14. Dingin

9.2K 1.1K 223
                                    

Aku menghela napas pelan, menatap suhu angka pada termometer yang kupegang.

"39°C. Kau demam, Atsumu-kun."

Suamiku mengembungkan kedua pipi, lalu menarik selimut hingga menutupi setengah wajahnya di sana.

"Aku tidak mau sakit ..."

Mendengar hal itu aku pun tersenyum, kembali membuka kotak P3K dan mengambil plester penurun panas untuknya.

Kusisir rambutnya dengan jari-jari, sesekali mengelusnya sangat lembut lalu menempelkan plester itu di keningnya.

"Hari ini kau harus istirahat, aku akan hubungi pelatih memberitahukan kau sedang sakit."

Aku beranjak, berniat untuk menyimpan kotak P3K. Namun, dengan cepat suamiku memegang pergelangan tangan, membuatku menoleh dan menatapnya yang kini memasang puppy eyes dengan gemasnya.

"Jangan pergi ..." Ia berucap manja.

Jika sedang sakit begini, ia memang seperti anak kecil.

Akhirnya aku mengangguk, memilih kembali duduk di samping suamiku yang kini terlihat menggosokan kedua tangan sesekali meniupnya.

"Kenapa?"

"Dingin ..."

Aku langsung memegang kedua tangan suamiku dan menggosoknya pelan, sesekali kucium jari-jemarinya yang dingin itu dengan lembut.

"Masih dingin?" Tanyaku.

Suamiku menatap dengan serius, sebelah tangan yang semula berada di dalam genggamanku perlahan dilepas olehnya.

Ia menangkup pipiku, dan mulai menyusur ke belakang leher untuk menarikku lebih dekat dengan wajahnya.

"Bibir dan tubuhku juga dingin, sayang."


♡♡♡

SUAMI : Miya Atsumu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang