Hari kedua Tissa dirumah sendirian. Seperti kemarin, Tissa melanjutkan kegiatannya. Marathon drakor.Saat sedang asyik menonton, Aileen malah bangun. Tissa pun menghampiri bayinya yang menangis itu.
"Yah, Aileen..Kemarin disuruh bangun gak mau, giliran gak digangguin malah gangguin Mama." ujar Tissa seraya mengangkat Aileen dari boxnya.
"Kamu mau apa sayang? Jangan nangis terus." ujar Tissa bingung.
Tissa sudah memberikan Aileen susu, tetapi Aileen tetap tidak mau."Kita jalan - jalan aja ya?"
Tissa pun ingin membawa Aileen keliling perumahan, tetapi cuaca sedang tidak mendukung. Tissa akhirnya berencana pergi kerumah sahabatnya, Syifa.
"Kita kerumah Syifa aja ya?" ujar Tissa seraya mengambil ponselnya dimeja kamar.
Tissa menelpon Syifa untuk menanyakan keadaan rumahnya.
"Assalamu'alaikum, Halo Syifa!" ucap Tissa melalui telepon.
"Wa-wa'alaikumsalam, ada a-apa ya Tiss?" tanya Syifa.
"Suara kamu kok kayak gemeteran gitu? Kamu sakit?" tanya Tissa mulai khawatir.
"Eng-enggak kok, alhamdulillah aku sehat." jawab Syifa ragu.
"Gak usah bo'ong, kamu kalo bohong sama aku pasti ketahuan."
"Aku gak apa - apa Tissa." tegas Syifa.
"Yaudah deh, aku mau kerumah kamu, boleh gak?" tanya Tissa.
"Ha? Ngapain?"
"Kok kayak kaget gitu? Ya mau main lah!" ujar Tissa.
"Enggak bisa, Tissa."
"Kenapa gak bisa?"
"Su-suami aku lagi dirumah."
"Ya bagus dong, sekalian kenalan."
"Enggak - enggak, mertua aku mau dateng." bohong Syifa lagi.
"Yaudah, aku bantuin kamu beres - beres." ujar Tissa.
"Pokoknya gak bisa Tissa!" tegas Syifa.
"Kamu lagi stres ya? Pokoknya aku kesana buat nemenin kamu, titik!" ujar Tissa seraya menutup telpon sepihak.'Gak tau apa kalo aku lagi gabut!' ujar Tissa.
Sedangkan Syifa disana sedang khawatir dengan kedatangan Tissa. Ia takut ketahuan Suaminya yang akan marah bila dia membawa temannya kerumah.
"Kamu ngapain?" suara bariton Pria yang sangat Syifa takuti, muncul di belakangnya.
"Eh, bukan apa - apa Mas, ngangkat telpon dari Sahabat Syifa aja tadi." ujar Syifa.
"Ngomongin apa kamu sama dia?" tanya Suami Syifa.
"Ka-katanya dia mau kesini, Mas." ujar Syifa takut dimarahi.
"Ngapain?"
"Gak tau Mas, katanya cuma mau main aja."
"Yaudah, tapi jangan bawa orang lain selain dia!" tegas Suaminya.
Syifa mengagguk.
Setengah jam kemudian, Tissa datang dengan membawa bayinya dan beberapa makanan ringan.
"Assalamu'alaikum, Syifa."
"Wa'alaikumsalam, kamu udah nyampe, ayo masuk!" jawab Syifa membukakan pintu.
"Sebentar ya, aku bikinin minum." ujar Syifa.
Tissa mengangguk.
Lima menit kemudian, Syifa kembali membawa dua gelas minuman.
"Nih, minum." titah Syifa.
Tissa mengangguk. Tissa menoel tangan Syifa, hendak menanyakan sesuatu.
"Suami kamu mana? Katanya ada." tanya Tissa.
"Dia lagi di kamar." ujar Syifa.
"Panggilin dong, suruh gabung."
"Dia orangnya gak suka ngobrol, jadi mending ga-"
"Permisi."
Ucapan Syifa terpotong oleh Suaminya yang baru saja turun dari kamarnya.
Tissa dan Syifa, sontak berdiri.
Tissa menundukkan kepalanya."Kenalin, saya Tissa." ujar Tissa memperkenalkan diri.
"Vino." balasnya datar.
"Saya mau pergi dulu, permisi." ujar Vino yang langsung pergi tanpa melirik ke Istrinya.
Tissa keheranan dengan sikap Suami Syifa.
"Lagi berantem?" tanya Tissa setelah Vino keluar dari rumah.
"Enggak, dia emang begitu." ujar Syifa.
"Kamu kalo ada apa - apa sama Suami kamu, cerita aja ke aku, ya?" titah Tissa.
Syifa mengangguk dan tersenyum kecut.
"Sebenernya aku pingin cerita, tapi aku takut Tiss, takut disiksa lagi."
Thanks for reading..
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah Bobrok! ✔ [TAHAP REVISI]
Teen Fiction"Saya mohon, satu hari aja, jangan buat masalah!" pinta Ian. "Emang gue pernah buat masalah?" Tissa yang biasanya hidup bebas, kini harus terkekang dengan aturan pesantren. Ditambah lagi dengan pengawal amatiran yang diperintahkan untuk mengawasi...