20. Ikan Bandeng

156 98 1.1K
                                    

Tidak sulit membuat saya bahagia, kalian hanya cukup membaca dan memberikan semangat melalui vote dan coment.

Terimakasih..
Happy reading ❤

*****

"Jangan ngeluh panas, kalo nanti lo juga ngeluh dingin."

Semua orang sudah berbaris kembali, tentunya dengan pasangan masing-masing, pasangan yang telah ditentukan oleh Bu Susan. Mengapa mereka berbaris kembali? Jawabannya simple, karena panitia belum memberikan tahu apa tujuan dari dipasangkannya mereka sebagai pasangan satu kelompok.

Disini juga sudah banyak yang mengeluh akan panasnya sinar matahari, entahlah Puncak,Bogor kali ini terasa panas bagi mereka. Wajar sajalah, sekarang ini matahari tepat sekali berada di ufuk timur, mengingat sekarang tengah jam 12 siang.

Kiyara juga saat ini sudah seperti cacing kepanasan yang selalu bergerak kesana kemari, ia pun daritadi selalu bertanya seperti ini, "Kemana sih panitianya?" dan ia mengulanginya kembali.

Dina yang ada disisi Kiyara hanya dapat menulikan telinganya, capek dan bosan juga lah sedari tadi ia selalu menjawab 'sabar'.

Siswa-siswi banyak mengeluh tapi guru tak kunjung datang. Apalagi panasnya itu loh gak ada ampun, membuat semua orang rasanya ingin menceburkan diri saja. Kebetulan lagi, di depan barisan ada bantaran kali. Tergoda sudah semua orang.

Ditambah siswa SMA Jagat Putih berdiri tidak dipersilahkan duduk. Mana berdirinya ditempat terbuka yang jauh dengan pepohonan. Ck, penderitaan apa ini?

"Asia, kenapa gak lo aja sih yang jadi panitia nih kemah?" tanya Rasen, yang tepat ada dibelakang Asia. Ternyata Rasen juga merasa panas, padahal ia sudah pakai payung milik adik kelas perempuannya. Bayaran dari payung hanya kedipan mata saja lagi.

"Gak tau ah, banyak omong lo." Asia benar-benar sewot jika ada yang bertanya padanya, gimana gak sewot orang ia sedang dijemur seperti ikan bandeng.

"Asia udah kaya ikan bandeng aja ya, sewot mulu." timpal Vino.

"Lo mikir aja dong ini panas ogeb." sentak Kenzie.

"Jangan ngeluh panas, kalo nanti lo juga ngeluh dingin." tukas Daffin datar.

"Tumben lo nyahut, Daf. Ouh gue tau ada neng Naina ya?" goda Vino sambil menekan-nekan pipi Daffin.

"Gak ngaruh." sergah Daffin dengan menggeplak tangan Vino.

Vino memberenggut kesal.

Naina merupakan siswi yang sekarang ini berpasangan dengan Daffin dan akhir-akhir ini Naina gencar sekali mendekati Daffin. Entah kebetulan atau apa ia dapat dipasangkan dengan Daffin.

Ouh iya, SMA Jagat Putih ini mengadakan kemah tidak mengangkat siswa-siswi sebagai panitianya. Jadi panitia kemah ini hanya terdiri dari guru-guru saja. Alasannya agar semua murid tidak ada yang tahu apa rencananya.

Namun, jika nanti awal masuk bis dan pulang, itu tugas pemandu kemah yang sudah dipilih oleh guru. Pemandu kemah hanya beranggotakan organisasi OSIS saja. Makanya Asia juga terpilih.

Dan jika semua orang mengeluh panas, beda dengan Utara ia hanya duduk diam menikmati panasnya matahari. Tadi kata Asia sih, 'Utara aneh' ternyata Asia memperhatikan Utara juga sejak tadi.

Tidak lama dari itu, Bu Susan dengan guru lainnya berdatangan dan berdiri kembali di depan barisan.

"Maaf kami lama, tadi ada kendala dulu sebentar." Bu Susan sangat merasa bersalah telah membuat anak didiknya mandi keringat.

"Iya bu lama, sangking lamanya saya mau pingsan." balas kakak kelas Asia, cowok ber-almameter biru dengan logo XII- IPS 5 di dada kirinya.

"Maaf ya anak-anak," sekali lagi Bu Susan meminta maaf,

ia pun lantas berucap kembali, "Jadi permainan kali ini, kalian harus menanyai pasangan kalian alamat rumahnya. Misalnya seperti ini, B9 nomer 10 jalan 11. Nah sudah begitu, kalian satukan jadi 'B9-10-11', nanti kalian carilah abjad dan angka itu semua pada posko-posko yang sudah kami siapkan."

"Bu." siswi berponi mengangkat tangannya, bermaksud ingin bertanya.

"Iya, ada apa Anindya?" tanya bu Susan.

"Ini alamatnya satu orang aja, apa setiap pasangan harus menyebutkan alamatnya?"

"Tidak, disini setiap pasangan hanya satu orang saja. Entah kamu yang alamatnya sebutkan, atau pasangan kamu." jelas Bu Susan, setelah itu siswi tersebut mengucapkan 'terimakasih'.

"Oke, mulai saja sekarang. Silahkan kalian mulai permainannya dan selamat berjuang. Ingat yang sampai duluan disini, Ibu kasih hadiah loh."

Mendengar kata 'hadiah' membuat siswa-siswi melupakan rasa panas mereka. Siswa SMA Jagat Putih pun berdiskusi dengan pasangan mereka dan mulai mencari ke posko yang sudah ditunjukkan oleh denah kecil yang tadi sempat panitia beri.

Sama halnya Asia dan Utara juga, hanya saja mereka berteduh dahulu dekat pepohonan.

"Alamat lo aja, Tar." titah Asia, membuka pembicaraan.

"Kenapa gak lo aja?"

"Gak inget kalo gue, jadi lo aja."

Utara menggaruk tengkuknya, perasaan ia yang baru menempati rumahnya saja sudah hafal alamatnya. Masa Asia yang tinggal disitu terlebih dahulu tidak juga hafal sih? Tapi ya sudahlah daripada nanti berdebat.

"Alamat rumah gue, A19 nomer 16 jalan mawar hitam 10."

Asia menuliskan detail alamat tersebut.

"Jadi, gini?" Asia menunjukkan hasil pendengaran dan penulisannya.

A19-16-10

"Iya gitu,"

Asia mengangguk patah-patah, lalu ia berdiri dan berjalan terlebih dahulu untuk memulai permainannya. Ia sih bodo amat dengan Utara yang masih ingin menikmati anginnya pepohonan itu.

Utara pun tidak tinggal diam saat ia sudah ditinggalkan Asia, walau nyatanya ia sangat ingin berlama bersandar pada pohon itu. Tapi ya mau bagaimana lagi?

Akhirnya Utara dapat mengimbangi langkah Asia, juga Utara dan Asia sudah sepakat akan mencari abjad dahulu setelah itu angka.

****

Hai, gimana nih kabarnya? Semoga baik-baik aja ya.

Terimakasih banyak yang sudah baca sampai part 20 ini.

Spam, next yuk!

See you, ❤

The Baseball Bat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang