"Loh, Seongmin bukannya mau ke toko apa gitu tadi, ya?" Selidik Ye Na curiga.
Dengan napas terengah-engah, lelaki itu menjawab, "Tadinya sih gitu, tapi aku berubah pikiran. Eh, malah ditinggal"
Ye Na tertawa, mengajak Seongmin pulang bersamanya.
"Eh, nanti malah buat Ye Na repot" tolaknya sambil tersenyum tak enak. Lagipula jarak sekolah menuju supermarket tak sejauh Asia - Afrika.
"Ya udah. Oh ya, Taeyoung itu kayanya deket sama Hitomi, ya?"
"Tau tuh anak. Bawaannya sumringah pas bahas Hitomi. Terus jadi jutek kalau bahas Min Hee"
Ye Na mengangguk paham. Tiba-tiba, ia merasa ada yang salah dengan perutnya. Sakit.
"Lo gapapa?" tanya Seongmin khawatir
"Gue ... " sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya, dia ambruk duluan. Untung Seongmin menangkapnya tepat waktu.
"Na, Ye Na. Na!"
***
"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya seorang ibu berbaju putih dan menenteng tas warna hitam di lengan kirinya. Bertanya dengan raut muka risau.
Dokter lelaki berumur 30-an yang mengenakan kacamata itu menghela napasnya sebentar
"Kami sudah mengusahakan yang terbaik bagi putri Anda. Tapi, sayang sekali ... "
"Dok, dok, nggak, dok, enggak" rengek sang ibu
"Sepertinya sel kanker putri Anda tumbuh lagi" lanjutnya, membuat kedua pipi sang ibu berlinang air mata. Kedua lututnya lemas, hingga beliau nampak bersimpuh di hadapan sang dokter.
"Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya. Kami yakin anak Anda bisa menghadapi semua ini meski kemungkinannya kecil" hibur sang dokter
"Tolong ... tolong lakukan apa saja untuk anak saya, dok. Tolong"
"Iya bu, ibu yang tenang. Di rumah sakit tidak boleh berisik. Ya?"
Bujukan dokter itu sukses membuat si perempuan berambut pirang tenang, berangsur menyeka air matanya. Bahkan, dokter itu membantu beliau duduk di kursi.
"Saya sudah memanggil dokter terbaik, mereka akan segera datang melakukan operasi. Silakan ibu menandatangani formulir ini"
Meski dengan tangan yang gemetaran, ibu itu menandatangani formulir persetujuan operasi. Jelas sekali bahwa anak sang ibu sudah langganan dirawat di rumah sakit tersebut. Sampai-sampai sang dokter berani memanggil dokter lain sebelum wali pasien menandatangani formulir operasi.
***
"Young, young ... telfonmu bunyi tuh" kata Hitomi. Ia merasakan sesuatu yang bergetar dan memiliki nada. Apalagi kalau bukan dering handphone.
"Aish. Siapa sih? Ya udah, tolong ambilin di saku jaket sebelah kanan, sakunya yang bawah"
"Bentar"
"Lo serius?" tanya Taeyoung kaget. Waktu ia mengucapkannya, tangan Hitomi hampir mencapai saku Taeyoung
"Iyalah. Lagian cuma ambil hp, 'kan?" balas Hitomi santai seraya mengambil hp Taeyoung tanpa ada rasa bersalah
"Dari Seongmin nih. Angkat nggak?" tanya Hitomi sambil memencet tombol hijau yang berarti menerima
"Ga usah" balasnya bete
"Yakh, udah kupencet terima"
"Gimana sih?" kata Taeyoung kesal, disusul tawa kecil Hitomi
[Moshi moshi ... eh, maksudku yeobuseyo]
[Buset. Taeyoung sama lo?" tanya Seongmin]
[Iya. Lagi naik motor. Makanya aku yang angkat]
[Malah pas]
[Lah?]
[Gini, Ye Na ... tau alamatnya Ye Na nggak?]
Tanpa sadar, Hitomi menggeleng
[Enggak tau. Kenapa memang?]
[Ye Na pingsan, makanya kubawa ke UKS. Untung tadi ada anak PMR lewat]
[Seriusan?] Teriak Hitomi, membuat Taeyoung ikut kaget.
[Ga percaya ya udah]
[Cari aja nomernya Eunbi di grup kelas. Foto profilnya bebek]
[Bebek kuning unyu itu?]
[He eh. Aku ga bisa balik ke SMA. Ada acara keluarga. Kalau aku bolos, ntar aku disuruh out dari SMA Violeta]
[Oke, oke. Makasih infonya. Gue tutup ya]
[Salam buat Ye Na.] Pesan Hitomi sebelum Seongmin menutup telponnya.
"Duh, kenapa juga acara keluarganya harus hari ini sih?" Monolog Hitomi seraya mengembalikan hp Taeyoung ke tempat asalnya.
"Buset. Bilang dulu kalau mau ngembaliin atau gimana kek"
"Iye, iye, maap. Makasih btw"
"Ok. Seongmin ngapain nelpon?" Tanyanya kepo
"Ye Na pingsan katanya. Dia dibawa UKS"
"Pantesan tadi agak pucet" bisik Taeyoung dalam hati. Tak mau membuat Hitomi menjadi lebih khawatir
"Mau puter balik?" Tanya Taeyoung berbasa-basi. Aslinya dia tahu kalau Hitomi ada acara keluarga. Kan dia udah bilang pas teleponan sama Seongmin
"Makasih, tapi aku nggak bisa. Kalau Taeyoung mau jemput Seongmin nggak?"
"Iyalah. Kenapa memangnya?"
"Aku lupa nggak bilang terima kasih sama Seongmin" balasnya sedih
Taeyoung tersenyum manis, baru menjawab "Nanti aku sampaikan"
"Makasih, ya"
"Sama-sama"
Laju kendaraan di sekitar tak lagi dihiraukan Hitomi. Yang ada di pikirannya sekarang adalah pergi ke acara keluarga dan tentunya keadaan Ye Na.
![](https://img.wattpad.com/cover/242041249-288-k85293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus] Emerald Whisper
Fanfiction[Update Sabtu/Minggu] Hitomi, siswi SMA yang menyukai rekan sekelasnya. Akankah cintanya dibalas pula? Atau ada orang lain yang akan merebut hatinya?