Pertukaran

17 5 0
                                    

Tidak banyak yang bisa dilakukan Allen dan Serim. Mereka hanya bisa mengekor perawat yang mengantarkan Sakura ke ruang mayat. Ibu Kkura sudah tidak sanggup berdiri, menatap sedih bersama Madame Sunny.

Dalam kelebatan cahaya remang-remang, Allen melihat sesuatu. Namun dirinya memilih bungkam. Siapa tahu perkataannya membuat perawat terkejut setengah mati. Yang ada, jenazah Sakura terbengkalai.

Atmosfer ruangan yang paling ditakuti itu terasa menyeramkan. Pemilik tubuh-tubuh yang terbujur kaku seakan memelototi kedatangan keempatnya. Namun Allen tetap diam. Berpura-pura tidak melihat 'mereka'.

Di sisi lain, rasa kantuk menyerang Min Hee. Lelaki tampan itu tertidur tanpa sengaja. Beruntung dia tidak terjerembab. Kalau iya, Hitomi akan ikut terjatuh.

Taeyoung sendiri masih berusaha terjaga. Laju motornya ia perlambat sedikit. Jujur, kurang tidur akibat begadang dua hari berturut-turut membuat Taeyoung kelelahan. Tidak ada cara lain kecuali beristirahat di rest area.

"Semoga perjalanan kalian menyenangkan," lirihnya dalam keheningan. Hanya ada pengemudi truk di dekatnya. Mereka juga terlelap, hanya petugas yang masih terjaga.

Menjelang dini hari, Allen terbangun dari tidurnya. Dia merasa terganggu dengan kaca dan pintu yang digedor-gedor.

"Aishh," umpatnya seraya menatap ke pintu ruang mayat.

Lelaki itu terdiam seribu bahasa. Sosok itu sama dengan yang dilihatnya ketika mendampingi jenazah Sakura. Dia adalah Ye Na. Gadis itu tampak marah, mencoba memberitahukan sesuatu pada Allen.

Tanpa basa-basi lagi, Allen membuka pintu ruangan tersebut. Tindakan ilegalnya itu tidak akan dibenarkan oleh perawat. Namun Allen sudah jengah dengan kelakuan hantu Ye Na.

Hal pertama yang dilihat Allen bukanlah sosok Ye Na, melainkan ranjang dengan Sakura di atasnya. Lelaki itu naik pitam, menanyakan maksud Ye Na memindahkan jenazah Sakura.

"Kkura belum mati! Begitu juga aku. Antarkan aku ke tubuhku, cari Kkura di rumah sakitku! Aku yakin seseorang menginginkan kematian kami," pinta Ye Na dengan mata memerah.

Dalam satu jentikan jari, jenazah Kkura kembali ke tempatnya semula. Allen menatap tidak percaya, bahkan Ye Na pergi menuju tempat parkir. Dia duduk di samping motor Allen. Tanpa ada keraguan, dia meninggalkan Serim sendirian di bangku yang dingin.

Sebelum pergi, Allen menyempatkan diri untuk menulis sebaris pesan. Satu untuk Chaeyeon, lainnya untuk Serim. Setelah mesin motornya cukup panas, Allen melajukan benda besi itu dengan kecepatan tinggi. Wajah Ye Na sendiri terlihat khawatir. Sepanjang jalan, dia berdoa pada Yang Maha Kuasa. Berharap masih ada titik terang baginya untuk hidup.

[Hiatus] Emerald WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang