ENAMBELAS

190 110 559
                                    

Drrttttt drrttttt

Ponsel itu berdering di atas meja di sampingnya. Tertera nama orang yang tak asing dalam benak Ara.

Ara perlu jeda sebelum akhirnya dia menerima telepon orang itu, dia menempelkan ponselnya ke telinga dengan sisa tenaganya.

"Hallo..."

'Ara, Lo dimana? maaf tadi gue ada urusan sebentar. Lo dimana?'

"Gue dimana?" Ara terkekeh namun bendungan air mata itu datang tanpa aba-aba.

"Harusnya kalau Lo memang gak bisa bilang gak bisa Fahri! dan Lo juga punya cewek, jangan bertindak yang bikin gue ngerasa kalau gue satu-satunya wanita disisi Lo!"

'Baterai gue tadi—'

"KALAU LO ANGGEP GUE ITU SAHABAT, SETIDAKNYA JANGAN BUAT HARAPAN ITU SEMAKIN NYATA!"

'Ra, Lo marah?'

Ara terdiam dengan helaan napas pelan, dia mengangguk singkat, "mungkin gue emang harus berhenti Fahri!"

Tuttttt

Panggilan itu terputus. Ara menatap wajahnya di cermin, buruk! dia terlihat sangat buruk!

Gadis itu menghela napasnya berat kemudian menenggelamkan kepala dalam dekap silang tangannya diatas meja.

***

"Aduh, ayo bawa masuk cepetan!"

"Iya-iya sabar sayang, ini berat banget!" sambung Indra sembari menyeret satu plastik besar tepung.

"Cepet-cepet bawa ke dapur cepet! ini tuh rejeki kita sayang! Awas! jangan sampai jatuh! besokkan kita ada pesanan brownies, berhubung Dewi lagi sibuk jadi kita yang bikin, lumayan buat tambahan pemasukan sayang."

Indra menarik berbagai barang itu memasukki ruang tamu menuju dapur, dengan kaki kuda-kuda dan pantat menungging, terlihat jelas betapa laki-laki paruh baya itu telah berusaha sangat keras.

"Giliran yang berat-berat gini aja manggil sayang!"
Keluh Indra berbisik pada dirinya sendiri.

Brakkkk

Kaki Indra menambrak sesuatu.

"AMPUN! AMPUN SAYANG! BERCANDA KOK BERCANDA!"

Kini Indra tersungkur, menutup mata sembari menyatukan kedua telapak tangannya memohon ampun kepada sang istri tercinta, dia pikir Ana mendengar umpatan Indra tadi.

"SAYANG! CEPETAN TARUH DI TEPI SANA! AKU MAU MANDI DULU! ITU JUGA KENAPA LAGI AGAM TIDURAN DISITU! SURUH TIDUR DI KAMARNYA!!!!" teriak Ana bergema seiring langkahnya menaiki tangga.

Indra mulai membuka matanya, dia tersadar karena yang menyandung kakinya adalah Agam, bukan sang istri.

"Nih kenapa juga malah rebahan di sini! Anaku lanang, bangun! tidur di kamar!" suruh Indra sembari menutup hidung Agam.

Agam yang kesulitan bernapas akhirnya tersadar.

"HMMBBRHHHHH SE-SETAN!! SETAN!!"

Brakkk

Indra terpental ke belakang hingga sampai ke sisi tembok karena dorongan Agam yang tiba-tiba berdiri dan berlari kencang menuju kamarnya.

Indra memasang wajah tersisih, "co-cobaan apalagi ini..."

***

"Kamu kenapa sih? lagi ada masalah?" tanya Della kepada Fahri yang kini duduk melamun di hadapannya. Mereka berada di sebuah Cafe sekarang.

Jomblo, Bodo Amat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang