"Jadi tetangga, besok baru rumah tangga."
Sunday. Hari yang dinantikan oleh semua kalangan mulai dari pelajar, pekerja, remaja, bahkan lansia.
Seperti biasa, hari ini Asia sedang melakukan rutinitas lari paginya.Sudah lima putaran, ia mengelilingi kompleks perumahannya. Asia memutuskan untuk istirahat sejenak, guna menetralkan nafasnya.
Tidak di sengaja, ia melihat seorang Ibu yang sedang kesusahan membawa belajaannya. Ia pun segera menghampiri si Ibu itu.
"Sini Bu, saya bantu." Asia mengambil alih sebagian belanjaan si Ibu tersebut.
"Eh, iya," kaget si Ibu. "Makasih ya, Nak."
Asia tersenyum, dan menganggukkan kepalanya. "Sama-sama bu."
Mereka pun berjalan beriringan, selama dalam perjalanan tidak ada yang membuka suara.
"Nak, sini. Ini rumah Bunda," tunjuk si Ibu, memberhentikan langkah Asia yang berjalan sedikit mendahului di depannya.
Asia menoleh ke belakang, lalu mengikuti langkah si Ibu. Setelah sampai di depan pintu rumah si Ibu. Asia pun segera bergegas untuk pulang, yang ternyata rumah si Ibu dan rumah nya bersebelahan.
"Yasudah saya pulang dulu ya, Bu."
"Tunggu, sini masuk dulu."
"Enggak usah, Bu. Makasih." tolak Asia secara halus.
"Udah sini, masuk dulu." si Ibu menarik pelan tangan Asia untuk masuk ke dalam rumah nya.
Lalu, Asia dipersilahkan si Ibu duduk di ruang tamu, sedangkan si Ibu menyimpan semua belanjaan nya di dapur.
Selagi menunggu si Ibu, Asia melihat-lihat dulu seisi rumah ini. Banyak figura foto bocah laki-laki yang terpajang di atas nakas lemari. Namun, yang menarik perhatian Asia yaitu foto seorang bocah lelaki sekitar 7 tahunan yang sedang memamerkan piagam. Jika boleh Asia tebak mungkin itu adalah penghargaan pertama si bocah tersebut.
Serius nya Asia, sampai-sampai ia tak menyadari jika si Ibu itu mengikuti arah pandang Asia.
"Nama kamu siapa? dari tadi mau nanya lupa. Maklum lah ya faktor U." si Ibu terkekeh pelan.
"Saya Asia, Bu," jawab Asia sembari tersenyum memaklumi.
"Nak Asia jangan panggil Ibu ya, Bunda Eila aja, lebih enak."
Asia menanggapi dengan anggukan, lalu berkata. "Owh iya Bu, eh Bunda."
"Bunda juga punya anak, seumuran sama kamu deh kayanya," bunda Eila melanjutkan ucapan nya. "Nak Asia sekolah dimana?"
"Asia sekolah di SMA Jagat Putih, Bunda."
"Owalah, ternyata sama. Anak Bunda juga sekolah disana."
"Emang nama anak Bunda siapa?" tanya Asia.
"Utara, nama anak Bunda." jawab bunda Eila dengan cepat.
"Utara, gak mungkin Utara yang itu kan? Akh, kan nama Utara banyak." ujar Asia dalam hati.
Mendengar nama Utara, Asia jadi ingat tentang syarat yang ia berikan waktu itu.
*BASEBALL BAT*
Asia sedang merapihkan ruang Osis yang tadi sempat di gunakan. Setelah itu, Asia keluar dari ruang Osis.
Selama dalam perjalanan menuju kelas, Asia hanya melihat beberapa siswa itupun yang sedang Ekstrakurikuler.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baseball Bat Girl
Genç KurguAsia Charity Baskara, yang terkenal dengan jabatannya sebagai Ketua Osis SMA Jagat Putih. Jangan lupa pada ciri khasnya yang selalu membawa tongkat baseball, menambah kesan jutek. Tapi, ciri khas yang dimiliki Asia membuat murid SMA Jagat Putih jad...