkat Utara.

"Lo cuman main kan? kenapa harus pake mobil sih. Minjem segala lagi."

"Kalo gue jawab bukan main doang, lo emang mau minjemin mobil?"

Asia meletakkan jari telunjuk di jidat, seolah tengah berpikir keras. "Emm, gue mau kok pinjemin,"

Jawaban yang keluar dari mulut Asia, Utara sama sekali tidak menduganya. "Lo bener, gue boleh minjem?" tanya Utara memastikan.

Asia menanggapi dengan anggukan kepala. "Iya, boleh." jawab Asia tanpa ragu.

Utara tidak menampilkan senyum, ia hanya ingin mendengarkan apa nanti akan ada kelanjutannya lagi atau tidak,

"Tapi--

Tuh kan pasti akan ada kelanjutannya lagi. Pasrah, jika Asia tidak meminjamkan mobilnya sudah Utara lakukan untuk saat ini.

"Tapi, gue mau ikut."

Apa? Utara tidak salah dengar kan. Asia mau ikut, kalo ikut dia gimana nanti disana? "Enggak, enggak boleh. Lo gak boleh ikut,"

"Yaudah, lo gak boleh bawa mobil gue,"

"Oke, gampang gue pesen ojol aja."
Kenapa juga sih ia baru kepikiran tentang aplikasi itu. Untung saja belum terlambat, Utara merogoh saku jaket nya dan mengeluarkan benda pipih tersebut.

Baru saja, ia akan mencari aplikasi tersebut. Eh tau-tau nya, gadjet Utara sudah beralih ke dalam genggaman tangan Asia.

"Sekarang mau pesen ojol pake apa?"

The Baseball Bat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang