Tiba-tiba seseorang menarik tangan Ara, menggenggamnya dan menjauhkan Ara dari hadapan Aksel. Ara terdiam di belakang tubuh seorang cowok yang tingginya tidak jauh beda dengan Aksel.Tatapan cowok di depan Ara sama tajamnya dengan tatapan Aksel.
"Kalau dia bilang lepas, ya lepasin!" ucapan laki-laki itu tajam, sorot matanya penuh rasa antipati.
Suara itu terlalu sering Ara pikirkan, dan Ara menyadari bahwa yang menggenggam tangannya sekarang adalah Fahri; teman Ara dari SMP dan juga cinta pertama Ara.
Hening sejenak, Aksel merubah tatapannya datar. Ini adalah pertama kali mereka bertemu, dan wajah laki-laki itu pun terlalu asing di mata Aksel. Aksel menurunkan tangan kanannya dan memasukkannya kedalam saku celana.
Aksel tertawa datar. "Sans man, gue cuman mau kenalan sama temen sekelas gue aja. Gak bakalan gue bawa kabur tuh cewek."
Fahri diam tanpa suara, ia hanya menatap Aksel dengan tatapan menyelidik.
"Fahri." Panggil Ara mencairkan suasana.
Fahri menoleh, melirikkan matanya kebelakang menatap Ara.
"Gue gak papa kok."
Setelah mendengar suara Ara, Fahri kembali menatap tajam Aksel. Kemudian menarik tangan Ara menjauh dari sana.
Iva yang sedari tadi termenung dalam pandangannya kini beranjak mengekori Fahri dan Ara.
Aksel masih dalam posisinya, matanya memandang punggung ketiganya yang beranjak menjauh. Aksel berdesis, kedua sudut bibirnya tertarik tipis.
Rey yang sedari tadi melihat dari dalam kelas, kini berjalan mendekat ke arah Aksel.
Rey menjuru mengikuti sorotan manik mata Aksel. "Kayak nya bukan anak kelas kita."
Aksel mendengar suara Rey, namun pandangannya masih tertuju pada objek yang sama.
"Bakalan asik nih." Ucap Aksel sembari menunjukkan rentetan giginya.
Rey menoleh menatap Aksel.
"Ayo." Ajak Aksel sembari berjalan meninggalkan Rey yang masih memandanginya.
"Kemana woy!" tanya Aksel dengan nada sedikit berteriak.
"Cari mbak-mbak kantin yang cantik, kita makan gratis ayo!"
Rey menatap hampa punggung Aksel yang perlahan menjauh.
"Ya Tuhan kenapa cuma gue yang waras di cerita ini."
***
Sementara itu di lorong kelas terlihat sepi karena sebagian siswa sedang berada di kantin. Ara terdiam dan berdiri di depan Fahri. Fahri menatap Ara kemudian memegang kedua bahunya, seketika Ara menatap wajah Fahri.
"Ra."
"Entah siapa cowok tadi, kayak nya dia bukan anak baik-baik. Lo harus hati-hati." Sambung Fahri.
Ara menghela napas, kemudian mengangguk meng-iyakan nasihat Fahri.
"Tadi dia cuman mau kenalan kok, kita juga baru ketemu." Tegas Ara.
Fahri melepaskan tangannya, ia bersenden pada tembok.
"Tetep aja sikap nya kasar sama cewek."
"Ahh iya-iya, lagian Lo kan tahu gue, gue gabakal kalah sama cowok begituan. Beneran deh gue bakal jaga diri."
Fahri menatap Ara, "hm baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo, Bodo Amat!
Novela Juvenil✓[ Fiksi remaja - Romance - Comedy ] |Sebelum baca, follow dulu yuk biar lebih enak azekk| Jomblo. Satu kata yang cukup--horor bagi setiap orang yang pernah merasakannya. Siapa yang masuk kategori ini? Mereka yang sendirian, gak ada pasangan, gak d...