Lumpur Ceria

53 8 0
                                    

"Madame ga mau yang lainnya panik. Jadi, tolong jangan bilang ke yang lain ya" kata madame Sunny

"Baik madame" sahut Ye Na, Woobin, dan Hitomi seraya pamit kembali ke tenda.

Hari ini, mereka gantian. Yang kemarin masak, sekarang jalan-jalan. Ye Na berbisik "Maaf kalau ga enak" "Santai" balas Hiichan

Madame Sunny membawa mereka ke rintangan yang harus dilewati. Persis seperti kemarin.

"Iih, kotor. Ga suka" kata Nako saat mereka akan merangkak di atas lumpur

"Iya. Madame, ga bisa skip nih?" tanya Chae Won

"Ga boleh" ujarnya tegas

Mau tak mau, dua cewe itu pun merangkak sambil bicara ga karuan

"Brisik amat sih" kata Allen kesal

"Ya suka-suka gue" balas Chae Won

"Makan nih lumpur" kata Nako sambil memberi lumpur pada pipi Allen

"Woi" kata Allen sambil mengelap lumpur di wajahnya. Ia membalas dengan melemparkan lumpur ke baju Nako. Nako marah dan membalasnya.

Allen menghindar dan memasang muka meledek. Nako tambah kesal dan mau meninju Allen

"Ga bisa wkwk" kata si cowo sambil menahan kedua tangan Nako.

"Apa si, cowo kok baperan"

"Cewe kok main tinju"

"Stop!" henti madame Sunny

Kedua anak itu pun diam, tak berkutik

"Lanjut merayap sana" (cicak?)

"Baik, madame"

***

"Awas lu, Llen" ancam Nako setelah mereka sampai di tepi

"Bidi imit"

"Hiih"

"Udah, udah. Ntar malah suka loh" kata Serim yang tiba-tiba nyambung

"Hii, ogah. Mending Allen sama lo aja, Rim"

Serim tak peduli, lewat seperti biasa

"Ngapain senyum-senyum?" tanya Wonjin pada Hitomi

"Mereka lucu"

"Tapi imutan aku" kata Seongmin sambil mencubit kedua kawannya. Tak lupa, tangannya sudah ia lumuri dengan lumpur.

"Seongmin!" jerit keduanya

"Sini lo!" marah Wonjin sambil menyusul Seongmin yang terlebih dulu merayap.

"Niat banget" komentar Hitomi sambil merayap pelan-pelan.

***

Tak terasa, ini hari terakhir mereka kemah. Hitomi merasa sedih karena ia nggak punya kesempatan melihat Min Hee.

"Melamun?" tanya Taeyoung

"Eh, iya"

"Mikirin aku?"

"Enggak lah" jawab Hitomi cepat. Taeyeoung tersenyum mendengarnya

"Rasanya masih pengen di sini"

"Hiichan ga mau balik ke sekolah?"

"Bukan. Emang sih, cewe cowo ga bisa bebas ngobrol kaya di kelas. Tapi hutan ini lebih nyaman daripada di kelas"

Taeyoung paham, di sini, tiga geng wanita kelasnya bisa membaur meski canggung banget. Taeyoung yakin Hitomi takut kehilangan Ye Na

"Denger, temen tu nggak kemana. Kalo lo lagi down, cerita aja ke gue atau Seongmin. Kita ngga emberan kok"

"Makasih, Young"

"Okeh"

"Et dah, gue cape-cape masak, elu malah pacaran. Sini bantuin. Ayukk" seret Wonjin

"Duh duh. Ga bisa napas"

"Ups. Sorry, bro"

"Gue bantuin Wonjin yakk. Babay"

Hitomi tersenyum melihat tingkah Wonjin dan Taeyoung. Tanpa Hitomi ketahui, Ye Na menatap cemburu dari balik tenda mereka

***

"Hiichan, ajarin ini dong" kata Ye Na di hari Senin

"Loh? Aku?"

"Iya"

Meski canggung, Hitomi mengajari Ye Na. Yang diajari malah fokus ke wajahnya Hitomi. Saat Hitomi sadar, dia bertanya "Na? Ye Na?"

"Eh apa?"

"Ye Na paham apa yang aku omongin?"

"Paham, paham. Makasih, yap. Sayang Hiichan banyak-banyak"

"Douitta"

"Aku balik ke bangku, ya"

"Oke"

Trrt. Telepon Hitomi bergetar. Ada pesan dari Seongmin

"Tumben amat Ye Na bicara ma kamu"

"Mana aku tahu. Aku juga kaget"

"Kesambet apa tuh anak?"

Belum sempat Hitomi membalas, hpnya diambil Wonjin

"Wah ... " godanya

"Jin, balikin" rengek Hitomi

Bukannya dikembaliin, Wonjin malah mempermainkan Hitomi

"Ga kena, ga kena"

Saat Hitomi berdiri, Wonjin malah lari. Cewe itu pun mengejarnya, disusul Seongmin

"Sialan, lu Jin. Balikin woyy" teriak Seongmin di lorong. Akibat teriakan kerasnya, banyak siswa yang menatap ketiganya. Termasuk Min Hee.

Hitomi yang menyadari keberadaan Min Hee pun menundukkan kepalanya. Tak berani menatap secara langsung.

"Ga usah lari-lari, nanti jatuh" kata Taeyoung yang ada di depan Min Hee. Ia menarik tangan Hitomi, sampai punggung Hitomi menabrak tubuh Taeyoung.

Seongmin terlihat kesal, namun ia berteriak sambil menuruni tangga "Tenang. Gue bakal dapetin hp lo"

[Hiatus] Emerald WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang