S&M [20] - PERKEMBANGAN

70.6K 3.6K 408
                                    

Malam hari dengan nuansa Monokrom di kamar ini. Alvano sedang mengerjakan tugas OSIS.

Setelah kutanya aku baru ngeh bahwa dia menulis Laporan selama Jabatan Ketua Osisnya. Karna ini sudah memasuki semester 2, Jabatan Ketua Osisnya akan dicabut dan diganti oleh Junior Osis nya.

"Kak, udah malem. Jangan capek capek" Aku memijat kedua bahu kekarnya. Ya, dia sudah duduk menghadap MacBook selama 3 Jam, hanya untuk membuat Laporan.

"Iya" Alvano menjawab dengan nada lesu. Aku peka, dia sangat capek, banyak sekali kulihat Laporan yang dibuatnya, dengan Foto, Dokumentar, beserta bukti bukti

"Tidur Ih!" Aku menonjok pelan bahu kananya, dia tak kunjung beranjak dari kursinya. Alvano terlihat menutup Laptopnya dan membalikkan badannya menghadapku

Dia terlihat menggandengku dan mendudukkanku diatas kasur.

Aku langsung merebahkan diriku diatas kasur, begitupula Alvano. Aku mendekatkan diriku padanya, aku ingin pelukan hangat.

Dia memeluk pinggangku dan mengelus pucuk kepalaku. Tinggiku yang sebatas dada bidangnya hanya bisa bersandar di dadanya.

Aku merasakan kecupan hangat diatas pucuk kepalaku. Akhir akhir ini, dia sering menciumku. Ah, aku sangat bahagia Alvano mengalami perubahan.

"Kak" Suara lembutku menginterogasi gerakan Alvano, dia berhenti lalu bergumam sebagai jawaban

"Kok belum ada tanda tanda kehamilan yah"  Dia terlihat sibuk mengelus rambut panjangku

"Pingin banget Hamil" Ucapku. Memang, sejauh ini belum ada pertanda seperti Morning sick ataupun Pusing dan semacamnya

Dia kemudian menghentikan suraian lembut di rambutku, aku terhenyak, dan memilih menatap manik matanya

"We'll do it again tonight"

•••

Di pagi Minggu ku ini, yah, seperti biasa, bangun tidur aku selalu dalam kondisi memeluk Alvano, diapun terlihat memeluk kepalaku.

Aku beralih beranjak dari Kasur dengan berhati hati agar Alvano tak bangun, wajahnya terlihat damai. Pahatan terindah ada didepanku saat ini

•••

"HELLO MA SIST!" Carissa 'mendobrak' bahuku dengan sangat keras. Aku berdecak kesal lalu memberi plototan terseram kearahnya

"Hehe ampun-ampun.." Carissa menyengir dengan mudahnya, tak menghiraukan rasa sakit di bahuku

"Tumben datengnya TELAT. HABIS NGAPAIN NIH AMA COGAN" Aku menonyor kepala Carissa secara reflek, suaranya begitu lantang, takut jika ada yabg mendengar. Walau aku tahu, ini semua sudah terbongkar

"Mulut Lo!" Gue memukul bibir Carissa dengan pelan, yakali Gue mukulnya keras, yang jadi dia operasi plastik mulut

"Ih Lo mah! Kalo ama Ketos bahasanya aku-kamu, kalo ama gue lo-gue, kasar banget sih! Untung temen sendiri" Aku memcerna kata kata Carissa

Benar juga, jika aku bersama Alvano entah kenapa Bibirku otomatis mengatakan aku-kamu, bersikap sopan layaknya wanita lembut, tapi kenapa sikapku pada Carissa berbanding terbalik? Ah! Sudahlah.

"Beda ya derajatnya Lo ama Kak Alvano!" Aku memanyunkan bibirku dan memelototi mata Carissa dengan intens

"Biasa aja Anjir!" Carissa menepuk kepalaku dengan sedikit keras

Senior & Me [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang