Chapter 18

3.9K 417 257
                                    

ADA kalanya masa lalu terasa begitu kuat sehingga seakan-akan, siapapun yang mengalaminya hanya akan menemui kehancuran jika berani beranjak meninggalkan kenangan yang sudah tercipta. Masa lalu tidak menghentikan hidup seseorang, tetapi sering kali melambatkan proses untuk menjadi lebih baik.

Itulah yang mungkin saat ini para tokoh di dalam cerita ini rasakan, termasuk kakak kandung dari tuan Na yang kini sedang duduk menyilang kaki di atas sebuah bangku dari kayu berkualitas tinggi, berbentuk bundar.

Dalam sebuah mansion bergaya kontemporer, terletak di pusat kota Seoul, mudah dilihat dari jalan utama, strategis sekali letaknya, namun terlalu sukar untuk bisa dimasuki sembarang orang.

Ruangan yang berada di lantai tiga gedung itu memiliki cahaya remang. Matahari semakin tinggi tetapi para penghuni tak mengizinkan cahaya kehidupan menelusup masuk menerangi ruangan.

Hanya sedikit gorden yang terbuka untuk jalan celah sinar matahari yang masuk sangat sedikit, membias wajah perempuan cantik yang duduk di hadapan Jaehyun, dalam keadaan terikat.

Na Ryujin, istri dari Na Jaemin sudah hampir 72 jam berada dalam sandera kakak iparnya yang sudah lancang mengkhianati keluarga, meninggalkan nama Na yang tersemat sebagai jati diri sejatinya, dan menggantinya dengan marga Jung yang diperoleh dari ayah angkat yang memperkenalkannya pada dunia mafia.

Jaehyun merasakan getaran ponsel di sakunya. Tangannya merogoh saku kemeja lengan pendek berwarna coklat dengan corak harimau di dada, untuk mengambil ponsel canggih berwarna silver tersebut, membaca pesan dari tangan kanannya; Park Jisung, yang nama kontaknya disimpan secara typo oleh Jisung itu sendiri.


Jisung Pwark
Aku sudah dapat barangnya, hyung.

You
Kerja bagus. Kau dan Changbin segera kesini dan suruh Woojin untuk berangkat ke Jepang bersama Ten sore ini.

Jisung Pwark
Bagaimana dengan Mr. Diamond? Siapa yang akan mengatasinya?

You
Kau tidak usah pikirkan itu. Lee Jeno akan menanganinya.

Jisung Pwark
Lee Jeno? Caranya?

You
Kau akan tau setelah pulang kesini.


Jaehyun selesai dengan perpesanannya dan kembali menatap Ryujin. Perempuan itu memiliki luka memar di mata sebelah kanan dan sudut bibir yang merobek, ada jejak darah membentuk garis yang mengering dan membengkak disana.

"Jadi bagaimana? Nana sepertinya sangat putus asa dengan pewaris keluarga Na berikutnya." Jaehyun memulai percakapan, mengeluarkan sebatang rokok dari saku yang sama tempat ponselnya disimpan.

Ia menyulut permen nikotin itu dengan gas lighter yang baru saja dirogohnya dari saku celana bahan sehalus sutra yang ia kenakan, menyebabkan Ryujin mendecih karena kakak ipar sialannya itu seolah baru saja mengolok keluarganya yang perlahan hancur dari dalam.

"Jackson tidak pantas menjadi penerus keluarga Na. Kakek dan ayah akan memusnahkannya dalam waktu dekat. Kau tau peraturannya, Ryu." Jaehyun kembali berucap, menghembuskan kasar asap putih ke udara. Matanya yang setajam elang memandang Ryujin penuh minat.

"Nana tidak akan tinggal diam jika kau berani menyentuh Jackson," ucap Ryujin begitu sengit. Meskipun ia adalah ibu yang buruk, Jackson tetap anaknya.

Tidak ada seorang pun ibu di dunia ini akan membiarkan anaknya dimusnahkan oleh keluarga mereka sendiri. Jika pun ada, perempuan itu tidak pantas disebut sebagai ibu.

The Son ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang