Red Light

12.7K 1.7K 71
                                    

Gita POV
Mungkin saja aku terlihat tidak peduli dengan kedatangan wanita  yang sok ramah ini. Tapi, beneran deh, kedatangan dia itu penuh sama aura negatif. Belahan bukit kembarnya mencuat saking ketat dan rendah blouse yang dia pakai. Aku aja yang juga wanita nggak bisa kalo nggak ngelirik ke bagian itu. Apalagi pria?

Aku memperhatikan tatapan Kris ketika wanita itu menegurnya. Apakah dia juga akan tergoda untuk melirik ke bawah? Cih, apaan dah, punya ku juga bakal keliatan besar kalo kecekek kayak gitu.

"Hi, Bella." Sapa Kris terlihat ramah, bahkan sampai berdiri dari kursinya untuk berjabat tangan. Oke, sampai disini pandangan Kris masih terjaga. "Mom's here?" Kepala Kris begerak mencari seseorang.

"She' will arrived tomorrow." Pandangan kami bertemu setelah dia menjawab pertanyaan Kris. Dia menatapku dan tersenyum sinis. Gila ya, baru juga ketemu dia udah kayak gitu. Aku bahkan nggak tau apa kesalahan ku.

"She's my girlfriend, Gita. Gita, ini Bella, asisten Mama." Oh, asisten. Pantas culasnya minta ampun.

Si Nenek Sihir langsung terlihat ramah dan tersenyum lebar. Mau nggak mau aku juga berdiri dan menyambut jabat tangannya.

"Gita." Ucapku dan tersenyum lebar yang penuh kepalsuan. Sama seperti dirinya.

"Sebuah kemajuan ya, pria sedingin kamu punya pacar. Apa Mama kamu udah tau?"

"Not yet, but soon. What are you doin' here?"

"Do some research for tomorrow. Bertemu investor baru. Sekalian Bu Lidya juga pengen ketemu kamu. Anyway, congratulation for your new position. But, your Mom little disappointed."

"I know. But I can handle it." Ada apa nih? Kok, aku nggak tau apa-apa?

"Kalian lagi makan siang? Boleh aku join? Kebetulan aku sudah selesai dan mau makan siang juga." Nah, nah, sok ngide, kan? Nggak keliatan apa di jidad ku tulisan 'Do Not Disturbe!!!'

Aku menatap Kris yang terdiam. Sementara si Nenek Sihir memohon penuh harap pada Kris. Aku nggak tau sedekat apa mereka tapi sepertinya Kris akan mengizinkan. Kalo memang seperti itu lebih baik aku-

"Maybe next time, Bel. Gue pengen berdua sama Gita sekarang."

HAHA! Mamam tu! Tanpa bisa mengontrol, aku keceplosan tertawa pelan. Dia menatapku, aku membalas dengan penuh keangkuhan.

"Maybe next time." Balas ku mengulang kalimat Kris dan tersenyum manis.

"But, we dont see each other for years." Usaha terosss.

"Besok gue mau makan malam sama Mama. Lo bisa join saat itu." Kris kembali duduk saat waitress meletakkan makanan kami yang baru saja matang. Terlihat asapnya mengepul hebat, sama seperti Bella yang mungkin bisa mengeluarkan asap dari kepalanya karena menahan emosi. Hahaha, emang enak dikacangin Kris.

"Alright then, aku pergi dulu, masih ada kerjaan." Meski telah mengalami penolakan berulang kali, Bella tetap tersenyum sumringah dan berbalik menuju pintu keluar. Namun, langkahnya terhenti dan kembali berbalik, lalu berkata "Nice to know you, Gita." Kemudian menghilang di balik pintu keluar. Kalah, ya, kalah aja. Masih pakai akting segala bilang senang bertemu.

"Dia siapa?" Aku tidak bisa menahan jiwa kekepoan ku akan wanita licik tadi. Perasaan jadi nggak enak.

"Bukannya udah kenalan tadi?" Ujar Kris heran.

"Ya tapi kan, aku hanya tau namanya aja. Dan, dia asisten Mama kamu."

"What's the point, Git?" Kris tampak gusar.

Hello, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang