DUAPULUHTIGA

113 47 184
                                    

"Sial! kemana sih tuh bocah!"

Beberapa langkah di depan sana, dia melihat wajah yang tak asing. "Rey! Rey!"

Seruan Iva seketika membuat langkah laki-laki itu terhenti. Dari mimik wajahnya dapat disimpulkan jika Rey belum mengetahui apa yang terjadi.

"Ara! Lihat Ara gak?"

"Ara? bukannya sama Aksel di Perpus?"

Iva menggenggam lengan Rey kuat, "Aksel! Aksel lagi dilapangan sama Fahri!"

Ekspresi Rey langsung berubah drastis. Sudah berapa kali Rey bilang ke Aksel untuk tidak buat masalah. Nyusahin orang lain terus tuh bocah.

***

"ARA!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ARA!!"

Brakk

"Aduhh! Aduh bokong gue!" Ara kaget hingga jatuh dari kursinya, tangannya mengelus pantatnya yang malang.

"Ih apaan sih Va! orang lagi mimpi ketemu Jaemin juga!"

"Gawat! Lo harus ikut gue sekarang!"

***

Ara berlari menuju keramaian. Belum sampai dia masuk lebih dalam, mata dan telinganya sudah menangkap kedua sensor yang dia cari tengah berhadapan di tengah lapangan. Sekilas Ara melihat papan skor yang menunjukkan bahwa Aksel pemenangnya.

"Gue punya perasaan lebih ke Ara. Sampai-sampai gak ada ruang di otak gue buat nyakitin hatinya. Kalau Lo gak punya perasaan itu, gue rasa Lo melanggar garis perbatasan terlalu jauh sebagai seorang sahabat. Lo perlu berputar balik agar semuanya kembali ke paham yang benar. Gue gak perlu posisi itu di tim basket, gue cuman ngerasa Lo harus tahu ini karna lo__sabahat Ara."

Setelah selesai dengan pengakuannya, Aksel keluar dari lapangan. Bukan hanya Fahri, Ara pun dibuat bisu tak berkutik karena Aksel.

***

Helaan napas itu terus berhembus dari lubang hidung seorang gadis yang kini duduk diranjangnya, matanya fokus memandang jaket hitam yang dia gantung di balik pintu kamarnya.

Perkataan Aksel siang tadi terus terngiang di otak Ara.

***

Centang dua. Pesan yang Aksel kirimkan ke Ara sama sekali tidak Ara baca. Mungkinkah dia melakukan kesalahan, pikirnya.

"Cihh."

Andreas mengintip ponsel Aksel tanpa sepengetahuannya, itu tidak sopan!

"Punya sopan santun gak Lo!"

"cewek murahan mana lagi yang Lo godain?" tawa Andreas semakin membuat Aksel naik pitam.

"Jaga mulut Lo!"

Jomblo, Bodo Amat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang