You & I

52K 6K 332
                                    

Rina yang baru saja tiba di kantor, begitu terkejut mendapati Gita disebelahnya lebih mirip zombie daripada manusia. Tatapan mata kosong, muka kusut, lingkaran hitam disekitar mata yang lebih besar daripada lingkaran hitam panda, serta rambut yang lebih mirip Medusa.

"Lu Gita apa setan? Cepat jawab!" Seru Rina dan membuat tanda salib dengan jari-jarinya. Gita menoleh dalam gerakan lambat, kemudian mengacungkan jari tengahnya. Tangannya kembali mengetik sesuatu dengan cepat. 15 menit lagi rajanya iblis akan datang, laporan yang dimintanya kemarin harus selesai pas jam 8. Dan Gita bahkan belum separuh jalan. Gila aja laporan trend sales dari 2013? Kenapa nggak sekalian dari tahun berdirinya jamu Nyonya Minir?

"Kenapa Gita?" Tanya Yuda yang juga baru saja tiba. Matanya bergerak naik turun memperhatikan keadaan Gita. Cukup memperihatinkan

"Enggak tahu. Gue juga baru datang dan udah liat dia mengenaskan seperti ini,"

"Mbak Gita kenapa?" Lagi-lagi ada yang bertanya ada apa dengan Gita. Kali ini giliran Dino. Yuda yang disebelah Dino hanya menggeleng kemudian sibuk dengan ponselnya.

Kini jam dinding di atas kepala Gita sudah menunjukkan pukul tujuh kurang 5 menit. Waktunya semakin tipis, dan Gita merasa napasnya berhenti saat pintu terbuka, muncul Kris dengan aura arogan nan maskulin.

"Selamat pagi Pak," ucap semua acara bersamaan saat Kris masuk. Pria itu hanya mengangguk kecil, kemudian berhenti di depan meja Gita. Perlahan namun kurang pasti, Gita mengangkat wajahnya dari layar laptop dan menatap wajah datar Kris.

"5 menit lagi masuk ke ruangan saya," ucapnya dengan nada rendah kemudian berlalu ke ruangannya. Gita menghembuskan napas yang sedari tadi ditahan saat Kris berbicara padanya. Vico, Putra, Yuda, Rina, Dino dan Angga saling berpandangan heran, kemudian bersamaan menatap Gita yang mengacak rambutnya gusar sambil terus berkata kalo sebentar lagi dia akan mati.

"Lo kenapa, sih? Lo buat masalah apa sama Pak Kris sampai dipanggil di ruangannya?" Bisik Rina dengan suara rendah seakan Kris bisa mendengarnya. Gita hanya menggeleng lemah dan menutup laptopnya.

"Ini hari pengadilan untuk gue," gumamnya lemah. "Nanti gue cerita. Gue masuk ke neraka dulu," lanjutnya dan berjalan dengan gontai ke ruangan Kris. Terlihat Yuda mengangkat tangannya seakan memberi semangat, sedangkan Vico menggambar garis di lehernya dengan jari telunjuk, seperti menyatakan jika riwayat Gita akan tamat sebentar lagi. Sementara Angga mengatupkan tangan tengah berdoa agar Gita bisa keluar dengan selamat. Sungguh, teman-teman tidak berguna, pikir Gita.

Gita sudah berada di depan pintu ruangan Kris. Dia menarik napas panjang, merapikan rambut yang berantakan dan mengetuk pintu. Dengan perlahan dia memutar kenop pintu. Terlihat Kris masih asik menekuri layar laptop tidak mengindahkan Gita yang sudah berdiri di depannya. Melihat Kris yang cuek, Gita memilih duduk di kursi yang berhadapan dengan Kris.

"Memangnya saya sudah suruh kamu duduk?" Sinis Kris tanpa melihat Gita. Bibirnya komat-kamit kesal namun akhirnya kembali berdiri.

"Duduk," ucap Kris tenang dan menatap dalam Gita yang menahan kesal. Jika bukan bosnya, mungkin sekarang Kris sudah kelilipan kursi yang Gita duduki sekarang.

"Pak, say minta maaf," sesal Gita dan memasang tampang sedih, sesedih-sedihnya.

"Untuk?" Tukas Kris dan menaikkan kaca mata yang melorot dengan jari tengahnya.

"Untuk perkataan saya yang kurang ajar kemarin. Dan... untuk laporan yang belum selesai," Gita mengatupkan kedua tangannya "Mohon beri saya waktu lagi,"

Kris menghela napas panjang "Kamu ngapain aja kemarin sampai laporannya belum selesai? Jangan terlalu manja dengan meminta waktu tambahan,"

Gita mengerjapkan matanya cepat. Ngapain aja? NGAPAIN AJA?! Kris tidak tahu bagaimana perjuangan Gita menyelesaikan tepat waktu semaksimal mungkin dan Kris mengatakannya manja?

Hello, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang