Setelah 20 jam lebih perjalanan, akhirnya Tissa tiba di London. Nuansa kota yang mewah nan ilegan ini adalah tempat ketiga Tissa pergi keluar negeri. Tissa langsung menelpon Reza untuk menjemputnya.
"Halo, Assalamu'alaikum. aku udah sampe nih di London." ujar Tissa lewat telepon."Iya, aku lagi di jalan nih. Bentar lagi nyampe." jawab Reza.
"Iya, aku tunggu." ucap Tissa seraya mematikan telepon.
Tissa pun menghampiri resto terdekat dari bandara. Sebenarnya Tissa agak ragu untuk masuk ke resto, takut makanan dan minumannya tidak halal. Tapi hanya sekedar membeli minuman biasa, tidak apa - apa kan?
Menu minuman di resto ini sangat ribet. Nama minumannya begitu panjang, padahal itu cuma jus pokat di campur susu coklat.
"I want to buy some orange juice plus milk and filtered yoghurt, please. " ucap Tissa sambil menunjuk gambar di menu.
"Okay, please wait, Ma'am. " ucap Pelayan seraya pergi.
Tissa melihat - lihat kesekitar. Banyak orang yang bersama pasangannya di restoran ini. Tentu saja, karena ini memang kota yang romantis.
Ponsel Tissa berbunyi.
"Halo Tissa, kamu dimana?" ucap Reza.
"Aku lagi di restoran dekat bandara." ujar Tissa seraya melihat keluar.
"Yaudah, aku kesana ya." ucap Reza dan langsung mematikan telepon.
Pesanan Tissa sampai.
"This is your order, Ma'am. Enjoyed!" ucap pelayan.
"Thank's." jawab Tissa.
Reza pun tiba di restoran dan langsung masuk menemui Tissa.
"Reza." ucap Tissa seraya bangkit dari duduknya.
Reza tersenyum.
"Look at you, you are very different now." ujar Reza.
Tissa tersenyum.
"Thank's." ujar Tissa.
"Yaudah kita langsung berangkat ya?" ujar Reza.
"Gak mau minum dulu?" tanya Tissa.
"Gak usah, ntar telat." jawab Reza.
Tissa mengangguk.
"Waiter, bill please." panggil Tissa pada pelayan.
Pelayan pun memberikan tagihan dan langsung dibayar oleh Tissa.
Mereka langsung berjalan menuju mobil.
"Kenapa sih? Kok buru - buru banget?" tanya Tissa.
"Ada yang mau aku kenalin ke kamu." jawab Reza.
"Siapa?"
"Liat aja nanti." ujar Reza.
Tissa mengangguk.
Setelah 40 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah megah nan mewah. Rumah ini cukup ramai. Semua pria memakai pakaian formal sedangkan wanitanya memakai dress yang sangat cantik. Sungguh tidak sesuai dengan pakaian Tissa sekarang yang menggunakan pakaian casual dan hanya Tissa yang berhijab disini.
"Tissa, kamu tunggu disini ya, Aku mau ganti baju dulu." ujar Reza.
Tissa mengangguk sambil tersenyum. Tissa duduk diantara tamu - tamu yang datang. Mereka semua berbahasa inggris Britis, Membuat Tissa agak canggung berbicara.
Tak lama kemudian, Reza kembali dengan seorang wanita cantik bermake up tebal. Reza tak menyapa Tissa yang menunggunya dari tadi.
Ting ting ting ting
Reza mengetuk - ngetuk gelas dengan garpu.
"Attetion everyone, today is a very important day for me and Zera. Thanks to all of you for coming. Today I will propose to Zera and you are the witnesses!" ucap Reza seraya meletakkan gelas yang ia ketuk tadi.
Translate:
Perhatian semuanya, hari ini adalah hari yang sangat penting untuk aku dan Zera. Terima kasih untuk kalian semua yang telah datang. Hari ini Aku akan melamar Zera dan kalian adalah saksinya!Semua orang bertepuk tangan.
Wanita inggris itu tersenyum bahagia karena akan menjadi Istri Reza.Tissa terpelongo.
"Zera, will you be mine?" tanya Reza seraya berlutut dan menyerahkan cincin di depan Zera.
Tissa menutup mulutnya.
Zera menjadi salah tingkah.
"I will." jawab Zera tersenyum haru.Reza langsung memakaikan cincinnya dan langsung memeluk Zera.
Semua orang berdiri dan bertepuk tangan untuk Reza dan Zera. Ada juga yang bersorak untuknya."Awhh.. Sakit Ya Allah.." lirih Tissa mengelus dadanya. Matanya mulai berkaca - kaca.
Reza berjalan menghampiri Tissa. Tissa refleks langsung mengelus matanya.
"Tissa, maaf ya aku gak ngampirin kamu dulu. Soalnya udah rame banget, kasian mereka udah nungguin dari tadi." ujar Reza.
"I-iya gak apa - apa kok." ucap Tissa menetralisir suaranya.
"Oh ya, kenalin, ini Zera yang kini resmi menjadi calon istri aku." ucap Reza seraya mencium pipi Zera.
"Astagfirullah." ucap Tissa pelan.
"Eh, maaf maaf, aku refleks." ujar Reza.
Tissa tersenyum kecut seraya mengangguk.
"Dan aku juga mau kasih tau ke kamu kalo sekarang, aku udah jadi atheis." ujar Reza.
Tissa mengerutkan alisnya.
"Iya, jadi dulu setiap kamu ingetin aku untuk sholat, aku iyain aja. Takut kamu kecewa. Jujur, aku capek bertuhan." lanjut Reza.
"Semua pilihan ada di kamu, hidup itukan pilihan. Berani memilih, berani bertanggung jawab." ucap Tissa.
Reza mengangguk.
"Yaudah, dimakan ya makanannya, halal kok. Aku kesana dulu." ujar Reza seraya meninggalkan Tissa.
Tissa mengangguk.
Tissa sangat kecewa dengan Reza. Sungguh sangat kecewa. Hingga membuat rasa benci muncul dihatinya.
"Ya Allah, kenapa jadi gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah Bobrok! ✔ [TAHAP REVISI]
Roman pour Adolescents"Saya mohon, satu hari aja, jangan buat masalah!" pinta Ian. "Emang gue pernah buat masalah?" Tissa yang biasanya hidup bebas, kini harus terkekang dengan aturan pesantren. Ditambah lagi dengan pengawal amatiran yang diperintahkan untuk mengawasi...