Chapter 6

5.4K 690 281
                                    

SHOTARO dan Sungchan masih asyik memperhatikan penjelasan dari Hyunjin yang sedang malam ini bertugas mengawasi kedua koas tersebut. Sesekali Sungchan menguap mendengar cerita Hyunjin yang diselingi dengan kisah-kisah klise masa mudanya, dimana dokter nyentrik itu sudah bergonta-ganti pacar puluhan kali namun tak kunjung mendapatkan hati orang yang sejak dulu ia cintai.

Ketiga tenaga kesehatan itu sedang berada di UGD untuk jaga malam seperti biasa. Hyunjin yang merupakan seorang dokter spesialis bedah tulang banyak memberikan pertanyaan yang hanya bisa dijawab benar oleh Shotaro. Sedangkan Sungchan asyik berpesan ria dengan tunangannya. Ia mendengar penjelasan Hyunjin, tapi hanya kisah-kisah di luar konteks materi saja.

"Bagaimana perkembanganmu dengan dokter Renjun? Sudah sedikit ternotice?" Hyunjin menaikkan alis mata ketika memberikan pertanyaan tersebut pada juniornya.

Dokter itu memang tidak mengetahui hubungan sebenarnya antara Renjun dan Sungchan. Banyak rahasia yang sahabatnya itu sembunyikan sejak kepergian Jaemin dari hidup mereka. Baik Hyunjin maupun Renjun, mereka punya beberapa cerita kehidupan yang tidak pernah ingin dibagi kepada siapapun.

Sungchan mengernyitkan alis mata dalam-dalam mendengar pertanyaan Hyunjin. "Tidak ada. Kurasa perasaan ini tetap bertepuk sebelah tangan padanya." Ia menjawab dengan suara rendah namun menyenangkan, melirik Shotaro yang menatap dua orang di dalam UGD dengan tatapan polos tak tahu apa-apa.

"Prinsip hidupnya tidak kupahami. Entah terlalu gila kerja atau lari dari kenyataan aku tidak mengerti." Hyunjin berkomentar kembali.

"Kurasa dia tidak pernah punya prinsip. Percaya pada prinsip pun mungkin bukan dirinya sekali karena setahuku kehidupannya hanya didedikasikan untuk membedah jantung orang saja," ucap Sungchan, memandang Shotaro yang kebetulan duduk di hadapannya, membuat temannya itu bingung karena tak mengerti apa-apa.

Hyunjin tertawa terbahak karena kalimat sarkas Sungchan pada teman seprofesinya. Begitu sarkas bahkan sampai membuatnya tertawa untuk menyembunyikan lara hati saat mengingat bagaimana nasib Renjun setelah 10 tahun berlalu. Ia memegang bahu Sungchan dan bersiap ingin melontarkan kalimat lucu tetapi Chenle datang memecah suasana tenang itu.

Suasana yang tenang dan penuh humor itu harus dihancurkan dengan kedatangannya. Hawa keberadaan Chenle yang begitu berat menyita seluruh perhatian orang-orang disana. Chenle pun sama terkejutnya ketika mendapati salah satu sosok dokter yang bertugas adalah orang yang tidak ia sangka-sangka. Bahkan tak pernah terbesit dalam benak akan bertemu dengannya.

Ia masuk ke dalam UGD dengan cepat. Dalam gendongannya ada Jackson yang masih tak sadarkan diri. Keringat nampak bercucuran di seluruh wajah kuning langsatnya. Di pipi sebelah kanan terdapat goresan luka yang berasal dari serangan senjata tajam Jaehyun beberapa saat lalu sebelum ia berhasil melarikan diri.

"Aku butuh penanganan untuk anak ini segera." Chenle berujar dengan nafas terengah. Penampilannya sukses membuat Sungchan dan Shotaro berdiri tegap dari posisi duduk mereka.

Hyunjin berjalan ringan mendekat pada Chenle dan pasien seolah hal tersebut sudah biasa terjadi di UGD. Beberapa perawat tergopoh-gopoh datang dan memindahkan tubuh Jackson yang tak sadarkan diri ke brankar dorong untuk dipindahkan ke ruang periksa.

Hyunjin bukan dokter umum, dia tidak ada sangkut pautnya menangani pasien yang baru masuk. Tugas itu ia serahkan pada dokter umum di bawahnya atau para koas yang akan melakukan stabilisasi pasien. Lalu setelah itu penilaian sekunder akan dijalankan untuk dievaluasi jenis kegawat daruratan yang dialami oleh pasien untuk mendapatkan penanganan lanjutan dari spesialis bersangkutan.

Kali ini Sungchan bertugas melakukan stabilisasi pada Jackson dan Shotaro akan melaporkan evaluasinya pada dokter spesialis yang kompeten menangani masalah pada Jackson.

The Son ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang