Chapter 14

4.3K 497 297
                                    

JAEMIN hanya berbicara pada Renjun dan memberikan ucapan selamat ulang tahun saja, tapi Sungchan yang berdiri tepat di samping ayah satu anak itu hampir kehilangan kemampuannya untuk bertahan. Sosok yang sejak kemarin mengusik isi kepalanya. Kini telah hadir.

Meskipun bertubuh tinggi, Sungchan tidak sejantan Jaemin. Dia penakut dengan jiwa romantisnya yang membara, menggigil menginginkan balasan cinta Renjun. Sejak pertama kali bertemu dengan si manis, Sungchan sudah terjerembab dalam kenyamanan yang sebenarnya menyakitkan.

Yang ada di depan matanya sekarang, Jaemin memberikan boneka besar yang kesulitan dibawanya itu pada tunangannya. Sungchan ingin sekali menyingkirkan dan menggertak Jaemin agar tidak mengganggu kencan sakralnya dengan Renjun, tapi tubuhnya tertahan oleh sesuatu yang tak bisa dijelaskan.

Aura Na Jaemin.

Ya, aura Jaemin terlalu dominan dan mencekam di saat bersamaan. Sungchan melihat pria itu kini berdiri di depannya, menatap lurus padanya. Tinggi mereka yang berbeda 3cm saja seharusnya membuat Sungchan lebih unggul, tapi yang lelaki itu alami malah sebaliknya.

Jaemin menatapnya datar. "Jadi kau tunangan kekasihku?" tanyanya dengan nada yang merepresentasikan raut wajahnya itu.

Sungchan mengalami kesulitan hanya untuk menjawab. Kemampuan bela dirinya raib di saat-saat genting seperti ini. Jelas bahwa Jaemin adalah pria brengsek yang sudah menghancurkan hubungannya dengan Renjun. Hanya tinggal menunggu menit saja, Renjun pasti akan membatalkan pertunangan mereka demi Jaemin.

Tapi kenapa Sungchan malah terlihat seperti orang idiot yang tak bisa melakukan perlawanan, bahkan membalas pertanyaan tuan Na.

"Hey, bocah. Aku bertanya padamu. Kau tunangan Renjun?" Jaemin mengulang pertanyaan, disusul dengan meludah ke samping. Ia meludahi bagian pinggir mobil Sungchan yang super mahal.

Jantung Sungchan berdegup kencang. Tak terima mobil mahalnya dilecehkan. Ingin melawan, tapi tubuh tak mau digerakkan. Keringat dingin mengaliri pelipisnya.

Hanya berhadapan dengan Jaemin dan merasakan auranya saja rasanya sudah berat sekali. Apalagi jika mereka beradu kekuatan? Bukankah kekalahan sudah jelas akan Sungchan terima?

Tak mendapat jawaban dari Sungchan, Jaemin kembali menunduk kepada kekasihnya yang juga masih terdiam. Larut akan pesona ketampanan Na Jaemin yang sekali lagi bisa membuatnya bungkam dalam keterpanaan.

"Injunnie, maaf mengganggu acaramu dengan tunanganmu yang tampan itu. Semoga malam kalian menyenangkan. Sekali lagi, selamat ulang tahun sayang." Jaemin jelas kecewa. Setelah mengucapkan itu, dia pergi begitu saja dari sana, berjalan memasuki mobilnya sendiri.

Tapi langkahnya terhenti ketika dua tangan mungil melingkari perutnya. Dari belakang, seseorang memeluk dirinya, merapatkan tubuh bagian depan dengan punggung tuan Na. Jaemin mungkin tidak merasakannya, tapi jaketnya mulai basah karena tangis orang yang memeluknya itu.

"Kenapa baru datang sekarang? Hiks ... kemana saja kau selama ini?" Rintihan yang menyayat hatinya bisa Jaemin dengar.

Adalah Renjun yang memeluknya saat ini dari belakang. Si manis menyuarakan rintihan-rintihan lirih dan rasa rindu yang bisa Jaemin tangkap dengan jelas.

Perlahan ia berbalik ke belakang. Melirik ke arah Sungchan yang menunduk di belakang Renjun lalu kembali menatap wajah kekasih tercinta dan menangkup wajah mungil itu. Tersenyum meneduhkan, Jaemin memberikan kecupan di dahi Renjun.

"Maafkan aku. Sekarang kita punya banyak waktu. Aku tidak akan pergi lagi." Begitu yang dikatakannya pada Renjun seraya menghapus air mata si manis dengan kedua ibu jari.

The Son ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang