"Suster nggak bohong,'kan?" tanya Hitomi memastikan. Tak mau jatuh dalam prank yang tidak lucu ini.
"Seorang suster mana boleh berbohong," balasnya dengan wajah agak datar. Gelagat itu ditangkap Min Hee. Mengira kalau perkataan Hitomi telah menyinggung hatinya.
"Maaf, kami tidak bermaksud menyinggung hati suster," balas Min Hee seraya menggenggam tangan kiri Hitomi yang terguncang akan kabar dari sang suster.
"Oh ya, keluarga pasien yang kemarin dirawat di sini ingin menemui Anda. Mari saya antarkan," ujarnya seraya meninggalkan ruangan tersebut.
Meski berat melangkah, Hitomi pun bergerak. Gadis berurai air mata itu menatap kosong, tak mau melepaskan genggaman tangan rekan sekelasnya itu.
Hitomi tidak menghiraukan orang lain yang berbisik ke arahnya. Membiarkan mereka menilai dari sampulnya saja. Toh tak ada gunanya ia menjelaskan situasinya pada khalayak ramai. Itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa si cantik Sakura telah meninggalkannya selamanya.
Di sebuah lorong yang cukup suram dan temboknya mengelupas di sana-sini, Min Hee memberanikan diri untuk bertanya. Mencairkan kebekuan yang sudah berjalan selama 15 menit.
"Sus, apa di sini lampunya memang begini? Padahal ini pagi hari, lho,"
Entah tersinggung atau apa, suster itu berhenti. Membuat Min Hee dan Hitomi ikut menghentikan langkahnya.
Tanpa diduga, suster itu tertawa kecil. Suaranya nyaring, menggema ke seluruh lorong.
Perasaan Min Hee jadi tidak enak, diam-diam mengisyaratkan Hitomi untuk mundur teratur.
Saat baru selangkah, tiba-tiba suster itu berbalik. Wajah cantiknya berganti wajah rusak dengan darah di sana-sini. Belatung sih tidak ada. Tapi lehernya panjang dan ada luka busuk di dada sebelah kiri. Mungkin di situ ada belatungnya. Mau cek? Author sih ogah.
Hitomi yang belum menyadari keadaan malah menatapnya santai,
"Halusinasiku mulai, nih,"
"Halu apanya? Dia setan!" teriak Min Hee panik. Raut mukanya menunjukkan ketegangan yang luar biasa.
Tanpa basa-basi lagi, lelaki itu berlari sambil tetap menggandeng tangan Hitomi. Mau tak mau, gadis itu mengikuti irama lari si cowok bertubuh tinggi.
Ya, namanya juga hantu. Tau-tau suster itu sudah ada di hadapan mereka. Tangan kanannya membawa sebuah pisau berlumuran darah.
"Minggir! Minggir atau kutendang?" teriak Min Hee yang sudah kehilangan akal sehatnya.
Dengan senyum mengerikan, suster itu berlari mendekat. Karena tak ada pilihan lain, Min Hee melepaskan genggaman tangannya, beralih lari, mencoba meninju si suster hantu.
BUKK!
***
Pengen buat yang serem tapi ga bisa :)
Gitu aja gapapa lah ya.
Cuss next chapter selanjutnya. Kukasih bonus update dua chapter nih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus] Emerald Whisper
Fanfiction[Update Sabtu/Minggu] Hitomi, siswi SMA yang menyukai rekan sekelasnya. Akankah cintanya dibalas pula? Atau ada orang lain yang akan merebut hatinya?