TIGA

454 192 475
                                    

Iva turun dari bus, ia berjalan memasuki gerbang sekolah dan seketika matanya tertuju pada gerombolan siswi yang berdesakan memenuhi jalan sepanjang parkiran sekolah.

Brakk

Seorang siswi berambut panjang tengah berlari menuju kerumunan, tanpa sengaja dia menabrak Iva dan menyebabkan tas milik Iva terjatuh.

"Aduh."

"Ehh sorry Va, Lo gak papa kan? Sorry banget gue gak sengaja." Ucap gadis itu menyesal sembari membantu mengambil tas Iva.

"Ah iya santai aja," Iva menatap sekitar, sebenarnya apa yang sedang terjadi sampai-sampai membuat seluruh siswi SMA Pertiwi heboh seperti ini.

Gadis itu menepuk lengan Iva, "gue duluan Va."

"Ehh tunggu-tunggu Ta," cegah Iva, Rita pun kembali berbalik menatap Iva.

"Apa sih ini ada apa? Ada bazar? Bazar scincare atau apaan pada heboh banget." Tanya Iva heran.

"Ah itu, katanya ada 3 cowok yang pindah ke SMA kita, katanya sih kelas 11 juga, aaaa dia juga terkenal banget Va, masak Lo gak tau?"

"Ah siapa sih? Siapa namanya?"

"Itu dia mereka, AAAAAA GUE DULUAN VA."

"EHH RITAA!!"

Rita berlari meninggalkan Iva. Dari jarak kejauhan yang dapat Iva lihat hanyalah 2 cowok yang sedang berjalan beriringan dengan di kerumuni banyak sekali siswi.

Ketika Iva hendak mendekat untuk memperjelas pandangannya,

Drrrrrrttt drrrrrrttt

Dering ponsel Iva berbunyi, dengan segera dia melihat screen ponselnya, melihat dari siapa panggilan tersebut.

Ara sinting calling you...

Iva segera menerima telepon dari Ara.

"Oo gimana Ra?"

"APAAA KENAPA RAA!!!!!" Suara Iva terdengar kaget sembari berteriak. Kedua kaki Iva yang tadinya melangkah menuju kerumunan, kini segera beranjak berlari menjauh dari sana.

***

Iva menatap datar seorang di depannya. Sangat datar bahkan Iva nyaris tidak bisa berkata-kata.

"Taraaaaa." Ucap Ara sembari menunjukkan sesuatu terparkir disebelah kirinya.

"Ini yang Lo bilang keadaan darurat?" tanya Iva datar.

"Hooh." Ara mengangguk semangat, "sini buruan lihat dulu deh sepeda baru gue!"

Iva mendekat, wajahnya masih sedikit kesal.

"Ra! Gue kira ada apaan njir, Lo tadi di telepon nangis sambil jerit-jerit!"

Ara terkekeh, "bagus kan, ayah yang beliin kemaren."

"Bokap Lo?"

Ara tersenyum lebar, sembari menepuk stang sepedanya. "Hmm bokap gue."

***

FLASHBACK ON

Mengingat kejadian kemarin, Ara memang sangat terkejut.

Ketika sampai dirumah dan Ara melepaskan tas gendongnya, kemudian berjalan lunglai kedepan, tepat saat Ara menatap jauh kedepan...

"HAHH!!" Ara berteriak, mata Ara melotot, tas yang dia pegang pun terjatuh ke lantai.

Jomblo, Bodo Amat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang