"Young ... Young. Anter gue sekarang, Young. Anterin!" teriak Hitomi panik. Pikirannya hanya tertuju pada sebuah nama yang tertera di notifikasi hp Taeyoung.
Lelaki yang suka main game online itu berujar,
"Ngapain lo mikirin dia? Dia itu udah fitnah lo. Apa lo lupa?"
"Jangan bikin gue emosi di RS. Ini udah jam sebelas, tolong," pinta Hitomi dengan nada ditahan. Giginya gemeretuk menahan amarah.
Taeyoung yang berdiri pun tak kunjung menjawab. Akal sehatnya membenarkan saran Hitomi untuk mengecilkan volume suaranya. Namun di sisi lain, dia masih tak setuju bila Hitomi mau menemui perempuan yang disebut oleh Seongmin.
Chaeyon yang terbangun pun mengerjapkan kedua matanya, mencari asal suara bernada tinggi yang melenyapkan mimpi baiknya. Saat melihat pintu yang terbuka, Chaeyeon yakin. Pasti yang bertengkar Taeyoung dan Hitomi.
Setelah melepas selimutnya, Chaeyeon melangkahkan kakinya di lantai RS yang dingin. Saat itu pula, tangan kiri Chaeyeon dicekal Ye Na.
"Sst. Biarin aja," saran Ye Na. Ternyata, gadis itu bangun saat Taeyoung keluar dari kamar.
Meski hatinya masgul, Chaeyeon tak ingin mendebat Ye Na. Ia lebih memilih diam. Mengamati keduanya dari jauh.
"Oke, gue anterin lo dengan satu syarat,"
"Apa?" tanya Hitomi antusias
***
Deru angin malam tak menyurutkan niat Taeyoung untuk mempercepat laju kendaraannya. Hitomi memakai jaket kulit hitam milik Chaeyeon. Chaeyeon sendiri yang meminjamkannya pada Hitomi. Karena jaket itu, Hitomi merasa sedikit baikan.
Motor Taeyoung yang melesat layaknya guntur itu pun berhenti di halaman parkir sebuah rumah sakit.
Karena helm Hitomi nggak karatan, gampang deh lepasnya. Hi hi.
Rupanya, kedatangan mereka disambut oleh Wonjin. Lelaki itu memakai jas hitam dengan hem warna putih. Bertingkah layaknya bodyguard yang hendak mengantarkan tamu penting pada tuannya.
"Lewat sini," ujar Wonjin seraya memandu keduanya melalui lorong-lorong gelap berpenerangan redup. Tak banyak orang yang berlalu lalang. Hanya satu dua manusia yang mereka jumpai selama perjalanan.
Kenangan akan lorong yang seram akhirnya digantikan oleh sebidang tanah berhias bunga aneka warna. Meski menguncup, mereka berdua masih bisa merasakan keindahannya di bawah sinar purnama.
Tepat di depan ruangan ICU, Wonjin berhenti. Menyita perhatian seorang bapak yang beberapa rambutnya sudah memutih.
"Apa Anda yang bernama Hitomi?" tanya bapak itu seraya memandang gadis disamping Taeyoung.
Hitomi pun mengangguk mantap, membuat sedikit binar kegembiraan di pelupuk mata sang bapak berpakaian necis.
Tanpa menunggu lama lagi, bapak itu mengajak Hitomi memasuki ruangan yang ada tepat di depan mereka. Dari kaca, Hitomi bisa melihat selang-selang yang tersusun sedemikian rupa rumitnya, sehingga ia harus berhati-hati. Jangan sampai menyenggol satu pun selang. Bisa fatal akibatnya.
Ketika melangkah masuk, bau obat-obatan pun merasuki hidungnya. Baunya lebih kuat dari ruangannya Ye Na. Apa karena obat gadis ini lebih banyak?
(Tebak, siapa yang ditengok Hitomi sama Taeyoung? Bahkan Wonjin yang paling nggak suka baju necis malah memakainya sebagai tiket masuk mengantar kedua teman sekelasnya ke rumah sakit.)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus] Emerald Whisper
Fiksi Penggemar[Update Sabtu/Minggu] Hitomi, siswi SMA yang menyukai rekan sekelasnya. Akankah cintanya dibalas pula? Atau ada orang lain yang akan merebut hatinya?