Author POV
Dino menutup mulutnya dengan kedua tangan mencegah teriakan kerasnya keluar dengan lantang melihat Gita berada di atas Kris saat ini. Benar-benar di atas secara harafiah! Seperti biskuit Oreo, melekat satu sama lain tanpa ada krim diantara mereka. Kris berdehem sebentar, memutuskan untuk duduk. Gita yang berada di atasnya juga otomatis bangkit, ikut duduk dengan gestur gelisah, seperti maling yang tertangkap siskamling.
Kris bangkit dari ranjang dan berdiri di samping, membenarkan kaos Gita yang berantakan, serta menyisir dengan jadi rambut Gita yang semakin mirip rambut singa. Sementara Dino seperti akan kehabisan udara melihat hal-hal manis yang sangat tidak mungkin terjadi di antara dua orang-yang Dino tahu saling membenci. Lebih tepatnya Gita. Karena disetiap ghibah tentang Kris, wanita itu yang akan paling lantang menjelekkannya. Ternyata, semua ini, aktingnya untuk menutupi hubungan mereka.
"Dino," sapa Kris seperti biasa. Wajahnya sangat terkontrol, tidak panik, tidak ketakutan, tidak apa pun. Datar seperti biasa.
"A-um-a.. Ini saya menganggu atau datang disaat yang tepat, ya, Pak? Saya gelisah mendapati kejadian ini. Saya kaget, jantung saya udah jatuh ke kaki. Dan, saya nggak bisa hidup tenang selama belum cerita ke orang lain-"
"DINO!" Gita bersuara lantang. "Jangan cerita ke siapa-siapa, utamanya orang kantor."
"Tapi ini berita terheboh! Ter-hot! Sori mbak, gue nggak bisa kalo nggak cerita! Gue nggak bisa simpan sendiri." Dino menggeleng keras, sungguh, dia akan bermimpi buruk, insomnia dan tidak bisa melanjutkan hidupnya jika harus menyimpan sendirian. Lebih baik dia pulang kampung dan menanam bawang serta sayur-sayuran.
"Dino, Lo yang paling gue sayang diantara yang lain. Lo yang paling ngerti gue, apa, Lo tega ngeliat gue menderita? Kita nggak ada apa-apa. Anggap Lo nggak ngeliat apa pun tadi. Bisa?" Gita tersenyum, setengah memohon, setengah menyimpan rasa jengkelnya harus berakting seperti ini.
"Lebih tepatnya kami sudah resmi pacaran." Suara sumbang Kris berhasil membuat pacarnya dan Dino melotot bersamaan.
"KALIAN APA?! PACARAN?! WHAT?!" Dino kali ini tidak bisa menahan teriakannya lagi. Tapi itu sudah cukup menjelaskan kenapa Gita bisa ada di atas Kris. "Woo! Woo! Woo! Tunggu bentar." Dino memegang dadanya yang terasa sesak. "Gue belum siap dengar ini semua. Ini gila."
Gita berdecih sebal dan menatap Kris dengan raut muka masam. Kenapa pria ini suka memperkeruh suasana.
"Sejak kapan?" Lirih Dino masih syok berat hingga kakinya sedikit gemetar. Ini lebih buruk dari saat dia panel.
"Sejak SMA."
"SMA???" teriak Dino lagi.
"Dino jangan teriak!" Gita memperingatkan sambil menempel telunjuk di depan bibirnya. Bisa-bisa mereka diusir dari rumah sakit. "Kamu ngapain sih, bohong?" Tegurnya pada Kris yang masih saja terlihat santai.
"Bohong dibagian mana?" Kris melengos.
"Nyebelin!" Sungut Gita dan memukul bahu pacar barunya. Pria itu hanya tersenyum kecil dan mengecup cepat pelipis Gita.
Dan Dino semakin panas. Rasanya ingin dia pingsan saja melihat interaksi sepasang merpati yang dimabuk cinta.
"Jadi foto yang dikirim Mas Yuda waktu kalian ketemu di restoran itu... Kalian udah... Oh my God. Mbak, Lo selama ini jadi mata-mata Pak Kris, kan? Lo harus disingkirkan dari grup kita. Lo pengkhianat terbesar tahun ini."
"Hei, gue tetap bagian dari kalian. Gue jangan diasingkan. Sama siapa lagi gue temenan kalo bukan sama kalian-kalian." Gita memasang mimik super sedih. Biasanya Dino akan luluh
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Ex!
ChickLitKehidupan Gita Saraswati yang tenang, aman damai sentosa harus terusik ketika atasannya yang baru pindah ke cabangnya. Jarang tidur, sering lupa makan, bahkan sampai lupa hari dan tanggal berapa mulai terjadi dibawah kepemimpinan bos baru. Dan, yang...