Fahri menatap Ara lekat, "karena Lo sahabat gue, gue gak mau Lo diganggu sama cowok yang kayak dia, Lo juga keganggu banget jadi gue minta Lo jaga jarak sama dia!"
"Ra Lo denger gue kan?"
"A—iya, gue denger kok. Aha—ahaha iya gue juga bakalan dengerin saran dari sahabat gue, Lo tenang aja." Ara tertawa garing berbumbu pengenesan.
"FAHRI!" teriak salah satu temannya dari dalam lapangan mengisyaratkan jika dia harus kembali bergabung dengan mereka kembali.
Fahri menoleh mengangguk mengerti, "oh iya, gue kan belum jadi mau traktir Lo makan kan, gimana kalau nanti malem kita keluar? gue tunggu di taman ya."
Ara membulatkan matanya, dia mengangguk dengan pandangan kosong. Fahri tersenyum, "oke kalau gitu gue tunggu, jangan lupa ya Ra. Gue kesana dulu," kemudian melenggang masuk kembali ke lapangan.
***
"Sahabat? Hahaha siapa peduli yang penting gue bisa out bareng Fahri!"
kini dia sedang stay di depan meja rias kamarnya. Tangan Ara mulai cekatan memoleskan make up tipis ke wajahnya, jangan lupakan senyum, semangat, dan lantunan lagu yang keluar dari mulutnya.
Senangnya dalam hati! OYYY
Diajak Fahri pergi OYYY
Walaupun hidup seribu tahun bila tak sembahyang apa gunanyaaaa...Tokkk tokkk tokkk
"Ra, tugas—"
Tebak siapa yang datang dari balik pintu...
"Oh hallo adikku sayang, kamu mau nyontek tugas ya? ambil aja bukunya di meja tuh."
"A—adikku sayang?" tanya Agam terkejut sekaligus jijik dengan senyuman Ara. Tak biasanya Ara seperti ini, pikir Agam Ara sudah tidak waras!
Ara berdiri dari bangkunya, mendekati Agam yang berdiri di depan pintu dengan sedikit tarian puting beliung.
Dia membawa liptint berwarna pink di tangannya, mengoleskan tipis di bibirnya. "Satu sentuhan akhir dan..." tak lupa dia mengoleskannya juga di bibir Agam yang masih melongo menatap Ara.
Ara menyatukan kedua bibirnya dan melepaskannya hingga bersuara. "Bbzcahkk selesai deh!"
Agam masih terdiam tanpa suara bahkan tanpa ada gerakan meronta.
"Adikku sayang kakak mau pergi dulu ya."
"Pe—pergi? Kemana?"
"Mau makan malam sama Fahri, gimana cantikkan kakakmu ini? Gue bakal ketemuan di taman."
Ara mencolek hidung Agam, "bukunya ada di meja, lain kali belajar biar gak nyontek terus. Bye- bye Adikku sayang."
Ara mengambil tas selempang miliknya di meja kemudian melenggang keluar dengan semangat meninggalkan Agam yang termenung di kamarnya. Jangan lupa dengan bibir merah merona Agam sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo, Bodo Amat!
Teen Fiction✓[ Fiksi remaja - Romance - Comedy ] |Sebelum baca, follow dulu yuk biar lebih enak azekk| Jomblo. Satu kata yang cukup--horor bagi setiap orang yang pernah merasakannya. Siapa yang masuk kategori ini? Mereka yang sendirian, gak ada pasangan, gak d...