Chapter 31

1.4K 179 37
                                    

KEDUA mata Renjun membelalak saat merasakan hangat tubuh Jaemin mendekapnya. Dia jatuh dalam posisi tiarap dan menyadari suara tembakan barusan. Mencoba melihat apa yang sedang terjadi di belakang punggungnya, Jaemin yang masih menimpanya menundukkan kepala Renjun.

"Dari dulu kau suka sekali ikut campur urusanku, Injunnie."

Setelah suara Jaemin yang berat dan maskulin itu mengalun di telinganya, Renjun merasakan tubuhnya meringan. Jaemin mengangkatnya dan memutar tubuh Renjun dengan sangat cepat menjadi di belakang punggungnya.

Saat berbalik, Renjun bisa melihat Jaehyun sedang berhadapan dengan salah seorang anak buah Hanbin. Dari setelan pakaiannya, Renjun tau bahwa orang tersebut adalah sahabatnya. Meski sedikit tidak seimbang, Jeno bisa merebut pistol yang dibawa Jaehyun.

Mereka kini berada dalam pertarungan jarak dekat satu lawan satu. Tentu saja Jaemin akan bergabung tapi dia harus melindungi Renjun. Saat dua orang pengawal yang tadi bersama Renjun sudah ada disana, mereka dengan sigap mengamankan dokter tersebut.

Dari sorot matanya, Jaemin terlihat ragu dan tidak percaya pada kedua anak buah Hanbin. Ia cemas jika salah satu dari mereka adalah pihak Jaehyun. Tapi karena waktu yang mendesak, dia tidak bisa berpikir lebih lama lagi.

"Jaemin! Jangan sampai mati!" teriak Renjun saat melihat orang yang dicintainya maju membantu Jeno.

Bahu kanan Jaemin terluka. Ada darah merembes dari jasnya dan bisa dipastikan sebuah butir peluru bersarang disana.

Tembakan yang dilancarkan Jaehyun tadi jelas mengenainya meski meleset. Senyuman singkat terulas di bibir Jaemin saat dia melancarkan serangan pada Jaehyun. Kini keadaannya menjadi dua lawan satu.

Renjun dibawa dengan paksa oleh kedua pengawal tadi masuk ke dalam rumah utama, meninggalkan Jeno dan Jaemin melawan Jaehyun tanpa ada bantuan sedikit pun dari para pengawal disana. Semua orang berkumpul untuk melindungi sang tuan rumah yang punggungnya menghilang dari balik pintu.

Berikutnya setelah Renjun berhasil diamankan ke dalam, Jeno dan Jaemin terlibat pertarungan sengit dengan sang ketua mafia. Jeno terus melancarkan serangan dari depan, sedang Jaemin dari titik buta Jeno.

Perkelahian itu berlangsung sangat singkat. Padahal Jaemin seorang diri saja bisa mengimbangi kakaknya. Sayang pikirannya berat di Renjun. Jeno yang sudah kepalang menyimpan dendam pribadi pada kakak dari sahabatnya itu menyerang dengan membabi buta.

Pukulan dan tendangan terus dilancarkan Jeno. Ditepis dengan mudah oleh Jaehyun secara bertubi-tubi, seolah gerakannya jelas terbaca. Namun Jeno tidak sendiri menyerang Jaehyun. Ketika akan membalas Jeno, Jaehyun selalu kehilangan timingnya. Gerakan dan serangan Jaemin tidak bisa di abaca.

Jeno melancarkan tendangan ke wajah Jaehyun. Sang mafia berhasil menghindar dengan menggeser tubuh ke kiri saat melayang di udara.

Tapi masih ada Jaemin yang sudah melakukan kuda-kuda dan melompat lebih tinggi dari Jaehyun agar bisa memukul telak kepala Jaehyun dengan menggunakan dua sikunya sekaligus.

Secepat dan sebaik apapun Jaehyun menghindari serangan Jeno, Jaemin dengan tenaga dan akurasi yang lebih cepat selalu berhasil melukainya.

Tak hanya menghajarnya, Jaemin melancarkan tendangan telak di perut Jaehyun. Mafia tersebut memang berhasil menghindar tapi Jeno dengan tenaga besarnya memberikan tinju telak ke pipi Jaehyun.

Sialnya tinju tersebut hanya mengenai sedikit kulit Jaehyun, tidak memberikan efek yang berarti. Beruntung Jaemin selalu siap jika Jeno kehilangan timing. Dengan tendangan yang ia arahkan ke leher kakaknya, Jaemin berhasil membuat Jaehyun jatuh berguling ke tanah dan kemudian bangkit dengan cepat.

The Son ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang