26. Kencan Pertama

128 85 740
                                    

"Gue gak mau bilang lo cewek beda, karna pada dasarnya cewek itu gak mau disamain apalagi dibandingin. Jadi, gue mau bilang lo istimewa."

Asia berjalan kecil menghampiri Utara. Rupanya Utara tidak membawa motor ninja hitam, ya kali ini ia membawa motor vespa matic abu-abu.

Bukan itu, yang menjadi perhatian Asia, melainkan ia memperhatikan gaya pakai Utara. Ia jika dibandingkan dengan Utara kalah telak.

Lihat saja dari sisi mana pun Utara sangat keren, memakai t-shirt hitam polos yang dibalut dengan jaket jeans, jangan lupakan sneakers putih. Berbanding terbalik bukan dengan dirinya, yang hanya memakai piyama?

Sebenarnya Asia ingin mengucapkan tampan, tapi gengsi dong.

Asia mengalihkan matanya pada Utara, yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

Asia menatap tajam Utara. "Apa liat-liat lo?"

"Ck, ck, lo cantik banget, Ya." Utara berdecak kagum.

Bukannya Asia senang mendengar pujian, ia malah merotasikan bola matanya.

Pikir saja, siapa coba yang akan senang jika itu kebalikannya. Dimana lelakinya tampan eh ceweknya malah bersikap 'sabodo teuing'. Pikir Asia.

"Lo nyindir gue?"

"Bener lo cantik, Ya," kata Utara, "Yaudah, yuk ah berangkat."

Daripada memperpanjang, Utara segera menarik tangan Asia, supaya berpegangan pada bahunya. Menaiki motor vespa matic.

Di rasa sudah menempatkan Asia pada posisi nyamannya, Utara segera menaikkan gas nya bersiap meninggalkan kediaman Asia.

              *BASEBALL BAT*

Menyusuri jalanan Kota Kembang, sekarang ini memang agaknya sulit. Apalagi jika bukan kendala yang disebabkan oleh macet.

Suara bising klakson pun saling bersahutan di tengah ramainya deru knalpot dan di tengah sunyinya malam.

Utara tidak menyalahkan jalanan yang macet, karna menurutnya itu wajar-wajar saja. Nyatanya memang itu wajar, apalagi sekarang malamnya orang berpacaran, sebut saja 'malam minggu'.

"Ya, lo gapapa, kan?"

"Gapapa, kenapa?"

"Yah, nunggu macet aja gitu."

"Ouh, ya gapapa. Orang ini bukan salah lo."

Percakapan mereka di akhiri dengan pernyataan Asia. Untuk itu, mereka sibuk dengan dunianya. Utara yang fokus melihat jalanan, sedangkan Asia yang tengah berfokus pada lampu-lampu jalan.

Beberapa menit kemudian laju kendaraan pun kembali kondunsif.

Di pertigaan jalan, Utara membelokkan setang pada sisi kanan. Tidak menunggu lama, Utara memberhentikan motornya di pedagang kaki lima dengan baner yang bertuliskan 'Seblak Mak Yeye'.

"Lo yakin mau makan di sini?" Tidak, Asia tidak menolak untuk makan disini. Tapi, melihat kondisi yang berdesakkan membuat Asia ingin pulang saja.

"Iya, lah. Makan di sini. Tenang, gue tadi siang udah ngebooking tempat duduk buat kita kok," ucap Utara menyakinkan di akhiri dengan mengacak gemas rambut Asia.

Asia mengangguk mengerti.

"Anjing pinter."

Asia mengerucutkan bibirnya sambil memukul kecil tangan Utara, yang masih asik bertengger di pucuk kepalanya.

Utara menguyel-uyel pipi Asia. "Lucu banget sih calon pacar gue."

"UTARA!" pekik Asia, karna pipinya tadi sempat di cubit kecil oleh Utara.

The Baseball Bat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang