Bumi kembali seperti semula. Tanpa Gaea.
<>~<>~<>~<>
"RAYA NGGAK ADA AKHLAK. NGAPAIN AKU HARUS MUTERIN KOLONG BANGKU TAMAN KALAU TEMPATNYA DI ROOFTOP! SEMPRUL!"
Di teriaki seperti itu, Raya hanya cengengesan. "Jangan teriak-tetiak. Ngga malu apa dilihatin Ivan sama pacar aku?"
"Bodo amat." Ivanka berjalan ke arah Raya sambil menghentakkan kaki. Terlanjur kesal. "Capek tahu muter-muter taman."
"Ngga papa, romantis tahu muter-muter taman berdua." Raya berujar santai.
"Ivan dimana?"
"Tuh di belakang aku." Ivanka mengendikkan bahu.
"Ngga ada."
"Hah?!" Mata Ivanka segela menelusuri roof top. Mencari keberadaan Ivan yang sejak tadi mengekorinya. Hingga akhirnya dirinya menyaksikan pemandangan yang sangat ganjil.
"Ivanka! Itu kenapa jadi Ivan yang nempel sama pacarku?!" Raya berteriak heboh.
Yap, entah sejak kapan. Ivan sudah bercengkrama asik dengan pacar Raya, seakan memang neraka sudah saling mengenal sejak lama.
"Ambil ngga Ivannya? Ini kan konsepnya double date, bukan jalan-jalan sahabat."
"Samperin aja sana." Ivanka mendorong Raya ke arah Ivan dan pacar Raya. Membuat yang di dorong memanyunkan bibir.
Setelah memastikan Raya bersama dengan kumpulan laki-laki. Ivanka mendobgkak kan kepala, menatap bintang-bintang yang terlihat jelas. Indah. Setelah di pikir-pikur lagi, sudah lama dirinya tidak melihat langit malam dengan se intens ini. Ivanka tersenyum.
"Jreng ...." Suara senar gitar yang di petik membuat atensi Ivanka teralihkan. Kini Ivanka menatap ke arah Ivan yang sedang memangku gitar. Dengan Raya yabg sudah bertepuk tangan heboh.
"Pacar kamu keren Van, baru di ajarin bentar udah bisa main gitar," ucap pacar Raya kepada Ivanka. Membuat bola mata Ivanka membesar. Mana ada si Ivan itu pacarnya? Ngga Sudi!
"Aku keren kan?" Tanya Ivan menampilkan cengiran.
"Biasa aja. Lagian belum tentu kamu bisa mainin satu lagu." Dikatai seperti itu oleh Ivanka, Ivan segera memetik senar gitar dengan lihainya. Seolah memang dirinya telah belajar gitar sejak lama.
Look how high we can fly
Look how high we can fly
We can see everything
From up here in the sky
We've got the perfect view
Together me and you
Look how high we can fly"Keren banget!" Raya berteriak heboh. Menggoyang-goyangkan lengan pacar nya. "Fiks, Ivan harus manggu di restoran ku. Ngga ada debat!"
Ivanka masih tidak dapat bereaksi apapun. Rasanya telinga dirinya baru saja di manjakan dengan suara Ivan saat menyanyi. Netra Ivanka bertabrakan dengan netra milik Ivan. Laki,-laki itu tersenyum ke arahnya, sedetik kemudian meringis kesakitan.
"Aku—"
Brak!
Belum sempat Ivan menyelesaikan kalimatnya, ia lebih dahulu jatuh dari duduknya. Pingsan.
"Ivan!" hanya itu yang ia dengar sebelum sepenuhnya tidak sadarkan diri.
<>~<>~<>~<>
Di singgasananya, Baskara sedang gusar. Sudah hampir sepuluh hari Bulan diturunkan, tapi tidak ada satupun tanda-tanda kemajuan. Bocah itu justru nampak bersenang-senang di masa hukumannya. Tidak tahukah ia ketiadaan jiwa dari raga yang terlalu lama bisa membahayakan dirinya sendiri?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason [End]
FantasyBumi selalu indah. Entah itu di mata para makhluknya ataupun di mata langit sana. Siapapun pasti akan meyakini hal itu, tak terkecuali Bulan. Dia selalu memandang bumi dari atas sana sambil tersenyum dan berangan dapat menginjakkan kaki ke sana. Ent...