PRIA berusia 28 tahun itu terus melangkah di taman rumahnya. Garis wajahnya memancarkan ketampanan serta kewibawaan yang menenangkan hati siapapun yang menatap wajahnya. Perasaannya damai ketika melihat seorang anak kecil berusia 8 tahun baru saja selesai mengerjakan latihan harian beladiri bersama pelatihnya yang sebulan lalu sudah datang jauh-jauh dari Jepang.
Adalah Na Jaemin, pria berusia 28 tahun dan tampan itu. Di taman rumah mewahnya yang berlokasi di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Jaemin tersenyum kepada para pelayan yang sibuk mengerjakan urusan mereka. Ada yang mencuci beberapa koleksi mobilnya, memotong rumput, menyapu halaman, membersihkan kotoran dari patung-patung tokoh Yunani yang berjejer, hingga seorang pelayan perempuan yang hanya berdiri saja mengekor di belakangnya, membawa sebuah nampan berisi 3 gelas orange juice.
Pagi ini Jaemin bangun tidur dengan hati penuh sukacita. Anaknya sudah menginjak usia 8 tahun dan sedang berlatih tarung jarak dekat bersama Haruto di taman depan rumah mewah keluarga Na. Pria itu meregangkan otot-ototnya, hatinya berdebar sukacita, gejolak dalam dirinya terasa akan membuncah saat mengetahui bahwa hari ini adalah hari yang istimewa untuk dirinya dan sang putra.
Suara tepukan tangan terdengar dua kali, dari Jaemin, lalu disusul dengan seruan baritonenya, "Haruto! Bawa Jackson kesini!" suruh sang tuan rumah, Tuan Na Jaemin yang eksistensinya dihormati dan ditakuti sekaligus oleh banyak orang. Kebengisan dan kekejamannya tersembunyi di balik senyum manis ketika membanggakan anak semata wayangnya.
Sang pelatih yang berasal dari Jepang tadi, Watanabe Haruto, menghentikan latihannya bersama sang pewaris tunggal keluarga Na generasi berikutnya, Na Jackson. Dua tangannya yang sejak tadi membawa pisau lipat kecil, terampil memutar kedua belati itu untuk dimasukkan ke dalam saku celana.
"Jackson, berhenti merengek. Papamu sudah datang," ajak Haruto pada si kecil Jackson yang memang sedang merajuk.
Jackson kalah lagi dengan Haruto dalam bela diri jarak dekat. Tentu saja ia kalah karena Haruto memakai senjata tajam sedangkan Jackson hanya berbekal tangan kosong. Anak lelaki yang hatinya muram dan cenderung bersikap dingin pada setiap orang itu tidak terima dicurangi oleh pelatihnya sendiri.
"Haru samchon curang!" dengusnya lalu melepas sendiri perban-perban yang membungkus kedua tangannya.
Perban-perban itu memiliki noda merah karena kerasnya latihan Jackson dalam melatih pukulannya. Luka-luka pun timbul di punggung tangannya dengan jumlah tidak sedikit. Dari hanya lecet hingga mengeluarkan darah sedikit demi sedikit. Hanya dibungkus dengan perban, Jackson terus memaksa batasan dirinya sendiri hingga sampai sekarang darah yang keluar tidak mau berhenti, tetap merembes mengotori perbannya.
"Tuan muda Na, perbannya saya gantikan dulu." Pelayan lain yang dari tadi ikut mengawasi latihan sang tuan muda, menghambur dengan sekotak alat P3K di tangannya.
Tidak main-main, pelayan itu adalah seorang mantan dokter yang akan dihukum mati karena kasus pembunuhan, tetapi Jaemin menyelamatkannya dan menjadikannya sebagai salah satu pelayan terpercaya di rumah besarnya.
Hal tersebut berlaku untuk para pelayan lain yang diizinkan tinggal di rumah besar besar itu. Jaemin sebagai seorang kepala keluarga, ayah dari satu anak, dan seorang suami, menyeleksi hanya orang-orang tertentu yang boleh menjadi pelayan di rumahnya. Kebanyakan berasal dari narapidana kelas kakap atau mantan mafia yang memiliki kemampuan bela diri dari berbagai bidang. Para mantan sniper, spy, petarung jarak dekat hingga gelandangan, semuanya Jaemin pilih dengan sangat hati-hati dan penuh perhitungan.
Kesibukannya sebagai kepala keluarga dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam dunia assassin, menyebabkan Jaemin tidak punya cukup waktu untuk berada di rumah. Hingga semua hal yang berhubungan dengan kepelayanan diserahkan pada Johnny, kepala pelayan keluarga Na generasi ayahnya dulu yang sampai saat ini posisinya belum tergantikan siapapun, sampai Jaemin memutuskan demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Son ✦ Jaemren
FanfictionRenjun hanya ingin hidup bahagia, normal selayaknya orang-orang pada umumnya. Namun kehadiran seorang anak laki-laki asing berumur 8 tahun secara tiba-tiba, membawa Renjun harus bertemu kembali dengan Jaemin. BOOK 2 FROM THE STUDENT TRILOGY Copyrigh...