"Semua orang butuh bukti, bukan janji yang seolah-olah cuman bualan belaka."
Hari senin tidak pernah sekalipun membuat Utara berhenti dengan rutinitas tidurnya, itupun waktu semalam Utara tidur tepat pada pukul 8 malam. Yang mana tidur cepat bangun lambat.
Kata orang sih dia pelor, nempel bantal langsung molor. Eh, tapi apa peduli Utara yang harus memikirkan kata orang? Orang aja mana mungkin memikirkannya. 'Hidup gak usah mikirin kata orang, Bro! Orang aja, boro-boro mikirin lo kalo sakit.' Kata Utara waktu itu.
"Utara, bangun, Nak!"
Alarm tercinta yang sudah siap untuk membangunkan Utara.
Namun, Utara masih saja bergeming dengan kegiatan tidurnya. Tidak ingin membuka mata hanya untuk melihat dunia yang penuh tipu daya ini.
"Utara!"
Makin lama Utara semakin merasakan kekerasan dalam rumah tangga, eh, rumah anak. Sebenarnya, Utara sudah bangun sebelum Bundanya membangunkan dirinya.
Tapi, ia sangat tidak ingin mimpi menari berdua dengan Asia terganggu.
"UTARA!!" Bunda Eila yang sudah kelewat jengkel, langsung memelintirkan telinga milik anaknya itu.
"Aduh,duh.. Bunda, lepasin dulu ih." rintih Utara, sambil membuka matanya, karna repleks yang tadi Utara alami.
"Bangun, mandi terus berangkat sekolah!" kata Eila penuh penekanan disetiap katanya.
Tidak ingin merasakan kekejaman Ibu kandung, Utara segera mandi dan bersiap menuju Sekolah.
"Bunda, Utara berangkat dulu ya."
Utara menyalimi tangan Eila, dan berjalan keluar.Diluar ia menghampiri motor ninja hitamnya, yang sudah lama ia tinggal. Ara.
*BASEBALL BAT*
Kurang lebih 30 menit, Utara dapat sampai di sekolah tercintanya ini.
Jalanan Kota Kembang tadi tidak terlalu padat, disebabkan oleh cuaca yang agak tidak mendukung. Mendung.
Utara pun hanya melihat segelintir siswa saja di kelas Mipa-1 ini, yaitu Rasen yang sudah duduk manis ditemani dengan sebuah buku berlabelkan 'PR'.
"Tumben, datang cepet."
"Pengen aja."
Rasen memutar badannya ke samping, menghadap Utara. "Lo tau gak? nanti siang kita bakalan ada pengumuman, tentang kekompakan gitu sama Mipa-2."
Belum juga Utara menyahut perkataan Rasen, yang lain sudah datang masuk ke kelasnya.
Dilihatnya memang sekarang pukul 7 pagi, waktunya siswa-siswi untuk masuk ke kelas.
"Gak tau." balas spontan Utara, karna tadi Rasen dengan sengaja menyenggol bahu Utara.
"Oh, padahal kalo lo tau, lo bisa ajak temen lo taruhan tuh."
"Maksudnya?"
"Nih, nanti lo suruh tebak lawan lo, menurut dia yang jadi pemenang kekompakkan Mipa-1 apa Mipa-2. Misalnya, dia salah, lo bisa minta apa aja tuh. Cocok buat lo yang mau pdkt sama si Asia."
Pemberian saran dari Rasen dapat dipertimbangkan juga. Solusi bagus bukan, jika Utara melakukannya?
"Bagus, juga tuh ide."
"Yo'i, dong. Eh, tapi bertahun-tahun Mipa-2 selalu menang dan kompak. Jadi, lo jawab cepet aja, jangan kalah telak ngomong sama si Asia."
Utara memberikan acungan jempolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baseball Bat Girl
Teen FictionAsia Charity Baskara, yang terkenal dengan jabatannya sebagai Ketua Osis SMA Jagat Putih. Jangan lupa pada ciri khasnya yang selalu membawa tongkat baseball, menambah kesan jutek. Tapi, ciri khas yang dimiliki Asia membuat murid SMA Jagat Putih jad...