Istirahat. Hanya itu yang Ivanka inginkan saat ini. Namun sepertinya ada satu makhluk keras kepala yang tidak bisa mengerti keinginannya itu.
"Vani, aku boleh kerja ya? ya ya ya ya ya," rayu Ivan.
"Udah dibilang ngga ya ngga." Ivanka merebahkan diri di sofa. Dirinya memang baru saja selesai dari shift kerjanya dan sekarang sedang istirahat sebelum menuju ke tempat kerja berikutnya.
"Ih, tapi Raya tadi nawarin aku buat kerja di sini."
Seperti yang Ivanka duga. Raya. Pasti gadis itu yang menyebabkan Ivan menjadi seperti ini. Ivanka menghela napas.
"Kamu sama Raya cerita apa aja emang?"
"Tadi sih intinya tentang kerja gitu. Trus aku bilang kalo aku ngga kerja dan dia nawarin aku buat kerja di sini."
"Habis itu?"
"Aku bilang mau ijin kamu dulu, terus Raya pergi."
"Hah ...." Ivanka memegang kepalanya. Ingin rasanya ia sekarang melabrak Raya. Sayangnya orang yang ingin dia labrak sedang tidak ada entah di mana.
"Kamu ngga bisa kerja Van. Ngga usah aneh-aneh."
Ivan segera menampilkan wajah imut miliknya. Membuat Ivanka sedikit, jijik mungkin. Ya, wajah tampan Ivan sangat tidak cocok berekspresi imut.
"Ayolah,,, aku juga mau ngerasain kerja."
Otak Ivanka kini berpikir keras. Bagaimana cara agar Ivan menyerah dari acara ingin bekerjanya?
"Nanti di kost-an, kemampuan kerja kamu aku seleksi dulu. Kalo kemampuanmu bagus, baru boleh kerja," ucap Ivanka yang tentu membuat Ivan menampilkan senyum cerah.
"Oke!"
"Itupun kalau kamu ngerti cara bekerja di Bumi."
<>~<>~<>~<>
Mata Ivanka mengerjab beberapa kali. Terkejut. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Ini masih kost tempat biasa dirinya tinggal. Namun kenapa begitu harum dan bersih?
"Ivan?" Panggil Ivanka pelan.
"Selamat datang Vani."
Ivanka kembali terkejut. Mimpi apa dirinya hingga kini dihadapannya ada Ivan sedang berdiri tegak dengan senyum menawannya yang memang tidak pernah bosan untuk di pandang.
"Ini kost aku, kamu apain?" Tanya Ivanka.
Bukannya menjawab, Ivan malah mendekat. "Sekarang Vani duduk dulu di sofa," ucapnya.
Ivanka yang memang masih tidak mengerti hanya diam lantas berjalan menuju sofa. Entah ia sudah terkejut berapa kali, tapi kini dirinya kembali di kejutkan dengan meja yang penuh dengan makanan.
"Ini-"
"Aku yang bikin," kata Ivan sebelum Ivanka sempat berkata-kata.
"Kenapa kamu tiba-tiba bikin kayak gini?"
"Kan tadi Vani bilang mau nge-test aku layak kerja apa ngga. Ya, makanya sekarang Vani bisa lihat sendiri kan kalo aku layak kerja."
Ah, jadi ini alasan Ivan tidak mengajaknya mencari 'hewan peliharaan' nya.
Memang tadi saat Ivanka akan berangkat menuju toko kelontong tempatnya bekerja saat malam. Ivan tiba-tiba saja bilang bahwa malam ini mereka tidak perlu mencari hewan peliharaannya. Karena ada hal yang ingin dia lakukan.
"Jadi, aku layak buat kerja kan?" Tanya Ivan. Menatap dengan mata berharap kepada Ivanka.
Ivanka mengedarkan pandangannya. Mengindari kontak mata dengan Ivan. Ia berusaha menatap benda lain selain Ivan. "Gimana ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason [End]
FantasyBumi selalu indah. Entah itu di mata para makhluknya ataupun di mata langit sana. Siapapun pasti akan meyakini hal itu, tak terkecuali Bulan. Dia selalu memandang bumi dari atas sana sambil tersenyum dan berangan dapat menginjakkan kaki ke sana. Ent...