"Jin, lo ngapain pakai pakaian gituan?" tanya Taeyoung selagi Hitomi membesuk Chae Won.
"Chae Won yang minta. Katanya dia pengen punya bodyguard. Ya udah, gue pakai aja. Masalah?"
"Bukan gitu. Sensi banget sih. Udah kaya anak cewe," cibir lelaki itu seraya duduk di samping papanya Chae Won.
"Saya yakin Chae Won bisa bertahan, pak. Anak sebaik dia pasti selalu dilindungi Tuhan," kata Taeyoung bermanis-manis di hadapan lelaki tua yang sedang bersedih itu.
Sebuah senyum yang mengembang di wajah lelaki tua itu telah menggetarkan hati Taeyoung. Padahal ia mengatakannya untuk basa-basi saja. Kenapa rasanya seolah sedang disenyumi malaikat?
Sunrise, kkwak jaba ...
Dering telpon Taeyoung tidak membiarkan anak itu untuk berlama-lama menatap wajah papanya Chae Won.
"Permisi, pak. Saya mau mengangkat telepon," izin Taeyoung undur diri.
"O ya. Silakan," ujarnya mempersilakan.
Taeyoung pun tersenyum, tak lupa berpesan pada Wonjin untuk menjaga Hitomi.
"Iye iye. Buruan angkat telponnya,"
"Iya, otw nih,"
[Yeobuseyo,]
[Young, Hitomi mana?]
Nada bicara Chaeyeon terdengar panik, mungkinkah terjadi sesuatu pada Ye Na?
[Lagi sama Chae Won. Ye Na gimana?]
[Ye Na ... dia sih oke. Tapi ... ]
Chaeyeon tampak ragu, menatap ke bangsal Ye Na dari balik kaca ruangan. Gadis cantik itu tengah berada di depan ruangan Ye Na. Menanti kepulangan Taeyoung dan Hitomi.
[Tapi apa? Jangan bikin gue bingung,]
[Gini, tadi Ye Na dapet telpon. Katanya dari ibunya Sakura. Beliau bilang Sakura kritis, nyebut-nyebut nama Hiichan,]
[Aish. Tadi Chae Won, sekarang ulat itu pula. Mereka sekongkol sakit atau gimana sih? Heran gue,]
[Mana gue tau. Terus ibunya Kkura minta Hiichan buat besuk Sakura secepatnya,]
[Buset. Sekarang aja Hitomi belum tidur. Besok pagi harus pergi? Wah wah wah, keterlaluan,]
[Iya, kan? Capek pasti. Terus gimana nih? Kasih tau Hitomi nggak?]
Taeyoung terdiam sejenak, menatap ke arah Wonjin yang selalu menunduk, merapalkan doa untuk kesembuhan Chae Won.
[Biar gue yang bicara sama Hitomi. Lo tenang aja. Jagain Ye Na baik-baik. Oke?]
[Oke, gue ngikut apa kata lo. Gomawo. Bye]
[Bye]
Rupanya, Wonjin melihat wajah kusut Taeyong. Bertanyalah anak itu, membuat Taeyoung terpaksa menceritakan perihal Miyawaki Sakura.
"Terus lo mau berangkat kapan buat nganterin Hitomi?" tanggap Wonjin.
"Nah, makanya itu. Kasihan Hitominya juga. Aku juga nggak pernah ke luar kota," jawab Taeyoung frustasi. Lelaki itu mengacak-acak rambut coklatnya.
Sebenarnya, Wonjin punya ide. Tapi dia ragu mau mengatakannya atau tidak. Takut menyinggung perasaan Taeyoung. Pergelutan batin itu membuat Wonjin stress sendiri,
"Young, gue mau bilang," ujar Wonjin pada akhirnya. Memilih untuk mengungkapkannya pada Taeyoung.
"Apa? Lo suka sama gue? Nggak, makasih," tanggap Taeyoung dingin. Entah kenapa dia bisa bercanda di waktu seperti ini.
"Ish, bukan itu," balas Wonjin kesal. Untung suaranya nggak sekeras biasanya. Wonjin masih ingat kalau dia ada di rumah sakit, bukan di ruang kelas. Jaim dikit.
"Terus?" tanya Taeyoung yang mulai menanggapi serius perkataan Wonjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus] Emerald Whisper
Fanfiction[Update Sabtu/Minggu] Hitomi, siswi SMA yang menyukai rekan sekelasnya. Akankah cintanya dibalas pula? Atau ada orang lain yang akan merebut hatinya?