Flashback

32 5 0
                                    

"Hiichan, lo masukin apa ke minuman gue?" marah Eunbi seraya memegangi perutnya.

"Ma ... maksud Eunbi apa?" tanya Hitomi tak mengerti. Bulu kuduknya berdiri, takut. Hanya ada mereka berdua di tempat ini. Ujung lorong sekolah yang jarang dikunjungi orang.

Awal permasalahannya adalah Yujin meminta tolong pada Hitomi untuk memberikan strawberry parfait untuk Eunbi. Karena ia merasa punya banyak waktu luang, makanya dia menyetujuinya. Lagipula, siapa tahu hubungannya dengan Eunbi bisa agak dekat.

Hitomi sama sekali tidak mengetahui bahwa strawberry parfait yang ia terima dari Yujin ternyata membuat Eunbi sakit perut. Eunbi sampai bolak-balik ke kamar mandi.

Kalau makai seragam biasa sih mending, lha ini. Lagi festival sekolah, gaess. Eunbi makai baju ala princess yang gaunnya mencapai tanah. Kebayang ga ribetnya? Itu, kayak gaunnya Cinderella atau Belle yang menyentuh tanah. Mana gaunnya punya banyak lapisan. Hadeuh. Sabar ya, Eunbi.

"Aku nggak ngasih apa-apa ke minumannya Eunbi. Aku cuma terima dari Yujin," jawab Hitomi jujur.

"Alesan aja. Pokoknya, tunggu aja balesan dari aku," ujar Eunbi kesal seraya meninggalkan Hitomi seorang diri. Beruntung Eunbi tidak menamparnya atau melakukan kekerasan fisik lainnya. Ia masih menghormati hubungannya dengan Ye Na.

Dari balik tembok, Taeyoung tiba-tiba muncul, mengatakan sesuatu pada Eunbi

"Lo harusnya investigasi dulu sampai clear, baru nyamperin orang,"

Langkah Eunbi pun terhenti, menatap sinis pada Taeyoung. Tanpa mengatakan apa pun, Eunbi berlalu dari hadapan lelaki berbaju necis itu.

Taeyoung sebenarnya mau mencaci maki Eunbi, tapi niat itu diurungkannya. Apalagi Hitomi mulai nangis di sudut lorong lantai dua.

"Ga usah pikirin kata-katanya Eunbi. Gue yakin ada yang mau jebak lo," kata Taeyoung sambil mengulurkan sebuah sapu tangan warna cokelat muda.

Taeyoung tahu kalau dia tak punya hak apa pun untuk menghapus air mata Hitomi. Makanya ia cuma memberi gadis itu sapu tangan. Sadar diri intinya.

Hal yang bisa ia lakukan hanyalah membantu Hitomi menemukan pelaku di balik semua ini. Walaupun Hitomi tak pernah memintanya, harga diri Taeyoung sebagai temannya Hitomi dipertaruhkan. Masa iya dia mau diam saja saat temannya difitnah. Wajar dong kalau marah. Yang nggak wajar tuh kalau sampai nyakitin orangnya. Ga boleh main hakim sendiri intinya.

Berdasarkan kamera CCTV yang Taeyoung lihat atas bantuan Madame Jess, akhirnya lelaki itu menemukan jawabannya.

"Besok madame akan menegurnya. Nilai sikapnya juga akan madame pertimbangkan," komentar Madame Jess yang terkenal tak punya ampun di seantero SMA.

Taeyoung tersenyum manis, pertanda setuju dengan keputusan Madame Jess.

Atas bukti rekaman kamera CCTV itulah Eunbi dipanggil oleh Madame Jess. Bukan Eunbi pelakunya. Dia dipanggil untuk menyaksikan sendiri siapakah yang telah membuatnya sakit perut.

"Ma ... madame, ini sungguhan?" tanyanya tak percaya. Padahal dia sangat yakin kalau Hitomi pelaku sebenarnya.

Madame Jessica mengangguk, senyum ramahnya tak ketinggalan menghiasi wajahnya,

"Guru macam apa yang menjatuhkan muridnya sendiri, hmm?"

Eunbi tersipu malu karena gegabah menuduh gadis tak bersalah itu. Ia berencana meminta maaf sepulang sekolah, sekaligus melabrak pelakunya. Ya, dia harus memberi gadis itu pelajaran.

"Jangan pakai kekerasan, ya," pesan Madame Jess tiba-tiba. Seolah tahu apa yang ada di pikiran Eunbi.

"I ... iya madame," sahutnya kalut.

[Hiatus] Emerald WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang