Chapter 28

2.6K 270 35
                                    

"JADI kau memilih bertarung denganku hyung?" Jaemin yang masih berdiri berhadapan dengan sang kakak, menyimpan dua tangannya di saku celana bahan yang ia kenakan. Rasa takut tidak sedikit pun tersirat dari wajah tampannya itu.

"Melawan anak buahku yang sebanyak ini? Jangan sombong, Na." Jaehyun yang sebenarnya sedikit cemas dengan perkembangan kekuatan Jaemin itu, mencoba menyembunyikan perasaan takut dengan bersikap congkak.

Sebenci apapun Jaemin pada dunia ini, rasa bencinya pada Jaehyun lebih besar lagi. Ayah satu anak itu tidak mau menghabiskan terlalu banyak waktu disana dan ingin segera menyelesaikan semuanya. Jaemin hanya ingin anak dan sang istri kembali ke sisinya lalu menyelesaikan konfliknya dengan Jaehyun.

"Kurasa kau sudah tau kenapa aku memancingmu kesini, Nana. Sudah kubilang kan, aku kehabisan waktu." Jaehyun mengendurkan dasi yang dia pakai karena merasa udara di sekitar mereka seolah tiba-tiba menyesakkan.

"Kalau kau ingin aku bicara dengan Hanbin hyung, selesaikan sekarang juga. Kembalikan Jackson dan Ryujin ke Amerika maka aku akan ikut denganmu."

Jisung tersenyum melihat perubahan Jaemin yang sangat penurut dari sebelumnya. Ia melirik pada keponakan dan juga kakak perempuannya, mengucap rasa syukur dan terima kasih tanpa suara. Melihat Jackson, membuat Jisung banyak berterima kasih karena kelahiran anak itu membawa perubahan besar yang jauh lebih baik untuk Jaemin dalam mengontrol emosinya.

"Pekerjaan yang mudah." Jaehyun menjentikkan jarinya satu kali.

Semua anak buahnya kemudian mendekat pada Ryujin dan Jackson. Salah seorang anak buah bertubuh kekar menggendong Jackson, sedangkan anak buah lain mengawal Ryujin, siap membawa mereka pergi dari tempat itu. Barisan sepuluh anak buah Jaehyun pun mengawal Ryujin dan Jackson menuju tangga untuk meninggalkan gedung.

"Papa, I will always be waiting for you to comeback!" seru Jackson sebelum benar-benar tidak terlihat pandangan Jaemin lagi.

"Siapkan pesawat. Kita berangkat sekarang." Jaehyun menyuruh Jisung dan dua anak buah yang tersisa untuk keberangkatan mereka ke Jepang saat itu juga.

Pun atas perintah bos mereka, Jisung dan anak buah yang lain berpencar mempersiapkan barang apa saja yang akan dibawa ke Jepang, menyusul Ten yang sudah berada disana dengan beberapa anggota mafia Jaehyun lainnya.

"Tapi sebelum itu, supaya kau tidak macam-macam, aku akan memborgol kedua tanganmu." Jaehyun menerima sebuah borgol yang sudah diambil oleh salah seorang anak buahnya dan memasangkannya pada Jaemin yang tidak berontak sama sekali.

"Hmmm," gumam Jaehyun yang sedang memasangkan benda itu pada pergelangan tangan Jaemin yang diberikan dengan suka rela.

"Waeyo?" tanya Jaemin tanpa minat, pandangannya tidak lepas dari Sungchan yang saat ini mengobrol dengan Jisung tetapi harus berada di sudut ruangan supaya pembicaraan mereka tidak terdengar oleh Jaehyun ataupun Jaemin.

"Kau jauh lebih menurut daripada saat kau masih kecil. Apa ini karena Renjun?" tanya Jaehyun yang berusaha memprovokasi adiknya itu.

"Kau tidak tau apa-apa tentang perjuanganku untuk kehidupannya. Jadi diam saja." Jaemin menjawab ketus, tepat saat borgol sudah mengunci kedua pergelangan tangannya.

"Bagaimana kabar kekasihmu itu? Apa dia masih mau menerimamu yang sudah menjadi suami orang?"

Tendangan dari kaki Jaemin melayang tinggi dan berhasil ditepis lengan Jaehyun agar tidak mengenai wajahnya. Sang kakak yang kaget karena Jaemin tiba-tiba meledakkan hawa pembunuhnya itu langsung menatap tak suka pada Jaemin.

"Jangan pernah sentuh Renjun lagi dengan tangan kotormu itu," tegas Jaemin dengan tatapan tajam. Ia siap membunuh Jaehyun saat itu juga jika berani melibatkan Renjun lagi dalam urusan mereka.

The Son ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang