PART [41] - HELLO, NEW YORK!

15.4K 1.2K 264
                                    

Indahnya lampu malam kota New York ketika dilihat dari atas membuat Ayna selalu mengukir senyumnya saat ini.

Ia masih tidak percaya akan kenyataan dalam hidupnya.

Fakta bahwa ia Menikah di umur 17 Tahun, menjadi Istri dari Ketua OSIS disekolahnya, Berkunjung ke negara impiannya dengan... Orang yang ia cintai.

Semua masih terasa sangat tidak mungkin bagi Ayna. Bagaimana ia bisa didatangi oleh makhluk sempurna nan setia seperti Alvano? Bagaimana bisa ia mempertahankan hubungannya dalam ikatan sakral walau masih berumur 17 Tahun? Bagaimana bisa ia mengelilingi dunia bersama lelaki yang ia cintai?

Ayna merasa sangat... bersyukur.

Tiba-tiba saja sebuah tangan kokoh melingkar di perut Ayna. Sudah bisa ditebak bahwa tangan kokoh itu adalah tangan milik Alvano.

Ayna seketika berdiam diri sembari memandangi lampu malam New York dari kamarnya yang berada di lantai paling atas.

"Kak"

"Hmm?" Alvano hanya bergumam untuk menjawab paggilan Ayna

"Ayna masih nggak nyangka"

Alvano mulai menatap Ayna. Apa maksudnya?

"Menikah di umur remaja, menikahnya sama most wanted sekolah lagi."

Alvano tertawa kecil mendengar penuturan Ayna yang sedikit berlebihan padanya.

"Keliling dunia sama kakak, jatuh bangun sama kakak."

"Ayna bersyukur banget. Bersyukur dikasih Lelaki yang setia seperti kakak, yang dinginnya minta ampun waktu pertama kali ketemu, yang gantengnya SubhanaAllah. Ayna bersyukur banget, bahagia banget pokoknya"

Alvano terenyuh.

"Jangan tinggalin Ayna ya, Kak" Ayna menggenggam tangan Alvano yang melingkar di perutnya.

Alvano tersenyum. Sungguh, sejujurnya air matanya sudah di ambang kejatuhan. Ia hanya tak mau terlihat lemah didepan Ayna, Istrinya.

"Makasih"

Alvano mencium kening Ayna dengan lama. Ia juga merasa sangat bersyukur telah dihadirkan bidadari kecil di hidupnya. Bidadari kecil yang selalu manja disampingnya, galak didepan orang lain, gadis yang senyumnya semanis permen kapas, dan gadis yang selalu ada di sisinya.

Mereka berdua menikmati indahnya malam New York dengan sentuhan momen romantis.

•••

Pagi telah tiba. Dan mereka berdua telah siap dengan pakaian rapinya untuk menuju tampat wisata terakhir yang akan mereka kunjungi, yaitu Patung Liberty.

"Udah siap?"

"Udah. Yuk!" Ayna langsung menggandeng lengan kekar Alvano dan berjalan keluar kamar. Tak lupa ia mengunci kamarnya sebelum benar benar meninggalkan kamar mewahnya itu.

Selama perjalanan menuju depan Hotel, Ayna selalu berceloteh tentang rasa bahagianya karna bisa berkunjung ke kota impiannya, New York.

"Seneng banget! Apalagi kesininya sama..."

Toel

Ayna mengkode bahwa orang yang ia maksud adalah Alvano. Ayna menoel lengan Alvano sebagai kodenya.

Alvano yang kadar kepekaanya minim karna kepribadiannya yang dingin seperti kulkas tidak paham apa yang dimaksud Ayna dan kembali bergegas menuju Mobil yang ia sewa.

•••

Selama perjalanan, mereka berdua disibukkan oleh ponsel. Ayna yang hendak mem-posting fotonya bersama Alvano waktu di Lift hotel beberapa menir yang lalu itu malah senyam-senyum sendiri.

Senior & Me [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang