Bali III

45.4K 4.8K 165
                                    

Author POV

"Apa kabar?" Kata wanita tersebut saat pelukannya bersama Kris merenggang. Meski terlihat cuek dan sibuk dengan makanannya, tapi telinga Gita tetaplah siaga mendengar apa saja yang mereka bicarakan. Bisa buat bahan pergunjingan di grup kaum Sudra. Grup besutan Yudi.

"Baik. Apa kabar juga kamu? Ngapain di Bali?" Tanya Kris begitu ramah, bahkan tersenyum. Sesuatu yang langka menurut Gita.

"Aku juga baik. Baik banget. Lagi liburan aja. Kamu juga jalan-jalan di sini? Sama siapa?" Wanita itu melirik ke arah Gita yang terus makan tapi dag-dig-dug menunggu jawaban Kris tentang siapa Gita sebenarnya
"Aku ke sini kerja. Sama ajudan," jawab Kris diikuti tawa renyahnya. Sementara Gita mencoba menahan sabarnya.

"Cantik banget ajudan kamu," ucap si wanita juga ikut bercanda.

"Nggak, biasa aja," jawab Kris yang dihadihi tatapan tajam oleh Gita sesaat. Sayang, pria itu tidak melihatnya. "Habis ini mau ke mana?"

"Aku juga nggak tahu, aku sendirian ke Bali. Pengen keluar sebentar dari penatnya Jakarta,"

"Tunggu sebentar," Kris mengeluarkan beberapa lembar uang merah dan meletakkan di hadapan Gita yang menganga. Mengerti, ke mana arah selanjutnya. "Setelah makan, bayar dan langsung balik ke hotel. Besok pagi acara penting. Jangan terlambat," selanjutnya Kris menarik tangan wanita tersebut menjauh, meninggalkan Gita yang nelangsa tiba-tiba. Begitu mudahnya Kris meninggalkan dirinya demi wanita lain yang baru saja dijumpainya. Meski kenalan lama, paling tidak pria itu harus tahu sopan santun. Dia yang mengajak Gita keluar, seharusnya, dia mengembalikan Gita sendiri dengan tangannya kembali ke kamar wanita itu.

"Sialan, dia pikir, gue wanita panggilan? Udah ajak keluar, setelah ketemu yang lain, gue ditinggalin gitu aja!" Omel Gita pada dirinya sendiri. "Mana ditinggalin cuma dua ratus rebu! Dasar pelitttt!"
***
"Halo," suara serak khas bangun tidur keluar dari mulut Gita saat menjawab telpon tepat di jam 5 subuh.

"Baru bangun? Seharian nggak ada kabar? Lupa punya pacar?" Mata Gita yang tertutup, sedikit terbuka kala mencoba mengintip siapa yang menelponnya di saat jam-jam ternyaman untuk tidur. Adit.

"Hai, sayang," gumam Gita."maaf aku sibuk banget buat persiapan hari ini,"

"Hmmm," tanda Adit sedang merajuk. Gita tahu, bagaimana meredam emosi pacarnya saat ini. Bibirnya diletakkan tepat di depan speaker hapenya. Selanjutnya, terdengar sebuah ciuman panjang yang dibuat-buat oleh Gita. Sukses membuat Adit tertawa.

"I miss you Gita Saraswati," ucap Adit begitu lembut. Moodnya sudah kembali baik, meski belum 100%.

"I miss you too Aditya Soma. Aku pulang lusa. Kamu mau oleh-oleh apa?"

"Aku mau kamu,"

Gita merasa kantuknya tiba-tiba hilang saat mendengar apa yang diinginkan Adit. Dirinya? Mungkin, Adit bercanda, tapi tetap saja Gita tidak pernah siap.

"Pai susu merek 'Kamu' ya? Oke, entar aku cariin," Gita mencoba mengalihkan pembicaraan. Terdengar kikikan geli dari Adit di ujung sana.

"Apa aja, yang penting kamu cepat pulang, aku udah pengen dusel-dusel muka kamu sampai berantakan,"

"Enak aja!" Pekik Gita diikuti tawa keduanya. "Besok jemput, ya? Aku sampai jam 3 sore,"

"Oke sayang. Kamu nggak jalan berduaan sama cowok di sana, kan?"

Mendadak Gita merasa perutnya melilit. Adit sepertinya berbakat jadi cenayang. "Ya-ya nggaklah, Dit! Aku jalan bareng-bareng sama yang lain. Itu juga pas selesai kegiatan, pas makan malam,"

Hello, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang