DUAPULUH

150 66 174
                                    

"Mulai hari ini, gue yang akan jagain Lo. Gue gak ada waktu buat nunggu jawaban, kalau Lo gak mau maju__"

Aksel mendekatkan wajahnya ke telinga Ara. Sesekali matanya melirik kearah laki-laki yang berdiri diujung dengan mata tajamnya.

"Gue yang akan maju." Jawabnya fast diiringi sorakan tak percaya di setiap sudut ruangan.

Wajah Ara bisa merasakan beberapa helaian rambut Aksel menusuk pipinya, dia hanya terdiam mencoba memahami suasana. Sementara Aksel dan Fahri masih melontarkan tatapan dinginnya.

"Huuu Ara wahh..."
"Gak nyangka Aksel bakal milih Ara."
"Sumpah Ara beruntung banget!"
"Kalian udah pacaran??"
Seruan itu menyadarkan Ara bahwa mereka berdua kini sedang menjadi bahan tontonan.

Ara mendorong tubuh Aksel agar menjauh darinya, kemudian menarik tangan Aksel untuk meredam kerumunan. Wajahnya sedikit dia tundukkan menahan malu karena Aksel. Mereka berdua berlalu melewati Rey dan Ical yang baru saja datang.

Fahri ingin mengikuti namun tiba-tiba dering ponsel itu menghentikan melangkahnya. Tertulis nama Della disana. Akhirnya Fahri mengurungkan niat untuk mengikuti Ara dan Aksel.

"Hallo..." jawabnya sembari beranjak pergi.

Disisi lain, sorot mata seorang gadis terpancar ketakjuban atas apa yang sedang dia lihat dan kini berjalan kearahnya.

Ekspresi Iva now:

Lihatlah bagaimana alis tebal itu tertanam, bagaimana hidung runcing itu menampakan diri, bagaimana bisa bibir itu terlihat begitu lembut dan sexy, ah bukankah dia seperti seorang pangeran yang keluar dari dalam lukisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihatlah bagaimana alis tebal itu tertanam, bagaimana hidung runcing itu menampakan diri, bagaimana bisa bibir itu terlihat begitu lembut dan sexy, ah bukankah dia seperti seorang pangeran yang keluar dari dalam lukisan...

Lihatlah bagaimana alis tebal itu tertanam, bagaimana hidung runcing itu menampakan diri, bagaimana bisa bibir itu terlihat begitu lembut dan sexy, ah bukankah dia seperti seorang pangeran yang keluar dari dalam lukisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woy Iva," seru Ical menyadarkan lamunan Iva yang sedari tadi memandang Rey.

"Ah, hai, hallo Cal_hmm hallo Rey." Sapanya kikuk.

Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Rey merunduk menyamakan tingginya dengan Iva, wajah mereka sejajar dan lumayan dekat sekarang.

Iva merasakan sesuatu yang memanas di pipinya. Wajah Rey perlahan mendekat ke wajahnya, namun akhirnya terhenti begitu saja. Rey terdiam memandang Iva begitu dalam.

Jomblo, Bodo Amat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang