18. Pasangan

140 94 549
                                    

"Jangan bosan untuk mencintai, karena mencintai itu indah dan mudah untuk dilakukan. Hanya saja kesetian yang sulit dilakukan."

Sedangkan, Utara sekarang ini merasa jenuh apalagi ketika tenda yang ia buat dan temannya sudah berdiri sejak awal. Utara dan kawannya memang tidak merasa kesulitan apapun disaat mendirikan tenda.

"Woy, pinjem hp dong." teriak Vino dari luar tenda.

Posisinya memang seperti ini Utara dan Daffin juga Kenzie ada di dalam tenda, sedangkan Vino dan Rasen mereka berdua sedang merayu para cewek pribumi, di luar tenda.

"Buat apaan?" Kenzie bertanya sama halnya dengan Vino, berteriak.

Suara orang berjalan mendekat pun terdengar dan ternyata adalah Vino yang menghampiri mereka.

"Ini, buat ngasih nomer hp ke cewek yang 'Ayu¹'."

"Ayu, Ayu. Kiyara mau di kemanain tuh?" tanya Kenzie.

"Kan, ayang Kiya gue gak tau."

"Nanti, gue kasih tau ah. Kalo si Vino selingkuh."

"Bilang aja, Zie, bilang. Orang Ayang Kiya bukan pacar gue."

"Parah lo, di php-in si Kiya."

"Gak php kok, nanti juga gue balik lagi kok sama ayang Kiya."

"Berisik dah, pinjem hp aja harus debat mulu." sahut Utara sambil merubah posisi duduknya menjadi tiduran.

"Iya nih, si Vino, dasar."

"Udah deh, Zie. Jangan mulai!"

Setelah itu, terdengar suara grasak-grusuk, "Eh, suruh kumpul tuh kita." ternyata Rasen yang bermaksud untuk memberitahu.

"Yaudah, yuk lah." ajak Kenzie.

"Yah, gak jadi dong, berduaan sama Neng Ayu," kata Vino terdengar lesu, "Gara-gara lo sih, Ken." lanjut Vino.

"Udah lah, yuk kita kumpul." ajak Kenzie, lagi.

Mereka pun pergi meninggalkan tenda yang sempat menjadi saksi bisu dari perdebatan Vino dengan Kenzie.

*BASEBALL BAT*

Vino yang sudah sampai duluan di tempat barisan, sedang menggurutu kesal.

"Kenapa sih, Vin?" tanya Rasen.

"Gue kagak jadi tukeran nomer hp. Gara-gara tuh, ayam kentaki."

"Lah, masih yang tadi? Kirain gue, udah kelar urasannya." sahut Kenzie.

"Kaya cewek lo, dipermasalahin mulu." celetuk Rasen.

"Ya, gapapa dong. Suka-suka, gue."

Utara yang jengah hanya bisa merotasikan bola matanya.

Berbeda dengan Daffin yang tidak menghiraukan mereka sama sekali, ia sedang fokus pada gawainya.

Utara menyenggol bahu Daffin, "Chatan sama siapa, lo? Sibuk mulu daritadi."

"Orang." balas Daffin singkat.

"Terserah,"

Setelah itu, Utara dan kawan-kawan menyibukkan dirinya masing-masing.
Sampai pada akhirnya, Pak Bondan hadir di depan barisan mereka semua.

"Mari kita mulai kegiatan awal pada perkemahan ini. Panitia tolong jelaskan apa yang harus dilakukan." Pak Bondan mempersilahkan panitia, yaitu Bu Susan- selaku panitia acara.

"Terimakasih, Pak." hormat Bu Susan, "Acara awal kita, Ibu akan pasangkan kalian semua cewek sama cowok. Yang Ibu sebutkan artinya kalian berpasangan." sambungnya.

Lalu terdengar suara bising yang membicarakan banyak hal, seperti

'Yes, berpasangan. Semoga aja gue sama Utara deh.' ucap cewek 1.

'Lo sama Utara, gue sama Daffin aja deh.' kata cewek 2.

'Gue, sama siapa dong?' tanya cewek 3.

'Rasen aja, gue sama Kenzie.' balas cewek 4.

'Kalian ributin yang gak bakal terjadi tau.' celetuk cewek berhoodie merah.

"Eh, yaudah sih." sinis cewek 1.

"Sudah," lerai Bu Susan melihat kegaduhan yang terjadi.

"Ibu akan sebutkan nama kalian satu persatu. Yang pertama Daffin dengan Naina.

Kedua Asia dan Utara, ketiga Vino dengan Rasen, empat kenzie dengan Clarissa, lima Azkadina dan Kiyara." jelas Bu Susan, hingga semua nama mendapatkan pasangannya.

Utara yang mendapatkan pasangan Asia segera melakukan sujud syukur, beda lagi dengan Rasen

"Astagfirullah, mimpi apa gue semalam, bisa dapet pasangan kaya lo Vin." keluh Rasen, sambil mendongakan kepalanya melihat langit.

"Mimpi anoa kecebur kali Sen." Kenzie berujar secara spontan.

"Emang tega lo, Ken. Harusnya lo juga Sen, seneng bisa dapet pasangan kaya gue."

Rasen membuka mulutnya untuk membalas ucapan Vino, namun Utara sudah dulu berujar, "Iyain aja, Sen."

Jadilah Rasen hanya bergumam, "Hm."

Mendengarnya Vino sangat senang, "Makasih Tar, udah mau belain gue."

"Hidih, ge'er lo, siapa juga yang belain situ. Gue mah gak mau aja lo nangis di selokan ikan kuning."

"Wah parah lo, Tar. Kasian dong Vino." Kenzie merangkul bahu Vino.

"Kagak makasih gue sama lo, Ken." Vino menyentak tangan Kenzie yang masih bertengger di bahunya.

Kiyara yang baru datang, langsung berujar, "Vino sekarang kasar ya."

Vino beralih melihat Kiyara, "Kok, kasar sih Yang?"

"Yang, yang emang kembang goyang apa."

"Yang itu arti sayang tau."

"Yang apaa--"

"Udah, gak usah diperpanjang deh." ujar Clarissa, sembari menghampiri Kenzie.

Tidak lama, Arsya datang dengan cowok berambut hitam agak kecoklatan, dapat dipastikan mungkin itu adalah pasangannya.

"Ya, lo kalo butuh apa-apa bilang sama gue aja yah." kata Arsya, memang sedari awal ia datang kesini untuk menyampaikan hal tersebut.

"Iya, Sya." jawab Asia dibalik punggung Dina.

Utara langsung menyerobot, "Kalo butuh bilang sama gue aja, Ya."

Karena Arsya malas harus berdebat dengan Utara, jadi ia langsung saja kembali pada barisannya.

Asia mengedikkan bahunya acuh sebagai balasan perkataan Utara.

*****
¹ Ayu: cantik dan anggun

The Baseball Bat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang