So Far Away

16.9K 2.4K 167
                                    

Author POV

Gita menghembuskan napas lega setelah berhasil membulatkan jawaban dari soal terakhir try out Matematika hari ini. Ujian nasional sudah di depan mata, berbagai persiapan dan les tambahan begitu menyita waktunya, hingga jam tidur Gita berkurang menjadi empat sampai lima jam setiap hari. Melelahkan memang, tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain menjalani dengan tabah.

"Ngantuk..." Gita mengeluh saat bertemu Kris di tempat rahasia mereka di belakang sekolah. Tidak ada respon dari cowok dihadapannya yang sibuk membaca buku pelajaran. Padahal mereka baru saja selesai ujian try out.

Nggak peka banget sih, pacarnya kan, pengen di manja, batin Gita prihatin dengan pacarnya yang mati rasa. Enam bulan berlalu, tapi Kris tetaplah Kris. Si cowok super kaku.

Mendengar suara dengusan Gita, Kris akhirnya memalingkan wajahnya dari buku untuk menatap Gita. Ekspresi bete Gita terpampang nyata.

"Ngantuk, ya, tidur." Komen Kris singkat, cukup menohok. Bener juga sih, kalo ngantuk ya tidur. Tapi nggak gitu juga, lah!

"Huh, Lo mah, nggak peka!" Seru Gita sebal dan menggeser duduknya untuk menjauh, namun memilih tidak pergi. Giliran Kris yang bingung. Tadi katanya ngantuk, sekarang malah marah. Kris memutuskan menutup bukunya, berjalan ke arah Gita yang masih mendumel tak jelas. Ikut duduk di samping cewek yang rambutnya hari ini dikepang dua.

"Kenapa lagi?" Tanya Kris mencoba sabar agar tak ada perkelahian diantara keduanya. Namun Gita memilih untuk tetap diam, dan memalingkan wajahnya.

"Gue kasih saran Lo buat tidur karena Lo bilang ngantuk. Sekarang Lo marah-marah nggak jelas."

Gita berbalik cepat pada Kris dan bertanya "Tidur di mana?! Kasur gue di rumah!" Sentak Gita dengan nada tinggi. Lagi PMS kayaknya nih cewek.

Semuanya terjadi begitu cepat seperti kedipan mata. Tiba-tiba saja, Gita sudah berada dalam pelukan Kris. Kepalanya bersandar nyaman di dada cowok yang jantungnya sekarang berdetak seperti pacuan kuda. Begitu cepat, dan Gita bisa mendengar dengan jelas.

"Tidur," gumam Kris pelan sambil tangannya bergerak membelai lembut rambut Gita.

"Nunggu aku marah dulu baru kamu paham." Sungut Gita namun senyum tak pernah hilang dari wajahnya, dan menggunakan aku-kamu seperti beberapa minggu ini.

"Kalo kamu nggak ngomong, aku nggak paham apa mau kamu." Kris berbisik dengan nada rendah, terdengar menenangkan. Gita menegakkan tubuhnya untuk menatap Kris. Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya beberapa hari ini, tepatnya setelah pengumuman jadwal ujian nasional oleh pemerintah. Seperti menangkap ragu di wajah unyu-unyu pacarnya, Kris pun tak tahan untik bertanya.

"What's wrong?" Jemari Kris bergerak pelan menyusuri pipi Gita, dan berakhir di ujung dagu.

"Aku berpikir, bagaimana dengan hubungan kita setelah lulus?" Gita menunduk menyembunyikan kesedihannya. Meski enam bulan, Gita berharap mereka tetap bisa bersama walau pun berbeda universitas nanti.

"Kamu tetap ingin melanjutkan hubungan ini?" Kris menatap takjub Gita. Sedangkan dirinya saja yakin Gita juga akan mengakhiri hubungan ini saat mereka lulus SMA.

"Ya-ya tergantung, Lo sendiri! Lo lanjut, gue juga lanjut. Lo mau selesai, ya kita bisa selesai detik ini juga!" Wajah Gita memerah menahan malu dan marah sekaligus saat mendengar jawaban Kris. Ternyata, hanya dirinya yang berharap mereka masih melanjutkan hubungan seumur baby corn ini. Gita salah, cowok ini hanya ingin main-main. Dia yang terlalu berharap tinggi. "Udah lah, Kris. Gue capek. Mau pulang." Gita menyambar tas nya kasar dan memakai cepat di punggungnya sambil berjalan tanpa mau menoleh ke belakang. Sementara Kris, tetap diam di tempatnya dan menatap Gita yang telah hilang dari jangkauan matanya.
***

Hello, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang