Seorang laki-laki berjalan dengan sangat hati-hati memasuki sebuah cafe. Agar tak banyak yang melihat, dia mengambil duduk di sebuah meja yang berada di pojok belakang.
"Mau pesan apa kak?"
"Stttt!!" jarinya membentuk isyarat diam.
Pegawai yang datang memandang aneh laki-laki yang sedang menyembunyikan separuh wajah di balik buku menu, hanya menyisakan sepasang mata yang menatap objek dengan seksama.
"Gue putus Ra," remang suara Fahri yang duduk di depan Ara.
Kecembukoran Aksel hampir menyebabkan sepasang mata itu keluar dari tempatnya. Untung gak mloncat.
"Maaf kak?"
"Mbak!"
Mbak-mbak itu terkejut setengah takjub tatkala Aksel menoleh kearahnya. 1% kaget karena di bentak, 99% hampir kalut dalam ketampanannya. Cih emang dasar pelet alami.
"Ah maaf-maaf bukannya marah, mau nanya nih," suaranya terdengar berbisik.
"Kalau lihat pacar terus ketemu sama mantan--ah maksudnya sama cowok yang dulu pernah disukai bertahun-tahun kira-kira bakal mbahas apa? nah si cowok tadi itu baru aja jomblo."
Pertanyaan Aksel, begitu berbelit seperti hubungan kalian yang tak kunjung ada kepastian.
"Hm mungkin bakal ngungkapin perasaannya?"
"Kenapa!"
Mencoba mengecilkan volumenya yang tak sengaja menancap pedal.
"Supaya gak ada penyesalan. Ini jadinya kakak mau pesen minum apa konsultasi masalah percintaan?"
"Ah maaf-maaf, ini aja ini." Jarinya asal menunjuk menu.
"Tunggu sebentar ya kak."
"Iya-iya lama juga gak papa mbak."
Percakapan mereka berdua terlalu samar di telinga, mungkin karna jaraknya dengan Aksel terlalu jauh. Nanti kalau deket-deket ketahuan kalau di julid-in.
"Gue rasa gue suka sama cewek lain."
Kenapa giliran kalimat ini jelas banget di telinga Aksel. Telinganya error, yang dia dengar hanyalah kalimat-kalimat penyebab darah tinggi.
"Gue tau Lo pasti serba salah sekarang, tapi enggak Fahri Lo tuh gak suka sama cewek lain, Della bilang gitu mungkin supaya dia gak terlihat jahat gitu aja. Gue tahu seberapa sayang Lo sama Della!"
"Gue juga mengelak awalnya, tapi ternyata bener Ra. Gue yang selama ini gak nyadarin perasaan itu."
"Jadi siapa wanita yang Lo maksud itu?"
Ada yang panas, tapi bukan api.
Ada yang sakit, tapi bukan gigi.
Ada yang patah, tapi bukan lidi.
Jadi, apa tuh...Grkkk
Seluruh pandang termasuk Fahri dan Ara menuju ke sumber suara.
Kenapa orang itu harus tertabrak tepat di sebelah meja Aksel? Nasib!
Aksel berusaha bersembunyi di bawah meja, mengingat kakinya tak se-elastis plastisin jadi butuh waktu lumayan lama untuk menariknya masuk taplak meja.
Ara tersenyum simpul kearah sepasang sepatu yang terlihat di bawah sana.
"Fahri--"
Membuat laki-laki itu beralih menatapnya."Gue pacaran sama Aksel."
Kata-kata itu masih loading di otak Fahri. Apa tadi? jadian?!
"17 tahun udah gue habisin buat ngasih hati ke Lo, dan sekarang saatnya gue berhenti. Lo bahkan bisa nganggep gue adik kandung Lo sekarang, hehe gue gak akan pernah sakit hati lagi karena perasaan yang berlebih itu udah gue ambil dan kasih sepenuhnya ke Aksel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo, Bodo Amat!
Teen Fiction✓[ Fiksi remaja - Romance - Comedy ] |Sebelum baca, follow dulu yuk biar lebih enak azekk| Jomblo. Satu kata yang cukup--horor bagi setiap orang yang pernah merasakannya. Siapa yang masuk kategori ini? Mereka yang sendirian, gak ada pasangan, gak d...