Tidak sulit membuat saya bahagia, kalian hanya cukup membaca. Jika suka, tolong beri saya vote dan coment.
Terimakasih.
Happy reading ❤*****
"Rasanya mudah untuk mendapatkan sesuatu, sampai akhirnya kita tidak sadar bahwa setiap tujuan pasti akan ada prosesnya."
Awal dari permainan ini, mereka semua diperintahkan untuk bermain lempar gelang dan dimasukkan pada gelas. Jika 1 gelang yang diberikan guru berhasil masuk, maka ia akan langsung menyelesaikan mainnya, dengan bonus dinyatakan sebagai pemenang. Namun, kalau tidak ya sudah permainan akan berlanjut.
Asia dan Utara pun sudah sepakat akan menyelesaikannya. Utara kali ini yang akan bermain. Kenapa tidak Asia? Karna Asia tidak begitu paham cara bermainnya, jadi ia pasrahkan saja pada Utara.
Suara piring dan sendok pun berdenting, tandanya Utara dengan yang lain harus segera melemparkan karet tersebut ke dalam gelas.
Sedangkan yang tidak berjuang, hanya dapat menyaksikan di pinggir stand dengan sorakan 'semangat', seperti Kiyara yang menyemangati Dina.
Utara ragu untuk melemparkan gelang ini, soalnya jika tidak masuk maka sudah, ia dan Asia akan berlanjut bermain.
Tapi Utara lemparkan saja gelang berwarna biru itu, seperti gerakan slowmotion gelang itu lama sekali mendarat.
Utara dan Asia harap cemas menunggu pendaratan gelang tersebut, dan ya...
Huft! Gelang itu tidak mendarat pada gelas, sudah dipastikan Asia dan Utara akan melanjutkan permainannya.
Utara beralih melihat kesisi kiri lebih tepatnya pada Asia. Ia menggerakkan bibirnya seperti mengucapkan kata 'maaf'.
Asia dapat mengerti itu tidak mudah dan ia memakluminya, ia menanggapi Utara dengan senyum hangat.
"Gapapa, Tar. Yuk ah, kita ambil abjad 'A' nya." ajak Asia menarik tangan Utara, tidak menghiraukan yang lainnya yang kini sedang memberenggut kesal.
Utara mengikuti langkah Asia.
Sampainya Utara dan Asia di depan tebing dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.
Mereka saling pandang, lalu mengedikkan bahunya.
"Kita disuruh apa?" tanya Asia sambil memperhatikan peta kecil ini, takutnya ia dan Utara salah melangkah.
"Gak tau, ini bener gak tempatnya?"
"Bener kok," Asia menunjukkan peta kecil tersebut, setelah itu ia membalikkan kembali peta kecilnya.
"Eh, bentar disini ada gambar macam-macam abjad. Coba deh Tar, lo liat keatas dulu." titah Asia.
Utara mengikuti apa kata Asia, ia mendongak dan Utara melihat abjad-abjad itu bergelantungan disana.
"Gue tau, kayanya kita disuruh manjat deh buat ambil abjad nya." kata Utara.
"Terus siapa yang manjat?"
"Gue." jawab cepat Utara.
Lagian kalau jatuh, dibawah tebing sudah disediakan matras, ini. Dan juga dilengkapi keamanan, tadi awal mulanya memang panitia disini memberikan setiap siswa alat pengaman, seperti Kernmantle Rope¹ (tali karmantel) dan lain sebagainya. Entahlah mungkin sengaja, agar anak didiknya tidak terluka sedikit pun.
"Beneran?" Karna lama terbengong membuat Asia tidak menyadari kalau Utara sudah ada dipertengahan tebing.
"Beneran," teriak Utara diatas tebing sana, ia memanjat tebing dengan sangat mudah karna semua tampak didukung oleh tinggi badannya yang mencapai 175 cm.
"Hati-hati, semangat Utara." Asia menyemangati Utara.
Utara yang disemangati Asia senang bukan main saat mendengarnya. Baru kali ini bukan Asia menyemangati Utara? Jadi wajar saja, Utara senang.
Sekitar 15 menit Utara berada dipangkal tebing, disana ia mencari abjad 'A' sesudah itu ia turun kembali dengan perlahan.
*BASEBALL BAT*
Dan kini, kita masuk pada permainan kedua, permainan ini kita hanya perlu menyusuri tanah berlumpur ke dalam selokan buatan. Setidaknya itu yang Asia lihat dari sudut pandangnya.
"Siapa yang mau masuk?"
"Gue aja." balas Utara, turun dong pamor Utara sebagai laki-laki, jika ia mengizinkan Asia yang menyusuri lorong itu.
"Ouh, yaudah."
Utara pun bersiap menyusuri lorong yang berdiameter 150 cm.
Utara yang sudah masuk lorong selokan tersebut, sementara Asia menunggu Utara di hulu lorong tersebut.
Asia tidak dapat melihat apa yang ada di dalam lorong tersebut, karna lorong selokan dilapisi dengan jaring-jaring. Lorong selokan buatan ini seperti nyata, atasnya dialasi jaring-jaring hitam pekat, panjangnya tidak lebih dari 300 cm, sedangkan dibawah terlihat tanah berlumpur.
Sambil menunggu, Asia melihat peta kecil dahulu, tidak lama Utara datang dengan tanah berlumpur yang menempel pada badannya.
"Utara." seru Asia yang berjalan mendekati Utara.
Semakin mendekat Asia semakin mencium bau tak sedap. Ia ada di depan Utara dan langsung menutup hidungnya karna bau semakin menyengat.
"Kok bau?"
Utara tidak menjawab Asia, ia hanya memberikan kartu bernomeran '19'.
"Bau lah, Ya. Orang dalamnya air comberan," sahut Vino, dibelakang Utara ia juga sama kotornya seperti Utara.
***
¹ Kernmantle Rope (Tali karmantel): Tali adalah peralatan panjat tebing yang wajib karna fungsinya sebagai pengaman apabila terjatuh sampai menyentuh tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baseball Bat Girl
Teen FictionAsia Charity Baskara, yang terkenal dengan jabatannya sebagai Ketua Osis SMA Jagat Putih. Jangan lupa pada ciri khasnya yang selalu membawa tongkat baseball, menambah kesan jutek. Tapi, ciri khas yang dimiliki Asia membuat murid SMA Jagat Putih jad...