Prolog

7.4K 522 32
                                    

"Ayah, please, hukuman lain asal jangan pesantren!" rengek Tissa.

"Enggak." jawab Ayah Tissa tanpa melirik sedikitpun ke arah Tissa. Matanya sibuk menelusuri jalanan. Anak satu-satunya ini memang selalu menguji kesabarannya.

"Masa cuma gara-gara sering bolos langsung dimasukin pesantren, Ayah tega ih!" ujar Tissa tak terima. Ia menghentak-hentakkan kakinya bak anak kecil yang tak diizinkan memakan permen oleh Ayahnya. Tissa sangat kesal perkara pesantren ini. 

"Cuma kamu bilang? Kalo kamu bolos sekali dua kali gak masalah, masih bisa Ayah maklumi. Tapi kalo sampe seminggu kamu bolos, mau jadi apa kamu?" Ada penekanan di setiap ucapan Ayahnya.

"Yah, Tissa bolos kan ada sebabnya. Tissa latihan dance, Yah." Kejujuran yang akhirnya diungkap. Setiap kali ia bolos namun ketahuan, ia akan memberikan berbagai alasan klasik yang membuat ayahnya muak. Namun pembelaannya kali ini adalah kenyataannya.

"Ya Allah, Tissa, Ayah gak suka kamu dance-dance begitu, malu!"

"Tapi, Tissa suka." ujarnya.

"Asal kamu tau, tanpa kamu sadari, hobi kamu itu menjatuhkan martabat diri kamu sendiri, Tissa. Kamu suka dilihatin orang banyak dengan pakaian minim dan berlenggak-lenggok di depan umum? Kamu gak paham gimana isi pikiran laki-laki, Tissa. Pokoknya kamu harus perbaiki pribadi kamu. Belajar yang rajin. Ayah mau kamu jadi anak sholehah dan berpendidikan, bukan malah pamer kemolekan badan."

Nasehat yang keluar dari bibir Ayahnya berhasil membuat Tissa terpaku. Ayah memang benar, tapi salahkah ia melakukan hal yang sangat ia sukai?

Tissa memanyunkan bibirnya. Saat ini mereka sedang berada di perjalanan menuju pesantren. Tissa tak tau lagi harus melakukan pembelaan apa agar tidak dimasukkan ke tempat itu. Tissa menatap ke arah jendela dan merenung.

"Bye bye dunia K-POP ku."

. . .

First published on July 2021.

Muslimah Bobrok! ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang