Chapter 5

16 11 0
                                    

Hari tampak mulai sore, Rendi yang termenung duduk dikursi kayu halaman depan rumah tampak masih terlihat murung dengan lamunannya yang masih setia membayangi isi kepalanya, keraguan untuk memutuskan keputusannya yang terasa sangat berat.

Tampak dari dalam rumah Dimas yang memperhatikannya dan segera menemuinya untuk meyakinkan keraguannya itu kepada Rendi.

"Ren, sudahlah jangan melamun terus akan keraguan yang menghantui kamu, yakini saja dan ambil saja, karena ini adalah salah satu kesempatan untuk kamu, agar bisa mengejar mimpi-mimpi kamu dan mewujudkannya," kata Dimas dengan wajah menunjukan sebuah keyakinan.

Rendi yang hanya terdiam menunduk mendengarkan perkataan Kakanya,lalu ia menolehkan mukanya kearah Kakanya degan wajah yang terlihat murung dan berkata.

"Ka, Kaka benar-benar serius dan yakin akan semua ini?"
"Tentu saja Ren, sebagai seorang Kaka, Kaka ikut senang dan bangga jika kamu mengambil kesempatan ini, ingat kesempatan tidak akan datang dua kali"
"Tapi.....Ka"
"Sudah, jangan terus bingung dan ragu, percaya sama Kaka, kamu harus yakin, lihat Ayah dan Ibu, merekapun pasti senang dengan hal ini, kamu jangan ragu lagi, Kaka, Ayah, dan Ibu mendukung penuh dan akan selalu mendo'akan kamu, ya, semangat jangan murung dan melamun lagi, karena pikiran-pikiran yang bukan untuk dipikirkan, kamu pasti bisa mewujudkan cita-cita kamu," kata Dimas dengan lantang dan tersenyum.

Rendi yang melihat kakanya serius dan memberi semangat serta keyakinan, seketika itu Rendi meneteskan air mata terharu dan memeluk Kakanya.
"Ka, terimakasih ya..hikhikhik..atas dukungannya, Rendi sekarang sudah memutuskan dan tidak merasa ragu lagi, Rendi akan ambil kesempatan ini untuk mengejar cita-cita Rendi dan mewujudkannya, terimakasih ya Ka," kata Rendi dengan terisak isak sebuah tangisan.
"Heheee, nah begitu dong,sudah sekarang kamu jangan menangis ya," jawab Dimas dengan tersenyum bahagia dan melepaskan pelukannya.
Rendi dan Dimaspun terduduk dan merasakan kebahagian yang sama.
"Oiyaaa Ren, kapan kamu berangkat?"
"Kata Pak Umar sih hari Senin depan"
"Oooh, begitu yaa, berarti sebentar lagi yaa"
"Iyaaa Ka"
"Oiyaa Ren, Kaka mau bikin pesta perayaan untuk kamu, nanti malem, gimana?"
"Haaaaah, pesta gimana Ka"
"Iyaaaa, kita bikin pesta nanti malem, disini di halaman rumah, kita bakar bakar daging ayam sama ikan gurame saja gimana, seru pasti heheee"
"Mungkin hehe, kayanya seru pasti Ka, Rendi setuju heheee kalau masalah makan, No 1 deh heheee..."
"Dasar, pikirannya makan melulu, oke deh Ren, sekarang kita mandi dan bersiap siap dulu deh, yuuu"
"O..ke Ka"

Mataharipun mulai tak menampakan sinarnya lagi, langit yang mulai dihiasi lembayung menandakan hari mulai berganti malam. Dimas dan Rendipun segera masuk kedalam rumahnya untuk bersiap menunaikan kewajibannya(sembahyang).

Selepasnya dari Sembahyang merekapun mulai untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk pesta berdua dimalam ini. Dimas yang sibuk menyiapkan bahan dan peralatan untuk memulai pestanya, dan Rendi yang bertugas untuk mengurusi dan membersihkan ikan gurame dan ayam untuk di bakar dan dijadikan hidangan di pestanya malam ini.

"Ren gimana itu ikan gurame dan ayamnya sudah beres dibersihkan belum?"kata Dimas sambil berteriak,yang menunggunya di depan dihalaman rumah.
"Iyaaaa Ka, sebentar lagi beres Ka"
"Baik Ren, oiyaaa, jangan lupa bawa bumbunya didapur ya Ren"
"Siap Ka"

Malampun tampak indah dengan panorama yang dihiasi sinar bulan purnama yang amat cerah, serta dihiasi pula dengan gemerlap sinar-sinar bintang yang memenuhi isi langit. Dimas yang sedang menunggu Rendi sembari menyalakan api unggunnya, tak lama kemudian Rendipun datang dengan membawa ikan gurame dan ayam yang sudah dibersihkannya untuk siap dibakar.

"Waaah, ini akan menjadi santapan paling lezat malam ini Ren, ikan gurame dan ayam bakarrrr hehe" kata Dimas dengan wajah bergembira, berbarengan dengan menjilatkan lidah ke bibirnya.
"Yossssh, tentu saja Ka hehe, ini lezatnya pasti luar biasa weeeeenaak....hehe"
"Baik Ren, kita panggang sekarang"
"Oookke Ka"

Kupu-KupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang