Hari ini, adalah hari ulang tahun suamiku tercinta.
Di tengah malam yang sudah kurencanakan, perlahan aku mengendap keluar kamar untuk mengambil kue ulang tahun yang sengaja kusembunyikan di dapur tanpa sepengetahuannya.
Kembali masuk ke kamar dengan sesekali mengintip, memastikan jika suamiku masih terlelap dengan nyenyak.
Aku melangkah sangat pelan, duduk di tepian ranjang sambil membawa kue dengan beberapa lilin di atasnya. Merasa semua sudah siap, perlahan aku menepuk lengan suamiku untuk berusaha membangunkannya.
"Papa, bangun!"
Tidak perlu menunggu lama, suamiku mengerjap pelan lalu menatapku. Kedua matanya tiba-tiba mengerjap semakin cepat, ia tersenyum ketika melihat kue ulang tahun yang berada di tanganku.
"Selamat ulang tahun Papa sayang!!"
Mendengar itu, kedua tangannya langsung terulur untuk memeluk pinggangku. Kepalanya sedikit terangkat lalu bersandar di dadaku dengan manja.
"Umm ... terbaik ya istri tersayangku ini! Terima kasih, Papa sayaaang sama Mama!" Ucapnya manja.
Aku mengangguk, sebelah tanganku membalas pelukan sambil sesekali mengusap rambut belakangnya dengan lembut.
Suamiku yang merasa jika aku membalas pelukannya pun perlahan terduduk, kedua tangannya masih saja memelukku dengan erat.
"Ayo ucapkan permintaan!"
Suamiku mengangguk, kedua matanya terpejam dengan menggumam pelan. Tanpa menunggu lama ia kembali membuka kedua matanya, lalu meniup lilin hingga semuanya padam.
Kedua tangan yang semula memelukku dengan erat ia lepaskan, mengambil kue di tanganku untuk disimpan atas meja samping ranjang tanpa memakannya terlebih dahulu.
Melihat kue sudah aman di atas meja, suamiku langsung tersenyum sambil menatapku lekat.
"Terima kasih untuk kuenya, terima kasih juga untuk hadiahnya!"
"Hadiah? Tapi Mama hanya membawa kue saja."
Suamiku semakin melebarkan senyum, sebelah tangannya mengamit daguku dengan wajah yang semakin mendekat.
"Mama hadiahnya."
Belum sempat menjawab, suamiku mengecup bibirku dengan tangan yang menyusur menarik tengkuk semakin dekat. Menahan pergerakan kepalaku hingga tidak bisa mundur atau bahkan menolaknya.
Sebelah tangannya yang lain kini terulur, memeluk pinggangku dengan erat lalu menarik tubuhku hingga tertidur di atasnya.
Merasa dalam situasi gawat, aku mendorong tubuhnya cepat.
"Nanti si kembar bangun!"
"Tidak akan."
Lagi, aku belum sempat menjawab, suamiku membalik posisi kami. Membuatnya menyeringai senang ketika menatapku yang kini berada di bawah kungkungannya.
"Terima kasih hadiah ulang tahunnya, Papa akan terima hadiah spesial ini hingga pagi!"
"HEY!!"
"Sssttt ... Jangan terlalu berisik, nanti si kembar bangun."
"Tapi---"
"Tenang saja, Papa akan lakukan dengan lembut agar Mama masih bisa berjalan besok." Ucapnya penuh kebohongan.
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI : Miya Atsumu ✔
Fanfiction【 SUAMI SERIES #03 】━━ ❝Pria bersurai pirang itu suamiku, Miya Atsumu.❞ © HAIKYUU, HARUICHI FURUDATE © DACHAAAN, 2021