Wussssssssss
Sekelebat bayangan tiba-tiba lewat begitu saja, bahkan saking cepatnya hanya terasa seperti hembusan angin.
Agam yang tadi menunduk menatap ponselnya beralih menatap sekeliling, tapi nihil tak ada batang hidung siapapun yang dia lihat.
"Kayak ada yang lewat tadi?"
Nengok kanan nengok kiri matanya tak menemukan siapapun. Seketika suasana sore itu berubah mencekam. Laki-laki itu menyilangkan tangannya ke dada.
Masak sore-sore gini ada hantu lari masuk kedalam rumah? Atau mungkin Avatar lagi nguji jurus anginya kali.
"Ku-kudu di rukiyah nih rumah."
***
"ARA!"
Serunya terhadap diri sendiri yang kini bersender dibalik pintu kamarnya
Rupanya dia si biang keladi yang bikin Agam mistis.
"MALU! MALU! MALU!" tangannya menampar mulutnya sendiri.
Nyosor duluan berakibat fatal. First kiss macam apa ini, cium kok pakek perantara tangan. Mbok ya dinikmati dulu, eh astagfirullah.
"Mikir apa coba Aksel, gue cewek alay? ih apaan ini lambe juga ngomong aku-kamu?! Arghhh!!" gadis itu terus berceloteh sendiri karena frustasi. Iya itu cuman karena Ara belum terbiasa.
***
"Udah pulang Lo?"
Nadanya sedikit sarkas ketika melihat Aksel muncul dari pintu.
Anehnya Andreas tak pernah melihat Aksel yang seperti ini, letoy senyum-senyum gak jelas.
"Lo nanya?"
Jawaban Aksel memang sinis tapi mimik wajahnya sama sekali gak singkron. Masak ngomongnya tajam tapi wajahnya senyum-senyum bulshing, kan udah kayak orang jebolan RSJ kalau gini.
"Enggak sih basa-basi aja." Jawab Andreas ngasal. Netranya masih menyorot aneh gelagat Aksel.
Apa gak kebas tuh pipi dari tadi ketarik terus. Kalau Aksel tanam benang pasti udah copot semua sampek ke akar-akarnya.
Laki-laki itu melenggang pergi begitu saja tak perduli tatapan aneh Andreas.
"Mabok Stella apa gimana sih tuh anak, sarap!"
***
"Mau minum apa?"
Bukannya menjawab, seorang laki-laki yang duduk berhadapan dengannya malah terlihat seperti sedang berpikir.
"Agam?"
"Della," potongnya tiba-tiba membuat gadis itu menatapnya intens.
"Iya?"
"Besok harinya kan? kamu balik belajar ke Amerika."
Della terdiam sejenak kemudian mengangguk dengan seulas senyuman. Aneh kenapa Agam jadi membahas itu, pikirnya.
"Sejauh ini kita udah saling mengenal, kamu baik dan aku juga berusaha jadi yang terbaik. Ada yang bilang ke aku kalau hubungan serius itu harus didasari asa ingin memiliki, tapi sejauh ini aku rasa belum bisa sampai kesitu. Aku udah nyoba tapi kayaknya kita harus saling mengenal lagi. Kita--Masih bisa jadi temen kan?"
Sejenak hening kemudian dia mengangguk dan lagi-lagi membalasnya dengan seulas senyuman.
"Kita bisa aja berharap tapi hati tahu kapan dan dimana dia akan berlabuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo, Bodo Amat!
Teen Fiction✓[ Fiksi remaja - Romance - Comedy ] |Sebelum baca, follow dulu yuk biar lebih enak azekk| Jomblo. Satu kata yang cukup--horor bagi setiap orang yang pernah merasakannya. Siapa yang masuk kategori ini? Mereka yang sendirian, gak ada pasangan, gak d...