19. Obat Cacing or Pembalut

126 81 588
                                    

Tidak sulit membuat saya bahagia, kalian hanya cukup membaca dan memberikan semangat melalui vote dan coment.

Terimakasih sebelumnya.
Happy reading ❤

*****

"Terkadang kita tidak ingin memilih sesuatu, karna kita takut jika itu akan berdampak negatif di kemudian hari."

Asia dan yang lainnya diberi waktu lima jam untuk beristirahat. Nanti jika ada kegiatan, mereka akan di informasikan oleh panitia.

Jadi, Asia memilih bersantai ria di dalam tenda bersama ketiga temannya. Tapi, ketika 15 menit berlalu, Asia merasakan sakit di perutnya.

Dina, si pengertian langsung mengetahui kalau temannya merasa kesakitan. "Kenapa?"

Asia menghembuskan nafasnya, "Sakit perut gue."

Mata Kiyara terbuka, ia menatap Asia. "Mau dicariin batu gak sama gue?"

Asia sempat terbengong mendengar pertanyaan Kiyara. "Hah! Buat apa?"

"Buat nahan rasa mules lo lah."

"Lah apa hubungannya, Ra?" tanya Clarissa bingung.

"Ni, yah. Dulu pas SD gue tuh di kasih obat cacing. Tau gak obat cacing?"

Mereka lantas mengangguk.

Kiyara pun melanjutkan ucapannya, "Nah, disitu kalo gue dikasih obat cacing gue suka mules rasanya pengen buang air besar gitu. Tapi ya karna waktu itu gue harus sekolah, jadi kata Emak gue gini 'Ra kamu bawa batu ya, takutnya nanti bab di kelas lagi.'

"Ya, jadi gue bawa batu deh, dan alhamdulilah gue gak buang air besar di kelas deh. Hebat kan Kiyara." jelas Kiyara, menyombongkan diri dengan menepukkan dadanya.

Asia memutar bola matanya, "Ini bukan mules mau buang air besar, Kiyara." tukas Asia.

"Ouh, mau apa dong?"

"Yuk ah, anterin gue ke kamar mandi." ajak Asia, sembari menarik tangan Kiyara untuk membantunya beranjak dari rebahannya itu.

              *BASEBALL BAT*

Kiyara menunggu di luar kamar mandi dengan bertuliskan 'UMUM'. Tadinya ia ingin masuk, namun tidak diperbolehkan oleh Asia. Karna kamar mandi yang memiliki satu ruang itu, hanya berukuran 1,5 m x 2,4 m.

"Banyak nyamuk amat sih." gerutu Kiyara, menepok setiap inci tubuhnya yang tengah dihisap oleh binatang yang bernama 'nyamuk' itu.

Belum cukup disitu, Kiyara juga pegal yang harus terus berdiri di dekat pintu, mana tidak disediakan tempat duduk untuk menumpanginya duduk. Dan satu lagi, ini baru saja berlangsung 5 menit. Tapi, melihat kelakuan Kiyara seperti sudah 5 jam saja.

Terdengar suara dari dalam, sepertinya ada yang membuka pintu. Tak lama dari itu, Asia memunculkan wujudnya dengan raut wajah yang tidak dapat dibaca. Ya gimana mau gak ke baca, orang Kiyara bukan paranormal.

"Kenapa, Ya?" lagi-lagi 'kenapa' yang harus ditanyakan dalam situasi seperti ini.

"Ini, gue lagi datang bulan. Lo, bawa pembalut gak?"

Kiyara berbalik menatap lawan bicaranya, Asia.

"Tuh kan, lo itu lupa mulu orangnya. Ini kan bulan akhir artinya lo bakal dapet. Terus kenapa juga masih gak bawa, lupa kan lo?" tuding Kiyara.

Perasaan pertanyaan yang Asia lontarkan, jawabannya tidak perlu sepanjang yang Kiyara katakan. Karna jawaban dari Asia, hanya perlu di jawab dengan kata 'tidak' dan 'ya', betul bukan?

The Baseball Bat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang