Api vs Air

34 8 0
                                    

"Maaf, madame. Saya bahkan tidak mengenal gadis ini" kata Miyawaki Sakura

Dengan senyum penuh kemenangan, Moeka mengeluarkan handphonenya. Ada dua orang di sana. Sama-sama berambut pendek.

"Moeka-chan" panggil perempuan yang baru datang

"Ah, Sakuratan" balas gadis berseragam biru tua yang duduk di jembatan.

"Siap mendengar info dariku?" tanya gadis yang ia panggil Sakuratan

"Hai'. Ada kabar apa hari ini?"

"Aku tahu siapa yang membuat Wonjin tertarik"

"Dare?" tanya Moeka antusias
  
"Honda Hitomi, anak kelas 1 SMA Violeta"

"Sama dengan Sakuratan dong"

"Iya"

Pet. Video amatir itu berakhir.

Wajah Kkura berubah pucat. Keringat dingin mulai membasahi telapak tangan putihnya.

"Aniya. Itu pasti editan" jerit Kkura

"Kkura, Kkura. Aku punya saksi mata. Mau kupanggilkan dia ke sini?" tanya Moeka

"Mana mungkin aku jahat sama Hiichan. Ye Na, apa kamu yang bayar gadis ini buat misahin aku sama Hiichan?"

"Kurang kerjaan amat"

"Gue tau lo pingin deket sama Hiichan tapi lo ga suka sama aku kan?"

"Denger. Gue ga suka main belakang. Jangan samain gue kaya lo" balas Ye Na yang mulai terpancing emosi

Tok ... tok ...

"Silakan masuk" kata madame Taeyeon

Seorang gadis bertopi memasuki ruangan, membawa sebuah flashdisk.

"Takamina-san" sambut Jessica

"Hai'. Saya kemari mengantarkan barangnya"

"Gomawo" kata Jessica sambil mengambil flashdisk biru dari Takamina.

"Mau duduk dulu?" tanya madame Sunny menawarkan. Takamina pun mengangguk, duduk di sofa ditemani oleh madame Sunny.

Sedangkan Jessica dan Hyoyeon menatap layar laptop.

Suasana jadi mencekam. Tak ada yang berani bersuara di ruangan bercat cokelat susu itu.

Tiba-tiba Jessica menutup mulutnya dengan tangan kanan. Hyoyeon nampak memandang puluhan pasang mata yang menatap ke arah keduanya

"Final. Miyawaki Sakura, kau dinyatakan bersalah" kata madame Hyoyeon, sang guru BK

"Madame! Madame! Itu pasti tidak benar" rengek Sakura

"Saya, Takahashi Minami tidak mengubah rekaman itu sedikit pun. Kami memperolehnya dari CCTV di dekat lokasi kejadian. Saya sendiri bahkan belum memeriksa isinya" jelas Takamina

"Terima kasih atas bantuan Anda" ujar Taeyeon yang merasa terbantu dengan rekaman CCTV yang dibawa Takamina

"Sama-sama"

Tok ... tok ...

Saat Taeyeon mempersilakannya masuk, seorang perempuan berambut pendek masuk. Mengulas senyum di bibir indahnya.

Senyuman manis itu membuat Moeka begidik ngeri. Wajahnya menunduk. Beliau adalah Shinoda Mariko

"Apa kabar?" tanya Taeyeon ramah

"Baik" balas Mariko tersenyum sambil meremas kuat bahu Moeka. Gadis itu memekik kesakitan

"Maaf karena muridku berulah. Apa ada yang terluka?"

"Hitomi" jawab madame Seohyun sambil menunjuk Hitomi

"Rasa sakitnya sudah hilang kok"

"Yokatta. Aku minta maaf atas segala kekacauan ini"

"Aniya. Ternyata murid kami yang memulainya" kata madame Sunny

"Apa salahnya?" jerit Sakura tiba-tiba

"Mian?"

"Aku selalu terjebak dengan Hiichan dalam lubang yang sama. Aku mau sekali-sekali bersama orang populer macam Wonyoung"

"Aa, aku mengerti. Kau iri padanya. Iya?" tebak Sooyoung.

Kkura diam seribu bahasa. Tak mampu menatap seorang pun

"Hiichan, sejak awal, aku tak menyukai kehadiranmu sama sekali. Doushite? Kenapa kita harus dekat? Kenapa kau menganggapku sahabat? Itu sangat menyakitiku. Sejak saat itu, aku selalu memikirkan cara menjauhkanmu dariku. Aku mau hidup bebas, tanpamu"

Semua yang ada di ruangan terdiam laiknya patung hidup. Berusaha mengontrol emosi untuk mengatakan kata-kata yang tepat.

"Kalau itu maumu, aku bisa mengabulkannya" kata Yoona

Miyawaki menatap sang guru dengan tatapan tidak percaya. Melihat itu, Yoona pun berkata setelah menghela napas berat

"Miyawaki Sakura, kau kami keluarkan dari SMA Violeta"

Deg ...

"Hore!" Kkura memekik senang

"Khamsahamnida, madame. Khamsahamnida"

Melihat respon Sakura, para pengajar SMA Violeta seolah kehilangan harapan untuk membimbing Kkura ke jalan yang benar

"Pindahlah sesukamu, tapi jangan berani menginjakkan kakimu ke SMA Sakura" kata Mariko memperingatkan

"Aku akan ke luar kota" balas Sakura sambil tersenyum. Ia pamit pergi dengan wajah ceria.

"Apa bocah itu serius?" tanya madam Hyoyeon yang mulai tersulut amarah

"Tenanglah, Hyo. Dia sendiri yang mau" balas Taeyeon

"Hitomi jangan nangis dong. Tinjuku tadi sakit ya? Gomen. Ututu, Hitomi cayang" hibur Moeka sambil mengusap air matanya Hitomi yang menangis sesenggukan

Melihat itu, Ye Na ikut mendekat, menyandarkan kepalanya di bahu Hitomi yang dipeluk Yahagi Moeka

"Wajahmu jelek pas nangis. Ga usah nangis lagi"

Mari menangisi kinerja DPR RI tahun ini. Semoga kita diberikan jalan terbaik dari permasalahan ini.

[Hiatus] Emerald WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang